24. Kerak telor

2.9K 150 0
                                    

Malamnya Dita dan Gilang pergi kerumah orang tua Dita untuk memberikan oleh-oleh yang belum sempat mereka bagikan.

"Gimana liburannya?"tanya Hana heboh.

"Ya gitulah lah bund"jawab Dita tersenyum kecil.

"Minum dulu Lang"kata Farhan kepada menantunya.

"Iya yah"jawab Gilang tersenyum.

"Gilang nginep disini ya malam ini"kata Hana, dia berharap sekali Gilang mengiyakan permintaan nya.

"Besok kerja?"Tanya Rendra pada adik iparnya, Gilang mengangguk atas pertanyaan Rendra.
"Kalau besok kamu kerja, gak bisa nginep disini dong?"tanya Hana, raut wajahnya berubah sedih.

"Kalau Dita mau nginep disini gak apa-apa kok, besok setelah pulang kerja Gilang jemput lagi"jawab Gilang tersenyum. Hana mengangguk, dia setuju dengan ucapan menantunya.

"Gak ah bund, Dita mau pulang aja sama kak Gilang. Lain kali kita bisa nginep"sambung Dita, dia tidak mau tidur terpisah dari Gilang.

"Kok gitu sih, iya deh yang udah punya suami jadinya gak bisa jauh-jauh"kata Hana dengan menaik turunkan alisnya. Semuanya tertawa mendengar itu kecuali balita berusia empat dan satu tahun itu, mereka berdua asyik menonton kartun dua bocah berkepala botak.

"Kalau gitu kita pamit dulu yah, bund"kata Gilang. Setelah berpamitan Gilang dan Dita bergegas pulang kerumahnya takut kemaleman, namun ada saja ulah Dita saat dalam perjalanan pulang.

"Kakak stop"kata Dita mendadak, Gilang memberhentikan mobilnya dipinggir jalan yang sepi.

"Kenapa?"tanya Gilang. Dita menjawab pertanyaan Gilang dengan senyum manis yang dia punya.

"Aku mau beli itu"jawab Dita. Tangannya menunjuk penjual kerak telor dipinggir jalan dengan gerobak pikul.

"Yaudah tunggu sini, biar aku beliin"kata Gilang namun Dita dengan cepat menggelengkan kepalanya. Gilang menautkan alisnya bingung.

"Aku mau makan disini aja boleh gak?"tanya Dita, dengan tatapannya yang memohon pada Gilang.

"Enak banget"gumam Dita menyuapkan lagi kerak telor kedalam mulutnya.

"Sini aku suapin"kata Dita tersenyum. Dengan senang dia menyuapi Gilang yang membuka mulutnya.

"Enak banget ya"puji Dita. Gilang tersenyum melihat Dita yang makan dengan belepotan, Dita masih seperti anak kecil yang manja dan keras kepala.

Bagaimana tidak keras kepala, dia hampir menangis sebab keinginan nya untuk makan kerak telor ditempatnya tidak diiyakan oleh Gilang.

"Aku udah kenyang"kata Dita, dia sudah habis dua porsi kerak telur meskipun dengan Gilang dia menghabiskan nya.

"Ayo pulang"kata Gilang setelah membayar kerak telor dan es jeruk yang mereka pesan.

"Untung ya kak, kak Fani gak bilang kalau itu anaknya kakak kalau sampe itu anak kakak aku beneran minta dianterin pulang"kata Dita tiba-tiba, dia masih terbayang bayang tentang kehamilan Fani.

"Udah lah, gak usah dibahas lagi masalah itu. Aku gak mau bahas masalalu"Gilang berkata dengan terus fokus mengemudi.

Pukul sembilan malam mereka sampai dirumah, setelah nya mereka langsung masuk kamar karena Ririn sudah tidur dari satu jam yang lalu. "Mama kasian deh, pasti kecapekan aku gak pernah bantu lagi sih"kata Dita.

"Kamu juga gampang cepek kan"jawab Gilang mengingat Dita yang sebentar bentar capek dan mengeluh.

"Itu karena anak aku"kata Dita dalam hati. Setelah kehamilan nya dia memang sering lelah, sering laper, sering nangis semua yang dia tidak pernah lakukan bisa dia lakukan saat ini.

Sahabat Kakakku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang