_Rumah sakit.
"Dita mana?"gumam Fani yang tidak mendapati Dita diruangan nya.
Ceklek
"Loh kok ada Tante Ririn disini?"tanya Fani heran, Ririn tersenyum kecil kemudian berjalan menghampiri Fani yang sedang berbaring.
"Iya Tante jagain kamu disini, maaf ya Dita nya udah pulang kemarin"jawab Ririn, dia duduk dikursi sebelah ranjang Fani.
"Maaf ya tan, udah ngerepotin kalian"pandangan Fani menunduk, dia sangat malu pada Gilang dan juga Dita.
"Gak apa-apa kok"jawab Ririn tersenyum.
"Tante pulang aja kalau gitu, Fani gak apa-apa kok ada dokter dan suster yang jaga aku disini"Ririn memperhatikan wajah Fani lekat-lekat, sungguh berat cobaan wanita ini.
"Kamu beneran gak apa-apa, kalau tante pulang?"tanya Ririn memastikan lagi. Fani menjawab dengan mengangguk kecil.
"Yaudah Tante pulang dulu ya"pamit Ririn pada Fani. Saat keluar dari ruangan Fani, Ririn melihat anak dan menantunya berjalan menghampiri dirinya.
"Mama mau pulang?"tanya Gilang saat sudah berada di hadapan mamanya.
"Iya, mama harus ke butik tapi sebelum itu mama mau pulang dulu"jawab Ririn, sedari tadi Dita hanya diam. Begitupun saat diperjalanan menuju rumah sakit.
"Kamu kenapa?"tanya Ririn pada Dita, Dita mendongokkan kepalanya dan segera menggeleng.
"Yaudah mama pulang dulu"kata Ririn.
"Gilang anterin ya mah"kata Gilang pada sang mama. Ririn tidak mau jika meninggalkan menantunya sendiri disini, jadi dia pulang menggunakan taxsi yang sudah dia pesan.
Ceklek.
Dita tersenyum melihat Fani yang sedang duduk diranjang rumah sakit, senyum Fani mengembang melihat laki-laki yang datang disebelah Dita.
Sedangkan laki-laki itu memalingkan wajahnya ketempat lain, "kakak udah sembuh?"tanya Dita tersenyum ramah.
Fani menoleh kearah Dita, "udah kok dit, makasih kemarin udah nolongin aku"kata Fani tersenyum.
"Sama-sama kak"jawab Dita, wanita itu melirik Gilang yang berada disampingnya.
"Kak"panggil Dita pelan.
"Ayo pulang aku harus kerja"jawab Gilang menatap istrinya, Dita menautkan kedua alisnya baru saja dia datang sudah diminta pulang.
"Baru juga sampe"jawab Dita memanyunkan bibirnya.
"Aku harus kerja"Dita melihat Fani yang menatap Gilang.
"Kalau gitu kakak kerja aja, aku masih mau disini"jawab Dita. Dia sangat tidak rela Fani memandang wajah suaminya.
"Yaudah, hati-hati kalau ada apa-apa telfon aku"kata Gilang, sebelum pergi Gilang mencium kening Dita dan mengelus perut istrinya. Dita merasakan panas diwajah nya akibat ulah suaminya.
Sedangkan Fani wanita itu merasa dadanya sesak dan perih, dia sudah ikhlas jika Gilang menikah dengan Dita, dia berusaha tersenyum didepan Dita.
"Apa kakak sudah makan?"tanya Dita tersenyum. Fani menggeleng, tidak lama ada perawat yang datang membawa sarapan untuk Fani.
"Kakak makan ya"sambung Dita lagi, dia membantu mengambil kan Fani air minum dinakas.
"Aku mau pulang aja dit"kata Fani setelah selesai makan.
"Kakak belom sembuh, jadi harus dirawat dulu"jawab Dita, dia khawatir dengan kondisi Fani saat ini.
"Aku gak punya uang buat bayar rumah sakit"wajah Fani sangat sayu dengan mata yang berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kakakku✓
General FictionSQUEL RENILA Lulus dengan nilai terbaik dikampusnya saat umurnya belum genap 22 tahun adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang Anindita Fadhilah. Diusianya saat ini juga dia belum pernah terikat dengan hubungan yang biasa disebut dengan pacaran. ta...