"tidur"kata Gilang, dia membaringkan tubuhnya menghadap Dita yang masih duduk.
"Kok kakak baru pulang, kak Rendra udah pulang dari satu Minggu yang lalu"kata Dita. Dia ingin tahu apa jawaban yang diberikan suaminya ini.
"Aku masih ada kerjaan"jawab Gilang. Dita mengigit bibir dalam nya, suaminya berbohong jelas dia disana bersama Fani mantannya.
"Kak mendingan kita pisah aja gimana? aku gak apa-apa kok kalau kita pisah"Kata Dita pelan. Bohong jika dia rela berpisah dengan Gilang, dadanya sesak mengatakan itu.Gilang bangun dari tidurnya, dia menatap lekat-lekat wajah dihadapannya ini.
"Kenapa ngomong kayak gitu?"tanya Gilang menagkup pipi Dita.
"Karena aku kakak jadi pisah sama kak Fani"jawab Dita pelan.
"Aku udah ngerebut kakak dari dia, dan cinta kakak sepenuhnya untuk dia kan. Aku menjadi seperti orang jahat karena aku kalian menderita"sambung Dita dengan suara bergetar.
"Udah, gak usah ngomongin itu lagi, lebih baik kamu istirahat"jawab Gilang, ia merebahkan tubuh Dita setelah itu tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka, mereka sama-sama tidur dalam posisi membelakangi.
"Bukan karena kamu aku dan Fani pisah, itu salah dia sendiri kenapa dia selingkuhin aku, kita menikah saat aku sudah tidak ada hubungan apa apa dengan dirinya"kata Gilang, dia berkata tanpa melihat Dita, posisinya juga masih sama memunggungi Dita.
"Aku tau kak, tapi itu semua masih bisa diperbaiki jika aku tidak menikah dengan kakak"jawab Dita pelan. Posisinya juga masih sama membelakangi Gilang.
"Aku akan memaafkan semua kesalahannya, tapi tidak untuk perselingkuhan"balas Gilang, ia membalikkan tubuhnya menjadi menghadap punggung Dita. Sejak mereka menikah selalu tidur dalam posisi membelakangi.
"Tidurlah"sambung Gilang, tidak ada jawaban dari Dita, Gilang mendekatkan dirinya pada Dita kemudian memeluknya dari belakang, saat berada di Surabaya Gilang sudah memutuskan untuk belajar mencintai istrinya.
"Kak jangan gini"cicit Dita, dia sangat tidak nyaman berada diposisi saat ini. Sebetulnya dia sangat senang bisa dipeluk Gilang tapi dia mengingat kebersamaan Gilang dan Fani.
"Kenapa?"tanya Gilang, dia tidak kunjung melepaskan pelukannya. Dita menghela nafas panjang di harus bagaimana sekarang. Jantungnya sudah berdebar-debar mau lompat dari tempatnya. Tidak hanya Dita Gilang juga sama, jantungnya berpacu lebih cepat.
"Jangan sampai kak Gilang denger suara jantungku"gumam Dita dalam hati. Setelah beberapa menit mereka berdua tertidur dalam keadaan Gilang memeluk Dita dari belakang.
Pukul 04.50
Dita merasa sangat nyaman dengan tidurnya, matanya perlahan terbuka. Yang dia lihat pertama kali adalah wajah suaminya, seulas senyum terbit dibibirnya."Kakak ganteng deh, pantesan aku udah suka kakak dari aku masih SMA"gumam Dita pelan. Dielusnya rahang tegas Gilang.
"Dan sampai sekarang pun begitu, aku kira dengan aku pergi ke luar negeri bisa lupain kakak ternyata gak bisa"sambungnya lagi.
Dita melepas pelukan Rendra dari tubuhnya, dia ingin buang air kecil, dengan tergesa dia menuju kekamar mandi. "Ternyata kamu udah suka aku dari lama"gumam Gilang, Gilang memang sudah terbangun sebelum Dita bangun, tapi dia berpura-pura tidur saat Dita membuka matanya.
"Maaf gak bisa bales cinta kamu"sambung Gilang, dia merasa sangat bodoh tidak menyadari cinta dari istrinya sekarang maupun dulu.
Ceklek.
"Kakak udah bangun?"tanya Dita tersenyum. Dita memang wanita yang sangat ceria dan murah senyum, pantas jika banyak yang suka pada dirinya.
"Hem, baru aja"jawab Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kakakku✓
General FictionSQUEL RENILA Lulus dengan nilai terbaik dikampusnya saat umurnya belum genap 22 tahun adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang Anindita Fadhilah. Diusianya saat ini juga dia belum pernah terikat dengan hubungan yang biasa disebut dengan pacaran. ta...