Happy reading
•
•"Tenang aja, gue bakal kasih tau Aileen baik-baik" Hazel berusaha meyakinkan Laura, ia takut Laura benar-benar akan membunuh anaknya sendiri.
Langkah kecilnya mulai menuju ke dalam kelasnya, ia datang sedikit lebih pagi walau hanya kurang 10 menit dari jam ia biasanya pergi sekolah.
Malam tadi Jio hanya memberi tahu Leon saja, Jio juga takut Laura tertekan berujung stress, Leon marah? Tentu saja, ia bahkan mengatakan bahwa ia tak ingin menganggap Laura adiknya lagi, namun Jio mencoba bicara baik-baik.
Kelas IPA 1 sudah mulai ramai, karena mereka harus sudah ada di kelas 15 menit sebelum bel masuk.
Hazel menepuk meja Aileen, membuat titik fokus lelaki itu beralih.
"Gue mau ngomong sama lo" tanpa basa-basi Hazel segera mengatakan itu, bahkan tadi Aileen baru saja menarik nafas akan bertanya 'ada apa?'.
"Apa?"
"Gak disini"
Akhirnya mereka berdua pergi ke lorong penghubung kelas IPA dan IPS. Lorong itu terkenal sepi jadi Hazel bisa leluasa bercerita disana.
"Apa?" Aileen penasaran.
"Seenggaknya lo tanggung jawab" ujar Hazel yang membuat Aileen bingung.
"Tanggung jawab?"
Hazel mengangguk. "Iya, tanggung jawab"
"Apa yang harus gue tanggung jawabin?"
"Anak lo"
Aileen menyeringitkan dahinya bingung, apa yang dimaksud Hazel pada kata anak?
"Anak gue?"
"Gak usah pura-pura bego deh, lo udah bikin masa depan Laura hancur"
Aileen membulatkan matanya, ia terkejut, bagaimana bisa Hazel tahu soal ini, tapi jujur Aileen masih tidak tau apa maksud dari kata anak yang tadi Hazel ucapkan.
"Maksud lo? Laura ham--"
"Ya!" Hazel malah ikut terbawa emosi oleh manusia sok polos di depan wajahnya ini.
"Tapi Laura gak ngomong apa-apa sama gue"
"Ya lo mikir! Diposisi dia sekarang gue yakin dia bingung, ini kesalahan besar, dan lo dalangnya"
"Gue waktu itu gak sadar"
"Gak sadar gimana si? Gue tau lo jebak Laura, lo bikin dia pingsan sebelum lo buat dia kayak gitu kan?"
"Zel.. percaya sama gue, waktu itu gue gak sadar, dan gue juga gak tau kalau Laura bakal sampe kayak gini"
"Terus lo gak sadar karena apa? Ada sebabnya? Hah?!"
"Oke, gue jujur, gue minum alkohol waktu itu, dan gue juga gak tau harus apa sekarang"
"Ya tanggung jawab lah bego! Lo harus tanggung jawab, lo harus nikahin Laura"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kennand Perfect Boyfriend
Teen Fiction'𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚𝐚𝐧' Sebuah bukti nyata bahwa tidak ada takdir yang tidak mungkin. Bahkan dari sebuah kebohongan bisa menjadi kisah yang berharap utuh sel...