Part 66

648 43 0
                                    

Happy reading


- Akan usai? -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- Akan usai? -


Ruangan cukup luas, didominasi dengan warna putih khas yang berkolaborasi dengan kayu sangat terlihat menenangkan.

Seorang lelaki berdiri disana, hanya ada mereka berdua. Seorang lelaki dengan julukan si 'es batu' dan seorang gadis dengan bandana yang terpasang rapi nan cantik di rambutnya.

Kennand. Anak tunggal lelaki yang lahir dalam keluarga Edzard Alexander itu bertekad memiliki tujuan yang ia sendiri tak menyangka bahwa ia berani melakukan hal itu. Ia memberanikan diri datang, dan ia kira keluarga dari Hazel akan menentangnya terutama ayah dari gadis yang ingin ia temui, namun ternyata tidak.

Sebaliknya, Kennand dipersilahkan bicara hanya empat mata dengan Hazel. Dengan kondisi yang masih dibilang lemah, gadis itu hanya bisa berbaring dan menatap Kennand dari kejauhan.

Mata lelaki itu merah. Apa Kennand mengantuk? Pikirnya. Lalu, mengapa lelaki itu hanya berdiam disana, padahal Hazel sangat merindukan bau khas lelaki itu, namun nyatanya mengapa Kennand tak menghampirinya?

"Ken?" Hazel keheranan, lelaki itu kini beralih menatapnya, masih dengan mata yang merah, dan menatap Hazel dengan ekspresi yang sangat sulit Hazel baca.

Setelah menatapnya, bukannya menghampiri tapi lelaki tinggi itu malah berbalik dan berdiri membelakanginya.

Hazel benar-benar terkejut sekaligus heran, bertahun-tahun mengenal Kennand, bahkan memiliki hubungan asmara sekalipun Hazel baru kali ini melihat Kennand bersikap seperti itu.

"Kennand? Gak mau kesini?" Tanya Hazel dengan tawa kecil yang terdengar ragu dan canggung.

Kennand nampak memijat pangkal hidung hingga dahinya, meskipun berdiri membelakangi tapi Hazel bisa melihat jelas apa yang Kennand lakukan.

"Ken," panggil Hazel masih dengan nada canggung. Apa Kennand marah padanya? Padahal terakhir mereka bertemu seingatnya tak terjadi apa-apa.

Hazel begitu ingin merasakan kedekatan mereka, ini sudah lama sejak terakhir kali mereka bertemu. Tapi mengapa Kennand bersikap seperti ini? Seolah-olah ia marah atau bahkan tengah berusaha menganggap bahwa ia tak mendengar apa yang Hazel katakan.

Sebisa mungkin Hazel berusaha untuk bangun dari tidurnya, berusaha berdiri agar ia bisa menghampiri lelaki itu. Sangat sulit, bahkan rasanya sangat sakit.

Kennand Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang