50. Akhir

7.4K 182 6
                                    

Sudah satu Minggu sejak kelahiran dua buah hatinya, yang Gilang beri nama "Brian Deva Alvaro dan Briana Devi Alvaro"

Gilang sangat bersyukur dikarunia anak yang sangat tampan dan cantik juga imut. "Sayang jangan digigit jarinya"kata Gilang melepas tangan putrinya yang menempel dimulutnya.

"Kenapa nangis nak?"tanya Gilang pada putranya yang meronta ronta dan menangis.

"Gilang Brian kenapa?"tanya Hana, dia ikut duduk disamping sang menantu.

"Gak tau Bund, tiba-tiba nangis"jawab Gilang, Gilang akan panik saat melihat anaknya menangis.

"Mungkin laper kali bund"sambung Gilang lagi.

"Cucu Oma kok nangis kenapa?"tanya Ririn yang baru saja datang dari dapur.

"Gak tau mah"jawab Gilang, dia memang tidak mengerti pernah suatu malam saat Riana menangis, dia malah bertanya pada bayi itu, "kamu kenapa nangis, apa haus"sungguh Ririn dan juga Hana tidak bisa menahan tawanya.

"Sini biar Riana sama Oma aja ya"kata Ririn, dia sangat menyayangi kedua cucunya itu. Cucu yang selama ini dia nantikan.

Gilang sangat bahagia karena ada mertua dan mamanya yang membantu menjaga twins, itu sangat membantu dirinya apalagi dia harus bekerja.

"Mah, bund Gilang kekamar dulu ya mau ambil hp"kata Gilang. Setelah itu dia berjalan menaiki anak tangga yang menuju kamarnya.

Ceklek.

Bibir Gilang melengkung membentuk senyuman saat melihat foto diatas nakas, foto wanita yang sangat dia cintai siapa lagi kalau bukan istrinya.

Dia duduk dipinggir ranjang sambil menatap foto sang istri, pandangan nya beralih pada ponsel disebelah foto itu yang berdering. Itu adalah suara ponselnya.

"Hallo"kata Rendra disebrang sana.

"Kenapa?"tanya Gilang pada sahabatnya juga kakak iparnya.

"Bunda ada disitu?"tanya Rendra, bundanya itu pergi dari rumah dan tidak bilang kesiapa-siapa.

"Iya bunda ada disini"jawab Gilang. Rendra menutup sambungan telfon setelah memberitahu jika dia dan anak istrinya akan datang.

Ceklek.

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sosok wanita cantik sedang berdiri diambang pintu, Gilang menoleh kearah pintu kamar mandi. Senyumnya kembali mengembang bisa melihat wanita yang menjadi ibu dari anak-anaknya.

"Kakak"panggil wanita itu dengan tersenyum, rambutnya yang basah menambah kecantikan dan pesonanya. Dia berjalan menghampiri Gilang yang masih duduk dipinggir ranjang.

"Jangan tinggalin aku lagi"kata Gilang memeluk erat tubuh wanita itu.

"Kakak Dita gak bisa nafas, terlalu erat meluknya"protes Dita, iya Dita istri Gilang Alvaro.

_Flashback.

Suster meminta Gilang untuk mengadzani putra putrinya terlebih dahulu. Setelah selesai mengadzani kedua anaknya, Gilang meletakkan kedua anaknya disamping sang istri yang sudah berbaring tidak bernyawa.

"Kamu gak pengen ngeliat anak kita dulu?"tanya Gilang pada Dita.

"Liat yang perempuan dia cantik kayak kamu, yang laki-laki ganteng kayak aku"kata Gilang sambil tertawa kecil, namun air mata nya sudah mengalir perlahan.

"Hidungnya mirip aku semua"sambung Gilang lagi, semua nya sudah tidak bisa menahan air matanya termasuk Rizky bocah kecil itu menanagis dipelukan sang bunda.

Sahabat Kakakku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang