Dita terbangun dari tidurnya Karena merasa lapar padahal dia sudah makan sebelum tidur, diliriknya jam kecil disampingnya sudah jam setengah dua belas malam.
Dengan kepala yang sedikit pusing dia turun dari ranjang berniat mencari makanan yang bisa mengganjal perutnya. Gilang merasa tidur nya hampa seperti ada yang hilang saat Dita melepas pelukannya, matanya mengerjap pelan sebelum akhirnya terbuka.
"Dita kemana"gumamnya dengan mata yang sedikit tertutup, dia melihat pintu kamarnya yang sedikit terbuka, dia yakin Dita yang membukanya.
"Ngapain?"tanya Gilang. Dia memutuskan untuk pergi mencari istrinya dan dia menemukan istrinya didapur.
"Eh kak Gilang bangun?"tanya Dita menatap Gilang.
"Kamu ngapain malem-malem didapur?"tanya Gilang lagi. Dita menggaruk kepalanya pelan sebelum dia berkata "aku laper kak"
"Bukankah sebelum tidur sudah makan"kata Gilang. Dita mengangguk kemudian tersenyum manis kearah Gilang.
"Tapi gak ada makanan yang bisa aku makan"jawab Dita. Gilang menatap isi kulkas ternyata tidak ada bahan-bahan disana hanya ada telur dan sosis.
"Nasi juga gak ada"kata Dita saat membuka rice cooker. Dibukanya lemari penyimpanan bahan-bahan makanan instan. Tangannya mengambil mie instan dari lemari.
"Jangan makan mie instan"kata Gilang, Dita sedikit kesal dengan Gilang yang mengambil mie instan nya.
"Aku laper kak"jawab Dita pelan. Gilang mengambil telur dan sosis didalam kulkas, tangannya dengan lincah memotong sosis. Tidak perlu waktu lama omelette sosis telur buatan Gilang sudah tersaju didalam piring.
"Ini"kata Gilang meletakkan masakan buatannya dimeja makan. Dita sangat takjub dengan makanan didepannya.
Kunyahan pertama dia terdiam, rasanya begitu nikmat dan sangat pas dilidahnya. "Kakak ini enak banget"puji Dita. Gilang tidak menanggapi ucapan istrinya dia mengambil gelas dan menuangkan air untuk Dita.
"Apa kakak mau?"tawar Dita. Dita menyuapkan omlet itu kedalam mulut Gilang.
"Aku tidak tahu jika kakak pandai masak"sambung Dita lagi. Dia terus saja berbicara dengan mulut penuh.
"Kalau makan jangan bicara"peringat Gilang. Baru saja Gilang memberi peringatan Dita sudah tersedak terlebih dahulu.
"Pelan-pelan aja makanya, gak ada yang minta"sambung Gilang memberikan air kepada Dita.
"Kalau tau kakak pinter masak mending aku belajar sama kakak aja dari dulu"jawab Dita.
Gilang terus memperhatikan Dita yang sedang memakan makanan buatannya, dia terlihat sangat lahap. Apa dia selapar itu?
Setelah selesai Dita ingin mencuci piring bekasnya tapi Gilang melarangnya, dia hanya duduk dimeja makan memperhatikan Gilang yang sedang mencuci piring. Seulas senyum terukir diwajah Dita saat melihat Gilang yang perhatian dengannya meskipun masih sedikit dingin menurut nya.
"Ayo"kata Gilang setelah mengelap tangannya yang basah dengan tissue. Dita mengangguk kemudian bergelayut manja dilengan Gilang.
"Sekarang tidurlah"kata Gilang. Dengan cepat dia membaringkan tubuhnya diranjang begitupun dengan Gilang.
Dita membalikkan badannya menghadap Gilang yang berbaring terlentang. Dita terus menatap wajah tampan dan tegas milik Gilang.
Cup.
Dengan sangat berani Dita mengecup pipi kanan Gilang. Gilang melirik Dita setelah dia melepaskan kecupannya, Dita yang dilirik hanya tersenyum manis.
"Selamat tidur kak"kata Dita sebelum memejamkan matanya. Dita mampu membuat Gilang tidak karuan, ada ada saja yang dilakukan Dita yang membuat jantungnya berdebar.
.
.
."Pagi mah"sapa Dita menghampiri mama mertuanya didapur, setelah istirahat tadi malam tubuh Dita menjadi lebih baik.
"Pagi sayang"jawab Ririn tersenyum.
"Maaf ya ma, kemarin aku langsung istirahat soalnya sedikit gak enak badan"kata Dita tidak enak pada mertuanya.
"Gak apa-apa sayang, tenang aja"jawab Ririn.
"Oh ya, kemarin bunda kamu nelfon mama dia tanya kamu udah pulang atau belum"kata Ririn lagi, tangannya masih sibuk dengan daging yang dipotong.
"Hp aku kemarin mati mah, jadi gak bisa ngabarin siapapun kalau udah sampe rumah"jawab Dita.
"Oh ya suami kamu mana?"tanya Ririn, yang belum melihat putranya.
"Habis subuh tadi kak Gilang tidur lagi, katanya ngantuk"jawab Dita. Memang setelah sholat subuh bersama Gilang kembali menarik selimut mungkin dia masih mengantuk sebab tengah malam dia memasakkan makanan untuk Dita.
"Yaudah gak apa-apa, biar dia libur dulu kerjanya hari ini pasti capek banget"kata Ririn yang diangguki oleh Dita.
Setelah membantu membuat sarapan Dita kembali kekamarnya, dia tidak ikut sarapan dengan mama mertuanya karena ingin sarapan dengan suaminya.
"Kakak gak bangun"kata Dita, dia sudah duduk disebelah suaminya yang masih tidur.
Hanya lenguhan kecil yang didengar Dita dari Gilang. Matanya masih terpejam dengan rapat.
"Kakak bangun dulu, sarapan nanti tidur lagi"sambung Dita berusaha membangunkan Gilang. Dengan mata masih terpejam Gilang terpaksa bangun.
"Kakak mandi dulu gih, biar aku bawa sarapannya kesini aja"kata Dita, sebelum dia mengambil sarapan dia menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya.
Dita dibantu dengan bik Inah membawa makanan itu kekamar nya, tidak mungkin dia membawa sendiri. "Makasih ya bik"kata Dita tersenyum ramah.
"Iya non sama-sama, kalau gitu bibik lanjut lagi kerjanya"jawab bik inah.
Gilang juga sudah keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk dipinggangnya, rambut basahnya menambah kadar ketampanan nya. Dita yang melihat itu segera menundukkan pandangnya, pipinya pasti sudah merah karena melihat dada telanjang Gilang.
Gilang menghampiri sang istri yang duduk disofa setelah mengganti pakaian dikamar mandi, dia hanya keluar untuk mengambil baju ganti yang disiapkan oleh Dita.
"Udah selesai kak?"tanya Dita yang melihat Gilang berjalan menghampirinya, Gilang menjawabnya dengan anggukan.
"Ini kak makanan nya"kata Dita tersenyum, Gilang segera duduk disebelah Dita, dan dengan cepat mengambil makanan yang diberikan Dita.
Mereka makan bersama tanpa berbicara apapun, hanya suara sendok yang terdengar. Dita merasakan perutnya tidak enak sesaat setelah diameneguk air putihnya.
Huek
Huek
Huek
Untungnya Dita sudah lari kekamar mandi, untuk mengeluarkan isi perutnya, Gilang yang melihat Dita berlari kekamar mandi dengan memegangi perutnya segera mengikuti Dita.
"Dita kamu kenapa?"tanya Gilang, dia berada diluar kamar mandi karena Dita sudah mengunci pintunya.
Beberapa menit tidak ada jawaban dari Dita. Membuat Gilang semakin khawatir dengan keadaan istrinya.
Ceklek.
Dita keluar kamar mandi seperti biasa, seperti tidak terjadi apa-apa terhadapnya, dia tersenyum melihat Gilang berada didepan pintu kamar mandi. "Kamu kenapa?"tanya Gilang dengan raut wajah khawatir.
Dita menggeleng pelan dan tersenyum kearah Gilang. "Gak apa-apa kok kak"jawab Dita tersenyum.
"Kakak lanjut aja makannya, aku udah kenyang"sambungnya lagi.
Gilang memperhatikan wajah Dita dengan seksama, ditatapnya mata berwarna coklat gelap milik istrinya, dia sangat suka melihat mata itu baginya itu adalah suatu keindahan ciptaan Tuhan.
"Kenapa kak, ada yang salah diwajah aku?"tanya Dita, dia mengusap-usap wajahnya dengan tangan, tatapan Gilang padanya membuat dia sangat gugup.
Gilang menggeleng kecil kemudian tersenyum, sedangkan Dita ia sngat terkesima melihat senyum itu. Senyum yang mampu membuatnya bahagia sepanjang waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kakakku✓
General FictionSQUEL RENILA Lulus dengan nilai terbaik dikampusnya saat umurnya belum genap 22 tahun adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang Anindita Fadhilah. Diusianya saat ini juga dia belum pernah terikat dengan hubungan yang biasa disebut dengan pacaran. ta...