35. Nginep 2

2.3K 132 0
                                    

Setelah makan malam, keluarga Dita berkumpul diruang keluarga, hanya untuk sekedar ngobrol tentang pekerjaan dan hal lainnya.

"Ayah"panggil Dita, wanita itu mendekati ayahnya lalu duduk disamping sang ayah dengan manja.

Hana yang melihat kelakuan putrinya membuat Hana semakin yakin jika akan ada sesuatu yang Dita inginkan, itu pasti. "Kenapa?"tanya Farhan lembut.

"Kita makan seblak didepan sana yuk"jawab Dita dengan senyum manisnya. Gilang memperhatikan istrinya ternyata benar istrinya sangat manja dengan keluarganya.

"Kenapa gak ajak suami kamu?"tanya Rendra melirik adik iparnya.

"Gak ah, aku pengennya sama ayah aja. Ayo dong yah, kalau gak kita beli dulu terus makan disini deh"kata Dita tersenyum.

"Tuhkan bener bunda diselingkuhin"kata Hana dengan wajah yang dibuat buat sedih.

"Yaudah ayo, kita beli. Tapi tunggu ayah ambil uang dulu"jawab Farhan. Dita melepas kan tangan ayahnya dengan cepat.

"Kak Gilang mau seblak gak?"tanya Dita pada suaminya.

"Ya yang ditawarin suaminya aja kakaknya gak ditawarin"cibir Rendra pada adiknya, Dita memicingkan matanya menatap kearah sang kakak.

"Kakak iri ya?"tanya Dita menaik turunkan alisnya mengejek.

"Bunda sama kakak ipar mau gak?"tanya Dita menatap dua wanita yang sedang memangku dua balita.

"Gak deh dit, masih kenyang"jawab Qila.

"Bunda juga gak masih kenyang"jawab Hana yang mendapat anggukan dari Dita.

"Kenapa semua pada gak mau, kan enak. Kok aku sendiri yang belum kenyang?"tanya Dita sedikit aneh. Gilang dan Rendra menahan tawanya supaya tidak pecah didepan Dita.

"Ayo jadi gak?"tanya Farhan saat sudah menuruni anak tangga.

"Jadi yah, tapi semua gak mau yaudah aku aja yang makan sendiri"jawab Dita. Akhirnya mereka pergi ke depan komplek untuk membeli seblak yang diinginkan Dita.

"Gimana Dita rewel gak?"tanya Hana pada menantunya.

"Gak terlalu kok bund"jawab Gilang tersenyum.

"Selama ini dia belum pernah ngidam apa-apa"sambung Gilang kembali. Hana mengangguk dan tersenyum.

"Yang sabar ya ngadepin dia"kata Hana, mereka masih duduk diruang keluarga dengan Gilang dan Rendra yang ngobrol tentang pekerjaan.

"Assalamualaikum"Kata Dita dan Farhan.

"Waalaikumsalam"jawab mereka yang ada disitu.

"Mana seblaknya?"tanya Hana pada putrinya. Dita menunjukkan kantung plastik berwarna putih pada bundanya.

Setelah menghabiskan seblak yang dia beli tadi, Dita berpamitan untuk kembali kekamar, matanya sudah sangat mengantuk mengajaknya untuk tidur.

Gilang dan Rendra masih diruang keluarga, sedangkan semuanya sudah kembali kekamar setelah Dita berpamitan. "Gue gak habis fikir sama Dita, dia itu jadi orang terlalu baik"kata Gilang.

"Maksutnya gimana?"tanya Rendra yang tidak mengerti. Akhirnya Gilang menceritakan tentang dia bertemu Fani disurabaya dan tentang foto itu dan tentang Dita yang menolong Fani dan membayar biaya rumah sakit serta menyewakan kontrakan untuk Fani.

"Iya dia emang gitu"jawab Rendra, dia tidak terlalu heran dengan adiknya. Dia bangga mempunyai adik yang tidak pendendam seperti Dita.

Rendra menceritakan tentang Dita waktu SMA yang menyerahkan uang tabungannya untuk tukang kebun disekolahnya yang tertabrak mobil dan tidak ada yang tanggung jawab.

"Waktu kapan?"tanya Gilang pada Rendra.

"Waktu kelas sebelas kalau gak salah"jawab Rendra, Gilang semakin takjub dengan kebaikan istrinya.

"Waktu itu dia pulang sekolah sambil lari-lari didalam rumah, nyari bunda minta dianterin ke rumah sakit. Tapi bundanya gak ada terus gue anterin dia, awalnya dia gak bilang mau ngapain ke rumah sakit. Eh tau-tau nya dia ngasih uang tabungannya, uang itu rencananya mau dia buat beli kamera tapi gak jadi"jelas Rendra, Gilang mengangguk anggukan kepala nya.

"Akhirnya pas ultah dia yang ke tujuh belas gue hadiahin kamera"sambung Rendra lagi.

"Beruntung banget gue dia jadi istri gue"kata Gilang tersenyum. Setelah pembicaraan itu Gilang kembali kekamar sang istri, saat sampai didalam kamar dia mendengar Dita tengah tertawa seorang diri.

"Ngapain?"tanya Gilang melirik ponsel yang digenggam oleh dita.

"Oh, ini aku nonton stand up komedi"jawab Dita, perutnya sampai sakit karena tertawa.

"Kenapa gak tidur? Tadi yang bilang udah ngantuk siapa?"tanya Gilang merebut ponsel Dita.

"Kakak aku belum selesai nontonnya"jawab Dita dengan bibir cemberut dan pipi menggembung.

"Udah malem tidur cepet"titah Gilang yang diangguki oleh Dita.

"Selamat malam kak"kata Dita, sebelum menutup tubuhnya dengan selimut tebal berwarna abu-abu miliknya.

.
.
.

Pagi ini dikediaman keluarga Farhan sangat ramai dengan kedua cucunya, balita umur empat tahun itu ikut mencuci mobil bersama ayahnya, sedangkan Kayla balita berumur satu tahun itu bermain bersama aunty dan uncle nya dihalaman depan rumah.

"Ayah, aku mau cuci sepeda aku juga"kata Rizky dengan menuntun sepeda roda empat nya.

"Sini ayah pinjem dulu"sambung Rizky, bocah itu merebut selang yang dipegang oleh ayahnya.

"Iky, jangan main air"peringat Hana dengan membawa cemilan dan minuman untuk putri dan menantunya.

"Gak apa-apa nek"jawab bocah itu tersenyum manis.

"Ini"kata Hana meletakkan nampan yang dia bawa diatas meja bulat diteras.

"Ini biskuit nya Kayla"sambung Hana lagi. Dita membukakan biskuit untuk Kayla, biskuit yang biasa Kayla makan.

"Pulangnya nanti sore aja ya kak"kata Dita pada suaminya.

"Iya nanti sore"jawab Gilang, dia mengambil alih Kayla dari pangkuan sang istri.

"Kalau punya anak cewek lucu ya"sambung Gilang lagi, dia mencium pipi gembul Kayla.

"Aku sih maunya laki-laki ya kak"kata Dita pada suaminya.

"Kalau yang pertama laki-laki berarti kita harus buat lagi"jawab Gilang menggoda Dita.

"Dikira buat roti apa?"tanya Dita, Dita sangat kesal dengan suaminya.

"Gak lah becanda, apapun itu cowok atau pun cewek mereka tetep anugrah dari Tuhan yang harus dijaga dan dirawat dengan baik"jawab Gilang, Dita tersenyum mendengar perkataan Gilang.

"Huaaa, ayah pantat iky sakit"teriak bocah yang tengah terduduk ditanah.

Dita dan Gilang tertawa melihat keponakan nya yang terjatuh dan basah kuyub. "Anty sama uncle jahat ngetawain aku"rengek Rizky pada ayahnya.

"Yaudah makanya, udah sana minta mandi sama bunda"jawab Rendra membantu sang putra untuk berdiri.

"Dita, Gilang, Rendra ayo masuk sarapan"teriak Hana dari dalam rumah. Gilang dan Dita segera masuk kedalam rumah mendengar teriakan Hana.

"Sini lang, Kayla biar sama aku aja"kata Qila menggendong putri kecilnya.

"Cepet duduk"perintah Farhan yang sudah duduk manis dimeja makan. Selesai sarapan mereka duduk diruang tamu, dengan secangkir teh dan banyak cemilan.

"Oh ya Lang, mama kamu kok gak pernah kesini?"tanya Hana pada Gilang.

"Mama lagi sibuk bund dibutik"jawab Gilang.

"Iya bund, mama sibuk banget aku suka kesepian dirumah biasanya aku kan ikut mama ke butik. Kak Gilang sama mama gak bolehin aku kesana"sambung Dita.

"Emang kenapa gak boleh kebutik?"tanya Farhan pada putrinya.

"Kalau dibutik dia gak bisa diem yah, takutnya mama nanti Dita kecapean kalau bantu-bantu dibutik"jawab Gilang.

"Dia kan sering kecapean"sambung Gilang lagi.

Sahabat Kakakku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang