20. Oleh-oleh

2.5K 138 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Dita dan Gilang berada dibali, mereka pergi ke pasar tradisional ubud untuk membeli beberapa oleh-oleh untuk semua orang.

Mereka juga sudah mengunjungi beberapa wisata seperti pantai Kuta, pantai Pandawa, Garuda Wisnu kencana yaitu patung yang melambangkan dewa Wisnu yang menunggangi garuda agung sebagai sahabatnya, Bali zoo dan juga pasar seni Kumbasari.

Dita sibuk memilih milih oleh-oleh untuk keluarga nya, sedangkan Gilang hanya melihat Dita yang berbelanja. Dia tidak mengerti harus membeli apa. Dan dia teringat oleh-oleh yang diminta mamanya apakah Dita sudah membelinya.

"Oleh-oleh buat mama udah?"tanya Gilang. Dita menengok kebelakang menatap Gilang sebelum akhirnya mengangguk.

"Mana?"tanya Gilang penasaran dengan oleh-oleh yang diminta mamanya.

"Ini"katanya pada Gilang, dia menunjukkan paper bag yang dia pegang, didalam paper bag itu terdapat baju dan juga tas.

"Apa waktu dibandara mama minta tas dan baju?"tanya Gilang. Dita yang mendapat pertanyaan seperti itu bingung apa yang harus dia katakan pada Gilang jika mamanya meminta cucu padanya, yang sudah jelas-jelas sudah bersemayam didalam rahimnya.

"Kakak ayo kesitu"kata Dita. Dia sengaja mengajak Gilang untuk berpindah tempat.

Setelah lelah berkeliling mereka pergi ke restoran untuk makan siang setelah itu bersiap untuk pulang.

"Udah selesai semua?"tanya Gilang pada Dita. Dita sedang membereskan oleh-oleh yang dibelinya kemarin dan hari ini.

"Udah kok"jawab Dita. Oleh-oleh yang terakhir juga sudah dia masukkan sekarang tinggal mereka yang bersiap untuk cek out dari hotel.

Setelah cek out mereka pergi kebandara menggunakan taxsi, disana mereka menunggu sekitar setengah jam sebelum akhirnya pesawat yang mereka tumpangi terbang keudara.

Saat didalam pesawat Dita merasa pusing dikepalanya. "Kenapa?"tanya Gilang yang melihat Dita memejamkan matanya.

"Aku pusing kak"jawab Dita. Gilang menyerngit bingung bagaimana bisa Dita menaiki pesawat bisa pusing, dia selalu pergi menggunakan pesawat jika bersama keluarga nya, dan kemarin saat berangkat dia juga baik-baik saja.

"Tidur kalau gitu"kata Gilang. Tangannya mengarahkan kepala Dita untuk bersandar dipundaknya, Dita tersenyum kecil sebelum matanya benar-benar tertutup.

Setelah dua jam penerbangan mereka sampai dibandara Soekarno Hatta pada pukul setengah lima sore, kemudian mereka kembali kerumah menggunakan taxsi tidak mungkin dia meminta mamanya untuk menjemputnya.

"Assalamualaikum"kata Dita dan Gilang bersama. Dilihatnya rumah sangat sepi hanya bik Inah yang menjawab salam dari mereka.

"Bik mama mana?"tanya Gilang, sedangkan Dita dia menyandarkan kepalanya yang pusing disofa, saat turun dari pesawat tadi membuat kepalanya semakin sakit.

"Nyonya belum pulang den, katanya dibutik sibuk banget banyak pesenan"jawab bik Inah.

Gilang yang melihat Dita seperti itu menjadi kasian, ada apa dengan istrinya kenapa terlihat pucat dan lemas. "Dita"panggil Gilang.

Dita membuka matanya perlahan saat mendengar namanya dipanggil. "Masuk kamar aja"sambung Gilang. Dita mengangguk saat berhasil berdiri kepalanya tiba-tiba terasa berputar pandangannya juga buram. Untung Gilang memegangi tubuh Dita jika tidak pasti kepala Dita sudah terbentur meja.

"Kamu gak apa-apa?"tanya Gilang, ada rasa khawatir pada dirinya saat melihat istrinya. Dita masih mengangguk dan berusaha berjalan dengan pelan.

Akhirnya Gilang menggendong Dita menuju kamarnya, tidak mungkin dia tega melihat istrinya dengan susah payah berjalan untuk pergi kekamarnya.

Sahabat Kakakku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang