32. Sandy dan Sista

2.4K 131 0
                                    

Sejak kemarin Dita mendiami Gilang, dia selalu menghindar jika bertemu Gilang. Dan dia akan tidur sebelum Gilang tidur, hal itu membuat Gilang bertanya-tanya ada apa dengan istrinya.

Sore harinya Dita pergi ke cafe untuk bertemu dengan Sista dan Sandy, tadi pagi mereka sudah janjian, Dita merasa dia butuh hiburan untuk saat ini.

"Gimana kabar Lo ta?"tanya Sandy, laki-laki itu menatap kagum wajah cantik Dita. Meskipun Sandy sudah punya kekasih tapi tetap dihatinya hanya ada Dita.

"Baik kok san"jawab Dita tersenyum, Dita tidak mempermasalahkan jika Sandy menyukai dirinya yang terpenting tidak akan merusak hubungan pertemanan mereka.

"Gak ada yang tanya kabar gue nih"kata Sista sedikit kesal, Dita dan Sandy tertawa bersamaan melihat wajah sista yang kesal.

"Iya gimana kabar Lo?"tanya Sandy, Sista mengerucutkan bibirnya, dia sangat kesal dengan Sandy jika sudah bertemu dengan Dita pasti dia dilupakan.

"Baik bapak Sandy yang terhormat"jawab sista.

"Oh ya kalian gak kerja apa, kok ngajak main sih?"tanya Dita, hari ini tidak hari libur tapi bagaimana bisa mereka bisa keluar.

"Kita bolos"jawab Sista. Dita sedikit tidak percaya bagaimana bisa sifat mereka tidak pernah hilang, suka membolos.

"Ntar dipecat baru tau rasa"kata Dita, Sista tertawa membuat orang disekitarnya melihatnya aneh.

"Gak bakalan kita dipecat"jawab sista.

"Lo masih pacaran sama pacar Lo san?"tanya Sista, dia ingin sekali bertemu dengan pacar temannya ini.

"Masih, tapi gue males sama dia. Dikit-dikit ngambek, dikit-dikit marah dan alasannya gak jelas"jawab Sandy dengan wajah kesalnya.

"Mending cepet nikahin aja deh"kata Dita tersenyum kecil, mereka berdua belum mengetahui jika Dita sudah menikah dan sedang mengandung.

"Gua sih pengin nikahnya sama Lo dit"sista membulatkan matanya dia berfikir temannya satu ini sudah bisa move on dari Dita ternyata oh ternyata.

"Gue sih gak mau"jawab Dita, bagaimana dia bisa menikah dengan Sandy jika dia tidak mencintainya dan juga dia sudah menikah.

"Hahahah, gua ngakak banget deh san, Lo itu udah punya pacar sadar napa"Sandy menatap Sista dengan kesal, karena selalu mengganggu dirinya.

"Oh ya, Lo kerja dimasa sih ta?"tanya Sista, ia penasaran dimana temannya ini bekerja. mendapat pertanyaan seperti itu membuat Dita sangat gugup, dia harus menjawab apa?.

"Aku belum kerja lagi, kemarin kan habis ngundurin diri"jawab Dita, dia memang belum kerja lagi.

"Kenapa Lo ngundurin diri?"tanya Sandy.

"Ya karena gue gak suka sama atasan gue"jawab Dita. Mereka  berbincang sampai pukul lima sore. Dan Dita baru menyadari itu.

"Gue cabut dulu ya, kalau kalian mau lanjut silahkan"kata Dita, dia ingin segera pulang untuk bertemu dengan suaminya, tiba-tiba dia ingin sekali cepat bertemu.

"Yaudah gue anterin kalau gitu"kata Sandy, laki-laki itu berdiri dari duduknya.

"Gue juga ikut dong"sambung Sista, dia juga ikut pulang. Awalnya Dita menolak untuk diantar Sandy, tapi Sista yang memaksanya jadi dia ikut mobil Sandy bersama sista.

"Makasih ya"kata Dita setelah turun dari mobil Sandy. Dia melirik mobil suaminya yang sudah terparkir rapi digarasi.

Ceklek.

"Dari mana?"tanya Gilang bersedekap dada, matanya menyorot tajam kearah Dita yang berdiri didepan pintu.

"Abis ketemu temen"jawab Dita, dia tidak ingin bertengkar saat ini, tubuhnya lelah. Keinginan nan nya untuk bertemu Gilang sudah tercapai.

"Siapa?"tanya Gilang lagi, masih sama dengan sorot mata tajam miliknya.

"Sista"jawab Dita kembali, dia meletakkan tas dimeja riasnya kemudian duduk disofa untuk membuka sepatu nya.

Gilang tersenyum menyeringi kearah Dita yang sedang membuka sepatu. "Sandy?"tanya Gilang lagi, dia menghampiri Dita yang duduk di sofa.

"Ya"jawab Dita singkat. "Udah berani bohong sekarang"kata Gilang, Dita mendongok dahinya mengerut dia tidak mengerti maksud suaminya apa.

"Maksud kakak apa?"tanya Dita sedikit berteriak, dia paling tidak suka jika dituduh berbohong.

"Jangan teriak didepan ku"kata Gilang dengan raut wajah marah. Setelah mengatakan itu Gilang keluar dari kamarnya. Sedangkan Dita wanita itu menangis, dia tidak tahu harus berbuat apa.

"Ahkk"Gilang memukul setir mobilnya, dia sedang mengendarai mobil nya tanpa tujuan, dia hanya ingin menenangkan fikirannya saja. Dia marah saat istrinya berdekatan dengan laki-laki lain.

_Flashback.

"Bukan kah itu Dita"gumam Gilang saat melihat seorang wanita yang dia kenal bersama laki-laki lain.

Sore ini Gilang memang ada meeting dicafe yang sama dengan Dita, tapi mereka sama-sama tidak tahu.

Rahangnya mengeras saat melihat rambut wanitanya dipegang oleh laki-laki lain. Yang Gilang lihat hanya Dita dan Sandy, Sista wanita itu ntah pergi kemana.

"Dia berani banget, ketemuan sama cowok. Gak izin lagi"kata Gilang, sebisa mungkin dia menahan amarahnya disini jika tidak sudah dipastikan Sandy akan babak belur oleh Gilang.

"Dia tidak menganggap aku suaminya, keluar tanpa seiizin suami"Gilang segera pergi dari cafe itu setelah meetingnya selesai.

Sebelum pulang kerumah dia kembali kekantor terlebih dahulu, tapi ternyata saat dia sampai dirumah istrinya belum juga pulang. Itu membuat dia sangat marah dan kesal secara bersamaan.

_Flashback off.

Dita semakin menangis saat melihat mobil Gilang yang keluar dari gerbang, hatinya sangat sakit.

"Sayang ayah kamu kenapa sih?"tanya Dita, masih terdengar isakan kecil dari bibirnya. Dita mengadu kepada anak dalam kandungannya.

Sampai pukul sembilan Gilang belum juga pulang, membuat Dita semakin khawatir. Suaminya itu sedang mode marah dia takut terjadi sesuatu.

Ceklek.

"Kakak dari mana?"yang Dita cepat, dia sedikit lega saat melihat Gilang membuka pintu kamar.

"Kak"panggil Dita kembali, dia menghampiri Gilang yang berjalan menuju ranjang.

"Kak Gilang"panggil Dita lagi, dia memegang lengan Gilang dengan lembut. Tapi hal itu membuat Gilang marah dihempaskanya tangan Dita.

Seketika itu mata Dita mulai berkaca-kaca sudah siap mengeluarkan air mata.

"Aku minta maaf sama kak Gilang"kata Dita, dia mengakui jika disini dirinya lah yang salah. Semua Masalah dia yang menciptakan, dia yang mendiami Gilang terlebih dahulu.

"Aku kesel sama kak Gilang, kakak gak jawab pertanyaan aku tentang kak Fani kemarin"sambungnya lagi, kini suaranya diiringi dengan isakan.

"Kenapa harus tentang dia lagi sih"jawab Gilang yang mulai kesal, dia tidak suka jika Dita membahas wanita itu lagi.

"Sekarang masa depan aku itu kamu sama anak kita"sambung Gilang lagi, suaranya mulai melembut.

"Kakak bohong"teriak Dita dengan keras, air matanya sudah mengalir kemana-mana.

"Kakak bohong sama aku, selama ini kakak baik sama aku karena aku lagi hamil kan?"tanya Dita, suaranya terdengar sangat pilu. Gilang menatap wajah Dita yang penuh air mata.

Sahabat Kakakku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang