51| Caca Harus Kuat

98.1K 6.3K 1.3K
                                    

Allo ayang ayamnya CoLa

Cowok-Cowok yang ganteng dan sholeh, jangan lupa untuk sholat jum'at yah (khusus beragama Islam).

Aku up lagi, bosen gak sih aku up mulu 😞

Gak kan? Hehehhehe

Aku gak tau kalian baca part ini nangis atau gk, tapi jujur aku nulis ini nangis huhuhu cengeng banget kan? 🥺🥺🥺

Yaudah jangan lupa Voment yah, supaya aku rajin buat double up 🤤😒

*Tandain kalau ada typo

3400 kata (bacanya pelan-pelan supaya gak cepat habis)

HAPPY READING 🥰
_________________________________________

Ambar dan Bara berlari dengan pelan menghampiri putri mereka, tanpa berlama-lama wanita itu langsung memeluk Cellisha erat.

"Maafin Bunda sayang?"

Kata pertama yang dilontarkan Ambar membuat Cellisha meneteskan air matanya dan membalas pelukan Bundanya. Pelukan ini memberikan ketenangan untuk Cellisha saat ini.

"Masuk yuk?" Bara berkata sambil mengelus lembut rambut putrinya.

"Caca gak mau, Yah!" Tolak Cellisha mentah-mentah, ia tau apa yang akan terjadi nanti di dalam.

"Gapapa, ada Ayah sama Bunda, kalo Caca gak sanggup, Ayah bakal bawa Caca pergi. Tapi, kita masuk dulu ya?" Ucap Bara selembut mungkin

Cellisha memilin jari-jarinya sambil menunduk, air matanya sukses jatuh tanpa permisi. Sekitar 2 menit Ambar dan Bara menunggu keputusan Cellisha, akhirnya gadis itu mengangguk mau, untuk masuk kedalam rumah keluarga Permana.

Cellisha menggandeng erat tangan Bundanya. Jantungnya kembali berpacu ketika pintu besar itu dibuka oleh Ayahnya.

Ambar menuntun anaknya untuk keruang tamu. Cellisha kembali menghentikan langkahnya ketika melihat kelima orang yang sangat di bencinya duduk dengan kepala yang tertunduk.

Kedatangan Cellisha sukses mengambil alih seluruh atensi orang-orang yang berada di ruang tamu itu.

Disana ada orang tua Alvero, orang tua Dema, orang tua Gio, orang tua Bagas dan orang tua Aris duduk di samping anak-anak mereka.

Netra hitam milik gadis itu bertatapan langsung dengan netra coklet milik laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya. tatapan kesakitan yang amat dalam ditunjukan Alvero kepada Cellisha. Gadis itu menajamkan matanya, Alvero duduk dikursi roda dengan kedua kakinya yang di perban tebal membuat gadis itu ingin sekali menanyakan apa yang terjadi? Mata Cellisha naik kearah tangan Alvero, dada Cellisha kembali mencelos sakit, ada sedikit goresan luka yang tak kasat mata ketika melihat kedua tangan Alvero juga dibalut penuh dengan perban berwarna putih, dibeberapa bagian wajah laki-laki itu juga diplester.

Cellisha tak tau saja, di punggung Alvero bahkan lebih parah. Andai Papanya datang terlambat semenit saja maka Laki-laki itu akan di nyatakan meninggal dunia. Dokter juga memberitahukan bahwa Alvero masih diberikan umur panjang.

Cellisha berniat tidak peduli namun tak bisa, hatinya lebih mendominasi pikirannya.

Gadis itu menahan lengan Ayahnya, hingga Bara menoleh "Caca gak mau kesana, Ayah" mintanya dengan nada memohon, ia tak ingin disini, melihat keadaan Alvero yang menyedihkan seperti itu membuat Cellisha luluh nantinya.

Bara memberikan usapan lembut di kepala Cellisha "Caca gak mau ngobrol dulu sebentar? Emang Caca gak kangen sama Mama Sandra, Mama Inggit, Mama Dona, Mama Rima, sama Mama Fani? Mereka udah nungguin kamu, loh? Katanya mereka kangen sama Caca" kata Bara berusaha membuat anaknya bergabung dengan keluarga lainnya.

Couple Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang