Setelah menempuh kurang lebih dua jam Dita dan Gilang sampai dibali dengan selamat. Sesampainya di hotel Dita membereskan pakaian nya dan juga suaminya, mereka sampai dihotel pukul lima sore.
"Aku mau mandi dulu"kata Gilang. Tubuhnya hilang dibalik kamar mandi. Seperti biasa Dita akan menyiapkan pakaian untuk suaminya.
Pemandangan dari hotel yang mereka tempati sangat indah, dari lantai sepuluh Dita bisa melihat keindahan laut biru. "Indah banget"gumam Dita.
"Kamu gak mandi?"tanya Gilang yang sudah selesai dengan acara mandinya.
"Ehm, iya kak sebentar lagi"jawab Dita. Dia masih asik menikmati pemandangan diluar sana. Pemandangan yang sangat memanjakan matanya.
"Bajunya udah aku siapin kak diatas tempat tidur"sambung Dita lagi. Gilang segera memakai pakaian nya didalam kamar mandi, kemudian Dita segera mengambil handuk yang dipakai Gilang untuk digantung.
Gilang merebahkan tubuhnya diranjang, dia melirik Dita yang mengambil pakaian dari Lemari disudut kamar.
"Kak aku mandi dulu"kata Dita berlalu kekamar mandi. Setelah selesai Dita menggunakan berbagai perawatan diwajahnya.
Sebelum itu dia mengambil masker untuk wajahnya, setelah masker itu tertempel dia menyusul suaminya diranjang. Gilang melirik Dita sekilas yang memainkan ponselnya dengan asyik.
"Ngapain?"tanya Gilang heran melihat Dita tersenyum sendiri.
"Nonton komedi"jawab Dita. Setelah lima belas menit Dita melepas masker dari wajahnya.
"Kak nanti malem kita keluar mau gak?"tanya Dita, dia sangat berharap jika Gilang menuruti permintaan nya.
"Mau jalan-jalan kemana?"tanya Gilang bangkit dari tidurnya.
"Terserah kakak aja, yang penting sama kakak"jawab Dita. Dia ingin menghabiskan waktu bersama Gilang saat disini kapan lagi dia bisa berduaan dengan Gilang.
Seperti permintaan Dita malam ini mereka akan pergi untuk menikmati keindahan Bali. "Kak kita cari makan dulu yuk"kata Dita. Sejak keluar dari hotel dia terus tersenyum dan menggandeng lengan suaminya.
"Iya"jawab Gilang sangat singkat. Dita tidak mempermasalahkan itu yang terpenting dia makan perutnya sangat lapar.
Selesai dengan makan malam Gilang membawa Dita ke yellow bridge dan pantai kuta Bali. "Wah bagus banget"gumam Dita takjub melihat pemandangan dihadapannya saat ini.
"Kakak lihat lah pemandangan nya sangat bagus"kata Dita, dia berjalan kedepan tapi tidak dengan Gilang laki-laki itu berdiri dipenggir jembatan memandang lautan lepas.
Dita mengeluarkan ponselnya, diam-diam dia memotret wajah suaminya yang sangat tampan. Ditambah posenya yang sangat bagus kedua tangan yang dimasukkan kesaku celana, dan pemandangan disekitar nya juga sangat bagus.
"Ayah kamu memang tampan"gumam Dita. Dia menatap gambar yang baru diambilnya dan berganti menatap perutnya. Dia tidak ingin orang-orang curiga Jika dia sedang hamil.
Dita juga mengambil fotonya sendiri dengan berselvi, pemandangan nya sangat bagus dimalam hari. "Rasanya aku tidak ingin pulang"kata Dita.
Saat perjalanan pulang Dita membuat foto Gilang menjadi wallpaper ponselnya. "Bagus"gumamnya. Gilang menoleh kearah istirnya.
"Apa yang bagus?"tanya Gilang. Dia fokus dengan kemudinya tapi dia bisa melihat dan mendengar Dita yang berada disampingnya.
"Oh itu foto"jawab Dita gugup.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi Dita tak kunjung menutup matanya sedangkan Gilang sepertinya laki-laki itu sudah tidur dengan membelakangi Dita.
Dia menelengkupkan wajahnya dikedua lututnya, dia harus apa sekarang dia tidak bisa tidur. Dia melirik ponselnya diatas nakas, dia memutuskan untuk bermain game saja. Siapa tau nanti dia ngantuk terus tertidur.
"Ih kok kalah sih"gumam Dita pelan. Sesekali dia melirik Gilang disampingnya, takut dia mengganggu Gilang yang tidur.
Sudah satu jam Dita bermain game diponselnya tapi dia tidak kunjung mengantuk, sedangkan batarai ponselnya sudah habis. "Huh"Dita menghembuskan nafasnya kasar.
Setelah dari kamar mandi dia tidak balik ketempat tidur melainkan dia duduk dibalkon sendirian dimalam yang sangat dingin ini. Gilang yang merasa tidurnya terganggu karena angin yang menerpa wajahnya pun terbangun.
Perlahan dia membalik badannya disana tidak ada Istrinya lalu dimana istrinya saat ini. Sedikit membenarkan rambutnya yang berantakan Gilang melihat pintu balkon yang terbuka dia yakin pasti istrinya disana.
Dita sedikit terlonjok kaget dengan suara Gilang dibelakang nya. "Ngapain?"
"Kok kakak bangun sih, aku ganggu kakak ya?"tanya Dita sedikit mendongok menatap Gilang.
Gilang ikut duduk disamping Dita dia menatap lekat-lekat wajah disampingnya. "Kenapa gak tidur?"tanya Gilang.
"Aku belum ngantuk kak"jawab Dita gugup pasalnya jaraknya dengan Gilang sangat dekat bahkan Dita bisa merasakan nafas Gilang yang hangat menerpa wajahnya.
"Ini udah jam dua belas malem"kata Gilang, dia membenarkan rambut Dita yang terbang diterpa angin. Dita semakin merasa gugup dibuatnya.
"Kakak tidur aja dulu, nanti kalau aku udah ngantuk aku tidur kok"jawab Dita. Sebisa mungkin dia menyembunyikan rasa gugupnya dari Gilang.
"Yaudah, aku tungguin kamu disini sampe kamu ngantuk"kata Gilang merebahkan dirinya dikarpet halus dibalkon. Begitupun dengan Dita, dia juga ikut merebahkan tubuhnya disamping suaminya.
"Apa kakak menyesal menikah denganku?"tanya Dita. Wanita itu menatap langit yang indah bertabur dengan bintang yang cerah, Gilang melirik Dita dia mengerutkan alisnya bingung dengan pertanyaan istrinya ini.
"Tidak aku tidak menyesal menikah denganmu"jawab Gilang sedikit tersenyum.
"Aku rasa kamu yang menyesal menikah denganku?"sambung Gilang lagi. Dita berbalik menghadap Gilang yang juga menatapnya.
"Aku tidak pernah menyesal menikah dengan kakak, aku bahagia bisa nikah sama kakak. Kakak gak pernah jahat sama aku"jawab Dita.
"Tapi aku rasa kakak yang menyesal menikah denganku"sambung Dita tersenyum. Gilang tidak menjawab perkataan Dita dia memilih untuk memeluk Dita.
Dita juga membalas pelukan itu, rasanya sangat nyaman berada dipelukan Gilang. "Apa boleh aku memeluk kakak setiap hari?"tanya Dita pelan.
Gilang tidak menjawab sebelum akhirnya dia mengangguk, Dita tersenyum dia sangat bahagia mendapat jawaban seperti itu. Lama mereka berpelukan ntah sejak kapan Dita tertidur dipelukan Gilang, Gilang sedikit menunduk kan wajahnya untuk melihat Dita yang sudah tertidur dengan pulas.
Cup.
Satu kecupan dia berikan dikening Dita. Gilang menggendong Dita untuk masuk kedalam kamar sekarang sudah setengah satu dini hari. Dengan pelan Gilang meletakkan Dita diranjang, dia juga menarik selimut sampai pinggang Dita.
"Selamat malam"kata Gilang pelan sebelum akhirnya mendaratkan kecupan dipuncuk kepala Dita.
Alarm diponsel Dita sudah berbunyi sejak tadi tapi dia tak kunjung bangun, matanya masih terpejam. Dia semakin erat memeluk Gilang begitupun dengan Gilang.
"Euh"lenguhan Dita kembali terdengar saat mendengar suara alarm berbunyi untuk yang sekian kalinya.
"Mengganggu saja"mau tidak mau Dita melepas pelukannya dan mematikan ponselnya. Dilihatnya sudah jam setengah Lima pagi dia baru tertidur berapa berapa jam saja. Dita membangunkan Gilang untuk sholat subuh bersama.
"Kak hari ini mau kemana?"tanya Dita melipat mukena nya.
"Terserah kamu, kamu maunya kemana?"tanya Gilang balik.
"Mau makan apa?"tanya Gilang pada Dita.
"Aku terserah kakak aja deh"jawab Dita duduk disofa didalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kakakku✓
General FictionSQUEL RENILA Lulus dengan nilai terbaik dikampusnya saat umurnya belum genap 22 tahun adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang Anindita Fadhilah. Diusianya saat ini juga dia belum pernah terikat dengan hubungan yang biasa disebut dengan pacaran. ta...