Part : 58

623 49 1
                                    

Happy reading



Kicauan burung benar-benar menjadi penghias pagi ini. Tepat 6 bulan sudah Hazel menetap di negara asing itu. Tak memiliki teman, ya mungkin hanya Nazel saja satu-satunya teman Hazel.

Ia juga sudah mulai berani keluar apartemennya, karena sudah terbiasa dengan suasana ini.

"Hazellia! Lo sibuk amat dah, nyiapin apa?" Tanya Qila penasaran, pasalnya sejak tadi dalam tampilan panggilan videocall Hazel seperti sangat sibuk menyiapkan sesuatu.

"Rahasia, gak deh bohong. Ini kado ulang tahun buat seseorang" jawab Hazel girang.

Qila, Lia, dan Laura mengerutkan keningnya bingung. Apakah Hazel sudah memiliki tambatan hati baru di Amerika sana?

"Siapa Cel?" Tanya Laura, baru saja Hazel akan menjawab tapi Laura menahannya. "Jangan dulu jawab! Tunggu! Anak gue bangun, sabar" kemudian Laura nampak keluar dari kamarnya, sepertinya akan mengecek bayi laki-lakinya yang terbangun.

"Hadeh, si Laura dasar emang. Eh, Cel lo nyadar gak si Zane mirip banget sama Aileen" Zane. Nama bayi laki-laki Laura dan Aileen yang lahir dua bulan lalu.

"Ya bapaknya, kalau mirip cowok lo kan beda cerita" balas Hazel yang membuat Qila mendengus kesal.

"Oke, lo bisa cerita sekarang. Anu, maksudnya lo lagi nyiapin hadiah ulang tahun buat siapa?" Lanjut Laura yang baru saja kembali dari kamar bayinya, bayi laki-laki itu kini nampak ada dalam pangkuannya.

"Zane!! Annyeong!!" Pekik Lia.

"Ssttt Lia nanti si Zane trauma sama lo" timpal Qila.

"Kalian berdua malah berantem, gue mau denger Hazel lagi nyiapin hadiah buat siapa?" Geram Laura.

"Yang ulang tahun bulan ini siapa coba?" Tanya Hazel dengan senyum jahilnya.

"Lah? Kita kenal? Gue kira lo punya cowok baru disana" decak Qila.

"Kenal kok, gue gak mungkin suka sama cowok disini. Frontal mohon maaf gue agak kaget dengan kebebasan disini" jelas Hazel singkat.

"Siapa plis, ultah bulan ini? Juli? Kennand?!"

"Ya! Selamat anda mendapatkan uang tunai sebesar dua juta dipotong pajak" seru Hazel bertepuk tangan.

"Balikan? Demi?" Pekik Laura kegirangan.

Hazel menggeleng. "Gak balikan, cuma waktu gue ulang tahun dia kirim paket hadiah kesini kan, jadi gue mau kasih dia juga dihari ulang tahunnya"

"Udah sih kata gue lo berdua nikah aja udah" ujar Qila yang sangat mendukung Kennand dan Hazel kembali seperti dahulu.

"Gak dulu deh. Kalau nikah kasian Kennand dapet istri yang umurnya pendek"

"MAKSUD LO?!" Pekik teman-temannya berbarengan.

"Canda elah, kompak amat grup qosidah" bakas Hazel gelagapan. "Omo! Zane lucu sekali. Gue kalau di Indonesia udah setiap hari kerumah lo, Lau. Gue culik anak lo"

"Ayo sembuh aunty, Zane tunggu di rumah" Laura nampak menggerak-gerakkan tangan Zane dan menirukan suara anak kecil.

"Tapi kalian bosen gak sih nungguin gue sembuh? Udah tujuh bulan dan gak ada tanda-tanda gue mau sembuh sekarang" ucap Hazel dengan nada sedikit menyerah.

"Gak! Kita bertiga sama sekali gak bosen, kita tetep tunggu lo pulang dengan keadaan gak sakit lagi" ujar Qila menguatkan sahabatnya yang sepertinya sudah sedikit lelah.

Kennand Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang