"kata mama kamu pergi ke temu temen kamu?"tanya Gilang dengan suara lembut.
"Apa Sandy dan Sista?"tanya Gilang lagi. Dita menggeleng sebagai jawaban, dia bingung dia harus menjawab apa, apa di harus jujur Jika dia bertemu Fani mantan kekasih suaminya.
"Lalu, kamu ketemu temen kamu yang mana. Kata kakak kamu hanya mereka berdua temanmu disini"kata Gilang.
"Aku ketemu kak Fani"jawab Dita gugup, dia takut jika Gilang marah padanya.
"Fani"cicit Gilang pelan, Dita kembali mengangguk.
"Ngapain kamu ketemu dia?"tanya Gilang dengan suara seperti biasa tidak ada kelembutan disana.
"Tadi kak Fani telfon aku ngajak ketemuan"jawab Dita. Gilang terdiam dia menatap seksama wajah cantik dihadapannya.
"Lalu apa yang dia katakan?"tanya Gilang, dia penasaran apa yang ingin dibicarakan Fani pada Dita.
"Kak Fani minta aku buat ninggalin kakak"jawab Dita, mengingat itu dadanya kembali sesak dan perih.
"Tapi aku gak akan ninggalin kakak, kecuali kakak yang minta aku buat pergi. Aku akan sangat ikhlas untuk pergi karena itu permintaan kakak"jawaban Dita membuat Gilang lega, setidaknya Dita tidak menyerah padanya.
"Aku tau, aku udah ngerebut kakak dari kak Fani wajar jika kak Fani meminta apa yang dia punya"sambung Dita sambil tersenyum.
"Kamu gak ngerebut aku dari dia"jawab Gilang, dia sangat geram dengan Fani mantan kekasihnya yang masih mengusik hidupnya bersama istrinya. Dita tersenyum mendengar itu.
"Jadi kalau kakak mau balik sama kak Fani gak apa-apa kok, toh kalian masih saling mencintai bukan?"tanya Dita. Dadanya sangat sesak mengatakan itu, tapi dia tidak boleh egois hanya karena dia ada dua hati yang terluka.
"Gak, sampai kapanpun aku gak akan balik sama dia"jawab Gilang yakin. Dita menatap mata hitam Gilang tidak ada kebohongan disana.
"Apa kamu sakit?"tanya Gilang, dia teringat perkataan bik Inah yang mengatakan jika badan Dita tidak enak.
"Enggak kok kak, aku cuma capek aja makanya aku istirahat"jawab Dita tersenyum. Dibalik sifat cuek dan datar suaminya terdapat perhatian dan kehangatan yang terpendam.
"Ehm kak"Dita sangat gugup untuk berkata ini. "Seandainya kak Fani punya alesan kenapa dia selingkuh, kakak bakal maafin dia?"
Gilang menghela nafas kasar, kenapa istri nya ini membahas masalah yang seharusnya tidak mereka bicarakan. "Udahlah jangan ngomongin dia lagi, itu udah masa lalu"jawab Gilang.
Dita mengerti, suaminya tidak ingin membahas wanita yang sudah menyakitinya, apa saat Gilang tau alasan perselingkuhan Fani dia akan memaafkan nya dan menerima Fani kembali, itu lah yang berada difikiran Dita saat ini.
"Kakak udah pulang, ini masih siang?"tanya Dita. Dia baru ngeh jika suaminya sudah pulang jam segini.
"Iya tadi izin sama kakak ipar"kata Gilang sedikit bercanda pada Dita. Dita tertawa mendengar sebutan baru untuk kakaknya.
"Lebih baik kakak memanggil kak Rendra dengan sebutan itu saja. Seperti aku memanggil kak Qila"balas Dita. Gilang pikir itu bukan ide yang buruk untuk nya, mana bungkin dia terus memanggil kakak iparnya dengan namanya saja, tanpa embel-embel.
"Itu lebih baik dan sopan jika didengar"kata Dita tersenyum. Gilang mengangguk dia sedikit membenarkan rambut Dita yang berantakan karena habis tidur tadi.
"Baiklah, kamu istirahat lagi aja. Aku akan kembali kekantor, bisa-bisa aku dipecat oleh kakak ipar"jawab Gilang terkekeh.
"Jika kak Rendra berani, dia harus berhadapan denganku dulu"kata Dita tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kakakku✓
General FictionSQUEL RENILA Lulus dengan nilai terbaik dikampusnya saat umurnya belum genap 22 tahun adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang Anindita Fadhilah. Diusianya saat ini juga dia belum pernah terikat dengan hubungan yang biasa disebut dengan pacaran. ta...