Duduk diranjang dengan kaki bergelantung kelantai, air matanya menetes. Bagaimana nasibnya setelah ini, jika sikap suaminya masih sama dan tidak akan pernah ada cinta untuk dirinya.Cinta suaminya hanya untuk kekasihnya tidak untuk dirinya.
Pukul 23.00
Dita masih terjaga, matanya tidak sama sekali mengantuk, "kenapa gak mau tidur sih"Dita kesal dengan dirinya sendiri.
"Kak Gilang sedang apa disana ya?"
"Apa dia sudah tidur"Dita bermonolog dengan dirinya sendiri. Diliriknya ponsel disebelahnya dia ragu ingin menghubungi Gilang.
"Aku coba aja, gak ada salahnya juga kan"dengan tersenyum Dita mengetik nama "Kak Gilang"diponselnya. Nomor Gilang tersambung tapi tidak kunjung dijawab, Dita menghela nafasnya panjang pasti lelaki itu sudah tidur begitulah pikirnya.
Dia meletakkan kembali ponsel nya diatas nakas, Matanya terpejam beberapa saat sebelum kembali terbuka karena suara deringan ponsel.
Kak Gilang
Nama itulah yang berada di layar ponsel Dita. Dengan cepat dia mengambil ponselnya dan menggeser ikon hijau untuk menjawab.
"Hallo"kata Dita dengan tersenyum dia sangat bahagia Gilang menelfon nya kembali.
"Hallo ta, kenapa tadi telfon?"tanya Gilang disebrang sana. Dita meringis pelan apa tidak boleh dia menelfon suaminya sendiri.
"Ehm, gak apa-apa kok kak, kalau gitu kakak tutup aja telfonnya"jawab Dita. Terdengar suara deheman pelan dari Gilang.
"Kamu belum tidur?"tanya Gilang pada Dita. Dita langsung tersenyum ternyata suaminya perhatian kepadanya.
"Aku gak bisa tidur kak, ehm maaf ya kak tadi aku telfon kakak pasti kakak udah tidur kan?"
"Gak kok, aku belum tidur. Tadi habis dari toilet"jelas Gilang. Nadanya juga masih sama datar dan cuek.
"Kak Gilang udah makan?"tanya Dita, dia menggigit bibir nya kuat-kuat.
"Udah kok tadi sama kakak kamu, kalau kamu udah makan?"
"Ehm Dita gak laper kak"memang benar Dita tidak lapar itu sebabnya dia tidak makan.
"kak, aku ada dirumah bunda sama ayah, tadi aku udah izin mama tadinya mau izin Kakak gak jadi kakak kan lagi sibuk"
"Iya gak apa-apa kok, kalau gitu aku tutup dulu telfon nya"setelah mengatakan itu Gilang langsung memutus telfonnya.
Dita sangat bahagia bisa berbicara dengan suaminya meskipun sedikit tapi dia tetap bahagia.
_Dilain tempat.
Gilang membuang ponselnya ketengah ranjang, dia mengacak rambutnya. Dia memang bodoh kenapa dia memperlakukan Dita seperti itu, tidak seharusnya dia seperti itu. Tapi bagaimana lagi itu begitu mengejutkan bagi Gilang yang tiba-tiba menikah dengan Dita.
"Apa aku keterlaluan dengannya?"
"Tapi aku belum terbiasa dengannya, memang dulu aku sempat suka padanya tapi itu saat dia masih SMA, dan setelah aku bertemu Fani aku jatuh cinta kepadanya"
"Kasihan juga dia, dia gak salah apa-apa. Disini aku yang brengsek karena perselingkuhan Fani aku nikahin dia, seolah-olah dia pelampiasan ku"
"Aahhkk"Gilang berteriak dan meninju tembok, tangannya mengeluarkan darah segar. Tapi baginya itu tidak sakit.
"Brengsek"lagi-lagi dia memukul tembok didepannya. Dia melirik ponselnya yang dia lempar tadi, ponsel itu berbunyi pertanda ada pesan setelah itu ponselnya berdering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kakakku✓
General FictionSQUEL RENILA Lulus dengan nilai terbaik dikampusnya saat umurnya belum genap 22 tahun adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang Anindita Fadhilah. Diusianya saat ini juga dia belum pernah terikat dengan hubungan yang biasa disebut dengan pacaran. ta...