52|Berubah

106K 6.2K 1.2K
                                    

Hallo ayang ayamnya CoLa...

Nungguin banget dah, padahal kemarin double up lohh.... ckckckck ditambok tau rasa nih ✋😠

Part ini gak akan ada air mata.... yang mentalnya lemah selamat hari ini kalian selamat.

Yg nanya GC, Kalo aku balesnya lama berarti aku lagi gk buka wp dan sibuk banget di RL

Vomennya jngn lupa

*Tandain kalo ada typo

3900 kata lebih anggap aja udah double up gak usah minta lagii.. !!

HAPPY READING 🥰
_________________________________________

Cellisha terusik dari tidurnya karena merasakan perutnya yang dielus, perlahan ia membuka matanya. Sinar lampu yang terang langsung menusuk kedalam indra penglihatannya.

"Nngghhhhh" Cellisha meregangkan otot-otot tangannya secara brutal.

Bug

"Aawwsshhhh" ringis sang korban dari kebrutalan Cellisha.

Cellisha yang kaget langsung membuka matanya lebar-lebar, ia menoleh kesamping dimana suara tadi berasal.

"ALVERO!! LO GAK PA-PA?" pekik Cellisha hingga suaranya menggema didalam ruangan VVIP itu.

Gadis itu hendak mendudukan dirinya, namun tangan kekar dari Alvero menahannya.

"Aku kenapa-napa kalo kamunya bangun. Kaya gini aja dulu, sayang" ucap Alvero lalu mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Cellisha dan melingkarkan tangannya pada perut menonjol gadis itu.

Cellisha menjadi kaku, ia tak bergerak seperti patung. Tatapannya kosong menatap langit-langit ruangan rumah sakit.

Tangan Alvero diturunkan oleh Cellisha dari perutnya.

Terdengar helaan nafas dari laki-laki itu sampai menerpa kulit leher Cellisha "Aku masih belum dimaafin yah?" Tanya Alvero dengan nada seperti akan menangis

Cellisha sedang berpikir, tadi bukannya dia tertidur di pelukan Bundanya? Lalu kenapa dia bisa berada diatas hospital bed bersama Alvero disampingnya? Terus  dimana semua orang yang menunggu di depan ruangan tadi? Apa ini hanya mimpi?

"Caca?"

"Ca?"

Alvero terus memanggil nama gadis itu, namun masih tak ada jawaban. Alvero mengulum bibirnya, tak terasa setetes air mata mulai jatuh, ternyata Cellisha masih marah dan membencinya.

"Eh?" Cellisha tersadar dari lamunanya ketika marasakan kulit lehernya yang basah

Ia memiringkan tubuhnya menghadap Alvero "Lo kenapa nangis?" Tanyanya

Alvero tak berani menjawab, ia sedikit menjauhkan tubuhnya memberikan jarak agar tidak bersentuhan dengan gadis itu "M-maaf udah lancang nyentuh kamu, aku gak akan nyentuh kamu lagi. Tapi kamu jangan tambah benci sama aku" Alvero berusaha mati-matian menahan isakannya "Kalo kamu gak mau deket sama aku, aku bisa turun dari sini sekarang, kok" lanjutnya hendak turun dari atas hospital bed namun suara Cellisha menghentikannya

"Kenapa mau turun? Lo yang sakit bukan gue!" sentak Cellisha hingga Alvero kembali menidurkan tubuhnya dengan bibir yang melengkung kebawah.

"Gak usah nangis, cengeng banget sih lo!" ucap Cellisha memarahi Alvero yang sudah terisak

"Iya, jangan dimarahin :(" Alvero berusahan menghentikan isakannya.

"Baru digituin doang udah nangess, gimana kalo cerai, lo laki apa bukan sih" sarkas Cellisha lalu bangun dari tidurnya, ia mendudukan dirinya dan menatap Alvero dibawahnya yang tubuhnya kini bergetar hebat karena menahan isakan.

Couple Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang