.
Happy reading--------------
Setelah selesai dengan kegiatan pertama yaitu berbagi. Kennand menunaikan janjinya kemarin. Untuk playing outside, alias menonton film horor.
Hazel terkejut, dengan tiba-tiba Kennand mengambil tangannya tanpa bicara.
Kennand mengamati tangan Hazel. Luka apa ini?.
"Ini kenapa?," Tanyanya.
Hazel menarik tangannya, ia menggaruk tengkuknya berusaha tenang, jangan sampai Kennand tahu kalau ini ulah Laura. Ia tak ingin Kennand menyakiti Laura.
"Ini-- ini, jatoh di tangga" jawab Hazel berbohong.
"Beneran?"
Hazel mengangguk kuat. "Ya bener lah, yakali bohong kan gak baik". Padahal dirinya sendiri berbohong.
"Laura gimana?," Tanyanya seperti bisa membaca pikiran Hazel yang memang tengah memikirkan Laura.
"Hah?," Hazel kembali tersentak. "Gak gimana gimana,"
"Dia gak apa-apain kamu?".
Jujur Kennand seperti tahu kalau Hazel tengah dalam incaran Laura.
Hazel menggeleng, ia mengerutkan keningnya. "Enggak, udah berapa hari ini gak liat dia kok,"
"Kalau diganggu langsung bilang, jangan diem aja"
Hazel tetap mengangguk pasrah, Kennand ini khawatir atau bagaimana. "Iya"
"Kalau diganggu itu udah termasuk penindasan, cuma gara-gara kamu bantuin aku," Kennand nampak menipiskan bibirnya.
Sangat lucu.
Hazel tertawa entah apa sebabnya. "Yaa! Santai aja kali, kek masalah besar aja"
"Ini beneran, serius,"
"Ya ini juga serius, gak bercanda,"
"Kenapa emangnya?" Lanjut Hazel.
Kennand kembali fokus pada jalanan di depannya. "Enggak, nanya aja"
"Yakin nanya aja?" Hazel mulai bicara dengan nada menggoda.
"Yakin, emang nanya aja,"
"Orang khawatir sama orang nanya aja beda loh" Hazel menoleh kecil kemudian menoleh kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kennand Perfect Boyfriend
Teen Fiction'𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚𝐚𝐧' Sebuah bukti nyata bahwa tidak ada takdir yang tidak mungkin. Bahkan dari sebuah kebohongan bisa menjadi kisah yang berharap utuh sel...