16. Rencara Liburan

3K 149 0
                                    

"dan sekarang kalian jadi suami istri"kata Rendra.

"Dulu gue minta Lo buat nikahin Dita karena dia perempuan dan lo laki-laki dan dalam keadaan seperti itu"Jelas Rendra, sebenarnya dia tidak ingin Dita menikah dengan Gilang karena Gilang yang sudah punya kekasih, tapi mau bagaimana lagi.

"Iya gue ngerti kok"Gilang tersenyum. Dia tidak menyalahkan Rendra tentang hal ini.

"Masih ingat perkataan gue dulu waktu lo mau bawa Dita pergi?"tanya Rendra. Gilang nampak berfikir dan mengingat-ingat Perkataan kakak ipar nya.

"Seperti nya Lo udah lupa, gue akan jelaskan lagi"kata Rendra, dia menatap wajah Gilang dengan serius.

"Seandainya lo gak sanggup sama Dita, Lo balikin dia kerumah dengan baik-baik. Anter dia sampe kerumah"sambung Rendra dengan tersenyum. Gilang terdiam dia tidak terima jika istrinya kembali kerumah orang tuanya, dia tidak suka dengan perkataan Rendra.

"Dita itu seperti permata dirumah kami, dia dijaga dengan baik dan dididik dengan baik dan lo beruntung menjadi laki-laki yang mendapatkan nya, oh ya dan satu lagi gue gak mau persahabatan kita hancur gara-gara berubah setatus jadi adik ipar"kata Rendra, dia terkekeh pelan.

"Gak lah, mana mungkin kita udah lama sahabatan dan gak akan rusak gitu aja"jawab Gilang tersenyum.

"Oh ya, karena gue baik gue beri lo cuti kerja"kata Rendra. Gilang mendongok apakah benar dia mendapat cuti bekerja, tapi dia tidak suka jika cuti bekerja dia tidak punya pekerjaan lain restoran nya juga diurus oleh orang kepercayaan nya.

"Mau berapa hari cutinya?"tanya Rendra. Gilang nampak berfikir, Rendra tau pasti sahabatnya ini tidak mau mengambil cuti yang diberikan padanya.

"Gak ada penolakan"sambung Rendra. Gilang mengangguk pertanda dia setuju mengambil cuti itu.

"Mau berapa hari, dua Minggu atau satu bulan?"tanya Rendra, Gilang menatap serisus kakak iparnya itu jika cuti kerja hanya beberapa hari kenapa ini sampai bulan.

"Tiga hari"jawab Gilang. Rendra menggeleng kan kepalanya, dia tidak setuju dengan permintaan adik iparnya.

"Satu Minggu, udah itu yang paling sedikit"kata Rendra lagi.

"Itu terlalu lama, gue bakalan bosan dirumah aja"jelas Gilang. Rendra tidak habis fikir dengan orang disamping nya ini, kenapa dia tidak menggunakan waktunya untuk bersenang-senang dengan sang istri.

"Tenang"jawab Rendra, dia berjalan kearah meja kerjanya dia membuka laci dan mengeluarkan amplop berwarna putih, Rendra menyerahkan amplop itu kepada Gilang.

"Apa?"tanya Gilang bingung.

"Itu tiket liburan ke Bali, Hem...gimana ya ini hadiah pernikahan dari gue"jawab Rendra.

"Kalian bisa pergi bersama, lagi pula kalian belum bulan madu kan"sambung Rendra kembali. Sebenarnya dia ingin memberikan tiket ke Paris tapi tidak jadi dia lebih memilih ke Bali, karena Dita sangat suka tempat itu.

"Kakak ipar yang baik"jawab Gilang tersenyum.

"Kalian bisa berangkat besok atau lusa"kata Rendra. Gilang mengangguk beruntung dia mendapat sahabat dan kakak ipar yang baik seperti Rendra.

.
.
.

"Assalamualaikum"kata Gilang membuka pintu.

"Waalaikumsalam... Udah pulang"jawab Ririn, dia juga baru pulang dari butiknya. Hari ini butiknya sangat rame dia sampe kualahan nangananinnya.

"Dita mana mah?"tanya Gilang duduk disamping mamanya.

"Dia diatas baru aja naik"jawab Hana. Dita baru saja naik karena dia habis ngobrol dengan mama mertuanya, setelah Dita naik tidak lama Gilang datang.

"Mah besok aku sama Dita mau ke Bali"kata Gilang. Ririn yang semula duduk bersandar kini sudah duduk tegap, dia tersenyum menatap anaknya ini.

"Aku cuti satu Minggu ditambah dapet tiket ke Bali"sambung Gilang. Ririn tau pasti itu permintaan Rendra kalau tidak mana mungkin Gilang mau mengambil cuti, saat sakit saja dia masih masuk kerja.

"Yaudah kamu kasih tahu Dita gih, dia pasti seneng"jawab Ririn tersenyum. Gilang berlalu meninggalkan sang mama dia akan segera menyampaikan ini pada istrinya.

Ceklek.

Pintu terbuka sedikit Gilang melongo melihat Dita yang sedang ganti baju didepan lemari, dia belum menyadari kehadiran Gilang dibelakangnya. Saat menengok ke belakang Dita sangat terkejut melihat Gilang berada dibelakangnya. "Kak- kakak dari kapan ada disitu?"tanya Dita gugup.

"Udah dari tadi"jawab Gilang tersenyum jahil. Mata Dita membola sempurna mendengar itu jadi Gilang melihatnya berganti pakaian.

"Ih kakak"pekik Dita, dia sangat malu pipinya memanas. Ini salahnya sendiri yang tidak mengunci pintu kamar saat ganti baju.

"Kenapa gak dikunci?"tanya Gilang. Dia berjalan mendekati istrinya yang sedang merasa malu, Gilang tersenyum melihat rona merah diwajah istrinya.

Sahabat Kakakku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang