30| Kemah

101K 8.1K 910
                                    

Hayhay...

Gak sampe target nihh, padahal yg baca udah hapir 9K 😭😭 tapi gapapa la yah mungkin 'mereka' gak liat bintang di sebelah kiri bawah atau jari 'mereka' tidak berfungsi dengan baik. Yok saling menghargai yok walaupun gak komen tapi setidaknya vote juga gapapa, aku maklumin.

Tapi kalau kalian baca tanpa memberikan Vote itu udah keterlaluan gak sih.

Oh iya dicerita ini gak ada PELAKOR tapi mungkin ada PEBINOR, jangan salahin siapapun yah karna takdir gak bisa diubah, sama seperti cerita ini 😁/senyumpepsodent

HAPPY READING 🥰
_________________________________________

Setelah mendapat pesan mengejutkan itu, mata Cellisha mulai berkaca-kaca tak disangka setetes air mata terjun bebas begitu saja dari pelupuk matanya. Berbagai perasaan bersalah, sedih, bahagia dan takut mengerogoti relung hatinya

"Cell, lo kenapa?" Tanya Azel kaget melihat Cellisha menangis

Cellisha dengan cepat menghapus jejak air matanya "H-hah?, Gue kanapa??, Gue gapapa kok" ucap Cellisha menutupi kegugupannya ia tak mau sahabatnya khawatir pasalnya Azel, Olivie dan Violet tau kejadian itu

"Gapapa gimana?, itu lo nangis" Azel masih terus menyudutkan Cellisha agar berkata jujur

"Ini kelilipan, tadi anginnya kencang tiba-tiba ada pasir yang masuk" alibi Cellisha terkesan tak masuk akal

"Lo bohong kan?, dari tadi gak ada angin kencang"

"Udah ah gue gapapa, lo kenapa sih" setelah mengatakan itu Cellisha berjalan menuju toilet, ia akan membasuh wajahnya. Masalah kepekaan perasaan sahabat, Azel lah yang mengerti semua itu

Olivie dan Violet yang baru datang bersama inti Pazderov itu memandang Azel keheranan

"Woyy!!!" Violet mengagetkan Azel yang sedang melamun

"Aaaakkkhhhhh" Azel berteriak kuat, Violet emang anak anjing mengagetkannya disaat yang tidak tepat

"Napa lo ngelamun?, awas kerasukan setan sange tau rasa lo" ucap Violet tanpa dosa membuat yang ada disitu ingin sekali menampolnya

"Mulut lo Vio wajib gue kasih air garam, awas aja berbalik ke lo" timpal Olivie

"Ya kalo kebalik, gue sih terima-terima aja"

"Bagas tolong cewek lo segera di perkaos, sepertinya ia ingin sekali menikmati surganya dunia" ceplos Gio menepuk pundak Bagas

Bagas yang mendengar itu langsung mengeplak kepala Gio hingga lelaki itu meringis, pening langsung menghantan isi kepalanya

"Gas, belum juga sehari tapi gue udah kena aniyaya lo 2 kali, belum aja gue tuntun lo ya" ancam Gio sambil mengusap kepalanya

"Tuntut aja kita liat siapa yang masuk penjara duluan" tantang Bagas membuat Gio mencibir Bagas dalam hati

"Caca mana?" Tanya Alvero ketika melihat istrinya tak ada di tendanya

"Tadi izin ke toilet, tapi ada yang aneh" jawab Azel yang tak sadar dengan jawabannya

"Aneh?" Tanya mereka semua serempak

Azel langsung tersadar dan menyengir "E-eh gak kok, aneh kenapa dia sensitif aja hari ini" jawaban Azel langsung di 'oh' kan oleh yang lain.

○•••○

Malam harinya semua murid dikumpulkan di lapangan terbuka yang menjadi pusat SMANA melaksanakan kemah, mereka duduk melingkar dengan ditengah-tengah terdapat api unggun yang menghangatkan tubuh mereka dari hawa dingin yang menerpa kulit.

Couple Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang