42. Izin menikah

2.5K 118 0
                                    

"fan aku mau minta maaf sama kamu"kata Dion, dia telah menyadari smeua perbuatan nya pada Fani.

"Untuk apa?"tanya Fani yang berpura-pura tidak mengerti. Dion menghela nafasnya panjang.

"Untuk semua yang udah aku lakuin kekamu"jawab Dion. Dia laki-laki pengecut yang mau berbuat dan tidak mau bertanggung jawab.

"Aku mau tanggung jawab sama bayi didalam kandungan kamu"sambung Dion lagi, Fani mendongok dia kaget mendengar perkataan Dion.

"Gak usah becanda Yon"jawab Fani, dia tidak ingin terlalu berharap pada pertanggung jawaban dari Dion.

"Aku beneran, aku serius sama kamu"jawab Dion lagi, dia tidak ingin anaknya bernasib sama seperti dirinya yang tidak mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya.

"Aku gak tau Yon"jawab Fani, bagaimana dia mau menikah dengan Dion sedangkan dia sudah diusir oleh orang tuanya.

"Jangan fikirin tentang orang tua kamu, aku akan bicara sama mereka"Dion tahu apa yang difikirkan oleh Fani.

Dion sangat mencintai Fani, tapi dia takut untuk hidup bersama dengan seseorang dia takut kejadian dimasa kecilnya yang menimpa keluarga berakibat sama dengan dirinya. Berakhir dengan perpisahan dan kesedihan.

"Tapi aku takut Yon"jawab Fani, dia mulai terisak kecil. Bagaimana nanti saat orang tuanya tidak ingin menikah kan mereka berdua.

"Jangan khawatir aku ada disamping kamu"kata Dion.

"Tapi aku cuma bisa kasih mahar kecil, kamu tahu kan aku kerja dimana penghasilan ku berapa?"tanya Dion, Fani mengangguk Dion memang bukan orang yang berada dia hanya tinggal dengan neneknya yang sudah meninggal lima tahun lalu, dia bekerja sebagai montir dibengkel temannya, dia juga tinggal dirumah kontarakan yang sangat kecil.

Tapi Dion memberi kasih sayang dan perhatian untuk Fani, yang tidak Fani dapat dari Gilang mantan kekasih Fani.

"Aku gak masalah kok Yon, yang terpenting kamu tanggung jawab sama aku"jawab Fani tersenyum.

"Maaf karena waktu itu aku dorong kamu sampe ketabrak mobil"hanya maaf yang mampu terucap dari bibir Dion.

"Gak apa-apa kok Yon, lagian aku gak apa-apa. Beruntung ada Dita yang nolongin aku dan bayarin semua pengobatan aku dan bayar rumah kontarakan ini untuk aku"kaya Fani, Dion nampak berfikir siapa Dita? Fani tahu pasti Dion bertanya-tanya siapa Dita.

"Dita itu istri dari Gilang"kata Fani, Dion mengangguk mengerti dan kembali menatap perut Fani yang mulai besar.

"Dia baik banget"sambung Fani lagi.

"Aku cuma buat sarapan buat satu orang"kata Fani menoleh kearah Dion.

"Gak apa-apa kamu makan aja, aku mau numpang mandi disini"jawab Dion. Dia berlalu kekamar mandi disebelah dapur, sedangkan Fani dia melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda.

Lima belas menit Dion sudah keluar dengan wajah yang lebih segar dan senyum mengembang dibibirnya. "Kalau sarapannya udah selesai kita kerumah kamu. Minta izin sama orang tua kamu"kata Dion, Fani mengangguk kemudian berlalu kekamatnya untuk mengambil tasnya.

.
.
.

"Assalamualaikum"kata Dion, sedangkan Fani dia bersembunyi dibalik tubuh Dion, mereka baru saja sampai dikediaman orang tua Fani.

"Waalaikumsalam"jawab ibu Fani.

"Cari siapa?"tanya ibu Fani, dia belum menyadari jika ada Fani dibelakang pria itu.

"Saya kesini dengan fani"jawab Dion, Fani keluar dari persembunyiannya.

"Nagapin kamu kesini"tanya ibu Fani, mata ibu Fani sudah berkaca-kaca, dia sangat merindukan putrinya tapi dia tidak mau menanggung malu dilingkungan nya.

"Saya kesini ingin minta izin untuk menikahi Fani"jawab Dion dengan lantang, dia tidak akan menyerah dalam hal ini.

Akhirnya ibu Fani mengizinkan Dion dan Fani masuk kedalam. "Ngapain kamu kesini lagi"bentak ayah Fani, wajahnya tampak marah dan merah.

"Saya kesini ingin meminta izin untuk menikahi Fani om"jawab Dion, Fani hanya menunduk kan kepalanya setetes air mata jatuh kebaju yang dia kenakan.

"Jadi kamu yang menghamili anak saya"bentak ayah Fani, dia terlihat sangat marah saat tau orang yang menghamili anaknya ada didepannya.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Dengan sangat berutal ayah Fani memukuli Dion, tidak ada perlawanan dari Dion, ini adalah balasan yang setimpal untuk dirinya.

Fani sudah menangis dipelukan sang ibu, dia tidak kuat melihat Dion dipukuli oleh ayahnya sampai terkapar dilantai dengan darah yang mengalir dari hidung.

"Ayah sudah"kata Fani, dia segera memeluk tubuh Dion yang lemas tidak berdaya.

"Dion bangun"gumam Fani dengan terus menangis, dia tidak ingin terjadi apa-apa terhadap Dion.

"Gak usah nangis, aku gak apa-apa"jawab Dion tersenyum. Setelah beberapa saat Dion sudah bisa berdiri, dengan dibantu Fani dia duduk dihadapan ayah Fani.

"Kapan kamu menikahi anak saya?"tanya ayah Fani menatap serius Dion. Dion dan Fani saling tatap mendengar pernyataan ayah Fani.

"Secepatnya om kalau bisa hari ini"jawab Dion cepat, dia tidak ingin membuat ayah Fani marah padanya lagi dan memukulinya lagi. Meskipun sudah terlihat tua ayah Fani mempunyai tenaga yang sangat kuat menurut Dion.

"Kalau begitu satu minggu lagi kalian menikah"kata ayah Fani, Dion dan Fani saling menatap ada rasa lega menyeruak didada mereka masing-masing.

"Kenapa kamu baru mau tanggung jawab sekarang?"tanya ayah Fani, masih terlihat kemarahan diwajah ayah Fani.

"Saya baru menyadari kesalahan saya om, dan saya sangat menyesal"jawab Dion. Ibunda Fani memeluk putrinya, dia sangat merindukan putrinya ini.

"Fani sini"kata ayah Fani pada Fani, dengan takut Fani menghampiri ayahnya yang duduk dihadapannya.

"Maafin ayah"kata ayah Fani saat Fani sudah berada dihadapannya.

Mendengar permintaan maaf dari sang ayah membuat Fani kembali menangis, "ayah gak salah. Disini aku yang salah"jawab Fani memeluk ayahnya dengan erat.

Fani sangat bahagia dia kembali mendapat tempat dikeluarga nya lagi, "tapi pernikahan kalian hanya dihadiri oleh saksi saja"kata ayah Fani lagi.

Fani mengerti pasti ormag tuanya sangat malu jika semua orang mengetahui anaknya hamil diluar nikah. "Tidak apa-apa ayah"jawab Fani.

Dia ikhlas menerima takdirnya saat ini, takdir yang mambuat dia mendapat pelajaran berharga dari peristiwa yang dia alami.

"Kamu tinggal dimana selama ini nak?"tanya ibu Fani, saat Fani diusir dari rumah dia sangat sedih dan terus menangis sepanjang malam.

"Aku tinggal dikontrakkan Bu"jawab Fani.

"Maafin ibu ya nak"kata ibu Fani penuh kesedihan dan rasa bersalah.

"Ibu gak salah kok"jawab Fani dia kembali tersenyum menatap kedua orang tuanya.

Dion sudah kembali kekontrakannya sedangkan Fani, dia akan tinggal dirumah orang tuanya sampai hari pernikahan tiba baru dia bisa pindah ke kontarakan nya lagi.

Tapi Fani tidak diizinkan untuk keluar dari rumah meskipun sampai teras, dia diminta untuk diam dirumah saja

Sahabat Kakakku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang