Hari ini hari yang ditunggu-tunggu oleh Dita, hari ini sudah dua Minggu Gilang pergi dan mungkin hari ini akan pulang. Dia sengaja tidak ikut kebutik hanya ingin menyambut suaminya pulang.
Menit berubah menjadi jam, sekarang sudah pukul setengah lima sore tapi Gilang laki-laki itu belum juga pulang, "kenapa lama banget?"
"Hallo kak, apa kak Rendra udah pulang?"tanya Dita pada kakak iparnya.
"Udah kok ta, jam satu siang tadi udah sampe"
"Yaudah kak"
"Kemana kak Gilang, kakak udah pulang dari tadi"gumam Dita, gadis itu mondar-mandir didepan pintu kamarnya.
Dita masih berfikir positif tentang suaminya, mungkin suaminya langsung kekantor, tapi ini sudah sangat larut kemana suaminya ini pergi."apa aku telfon aja"gumam Dita pelan.
"Kok gak diangkat sih, kemana kak Gilang"gumam Dita pelan, ia yang semakin khawatir dengan Gilang.
"Aku coba telfon satu kali lagi"
Tut Tut Tut.
"Kenapa gak diangkat sih"
Ditempat lain.
"Ngapin sih kamu dateng kesini?"tanya Gilang menatap tajam wanita dihadapannya.
"Gilang aku beneran minta maaf sama kamu"jawab wanita itu memohon.
"Fani denger ini baik-baik, aku gak akan pernah balikan sama kamu lagi"mendengar itu dada Fani sesak.
"Aku gak terima kamu nikah sama Dita adik bos kamu"suara Fani mulai meninggi.
Gilang berjalan meninggalkan Fani yang menangis. "Gilang"panggil Fani sebelum dia terjatuh pingsan.
"Fani kamu kenapa?"Gilang menepuk-nepuk pipi Fani, tapi wanita itu tidak bangun. Akhirnya Gilang membawa Fani kerumah sakit.
Dokter mengatakan bahwa asam lambung Fani naik. Dengan terpaksa Gilang menemani Fani dirumah sakit karena tidak ada keluarga Fani disini. Ntah dari Mana Fani tahu bahwa dirinya berada disini.
Saat Gilang tertidur disofa, diam-diam Fani mengambil ponsel Gilang yang berada ditangan Gilang. Fani tersenyum saat menemukan nomor ponsel Dita, dia segera menyalin nomor ponsel itu diponselnya. Dengan pelan Fani berjalan kembali ke arah tempat tidurnya.
Cekrek.
Satu buah foto dia kirimkan kenomor ponsel Dita. Dia juga mengirim satu foto lagi, foto dirinya yang sedang berada didekat Gilang.
"Aku masih gak terima kamu ngerebut Gilang dari aku"gumam Fani tersenyum.
Jakarta.
Mata gadis itu berkaca-kaca melihat dua foto yang dikirim nomor tidak dikenal, dia tau itu pasti nomor ponsel Fani.
"Ternyata kak Gilang gak pulang karena lagi sama Fani"gumam Dita pelan. Air mata sudah meleleh dipipinya.
"Aku sadar disini aku yang salah udah cinta sama kak Gilang yang udah punya kekasih"sambung Dita terisak.
Saat bangun tidur mata Dita sangat sembab karena semalam an menangis, "ehm, kepala aku pusing banget. Rasanya gak enak banget sih"gumam Dita, dia merasa badannya tidak enak ditambah rasa pusing yang menyerang.
Sejak pagi Dita hanya berbaring diranjang, saat makan pun diantarkan oleh bik Inah kekamarnya. "Aku harus kedokter"kata Dita turun dari ranjangnya.
"Mau kemana non"tanya bik Inah melihat nona mudanya ini menuruni anak tangga.
"Aku mau kedokter bik"jawab Dita dengan wajah lesuh. Dia berangkat ke dokter menggunakan taxsi begitupun saat dia pulang dia juga menggunakan taxsi online, tidak mungkin dia mengendarai mobilnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kakakku✓
General FictionSQUEL RENILA Lulus dengan nilai terbaik dikampusnya saat umurnya belum genap 22 tahun adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang Anindita Fadhilah. Diusianya saat ini juga dia belum pernah terikat dengan hubungan yang biasa disebut dengan pacaran. ta...