Happy reading
•
•*Latar cerita diluar Indonesia tetap bakalan aku tulis dialognya dengan bahasa Indonesia. Karena kemampuan bahasa Inggris ku masih sangat dibawah. Dan sekalipun pake translate google kadang gak tepat, jadi gapapa lah ya..
•
•Mungkin ini sudah takdir, Hazel memang harus ditindak lebih serius di negara ini. Selama 3 hari belakangan kemarin ia benar-benar tidak sehat. Lebih tepatnya dua hari setelah sampai ke Amerika, sebelumnya dalam dua hari itu ia sehat tapi akhirnya ya tetap saja kembali drop.
Apartemennya sudah sangat terlihat rapi. Apalagi ia tinggal sendirian, jadi sangat mustahil itu akan cepat kembali berantakan.
"Hmmhh" helaan nafas terdengar. Sangat lelah untuk menghadapi sakitnya.
Mungkin anemia secara tiba-tiba nya tengah kambuh. Pandangannya serasa menggelap dan kepalanya yang terasa sangat pusing. Ia sudah meminum obatnya, namun itu tak berefek sama sekali.
".....maka persamaan ini bisa kita ibaratkan dengan persamaan bunyi huruf a huruf e dan huruf o...."
Hazel masih memperhatikan laptopnya sedari tadi. Ia sedang sekolah, sangat membosankan sekolah seperti ini. Ia sangat merindukan suasana kelasnya.
Setelah 5 jam berturut-turut ia duduk di kursi belajarnya, akhirnya pembelajaran hari ini selesai.
Hazel meregangkan otot-ototnya bahkan hingga bunyi 'krek' terdengar cukup kencang.
Baru saja ia akan menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur tapi suara bel membuat titik fokusnya beralih. Sebelum membuka pintu ia melihat dulu siapa yang datang dari layar monitor, itu perintah Abhi.
Akhirnya langkah kakinya melangkah untuk membuka pintu, itu tadi Abhi dan anak laki-laki mungkin seumuran dengan Hazel tapi gadis itu tidak tau siapa lelaki di sebelah ayahnya itu.
"Om," gumam gadis itu dengan kepala yang hanya terlihat sedikit mengintip di pintu.
Pandangannya kini beralih pada lelaki yang secara kebetulan memiliki tinggi yang sangat sama dengan mantan kekasihnya.
"Om kenapa diem diluar? Masuk aja" suruh Hazel yang kini membukakan pintu lebih lebar dari sebelumnya.
"Kamu emang bisa om andelin, Zel. Apartemennya bisa serapih ini kalau kamu tinggal disini" puji Abhi. Ia melihat sekitar kamar apartemen itu, sangat rapi, bersih, mengkilap, dan wangi.
"Om... Itu?" Hazel menunjuk lelaki di belakang abhi dengan jempolnya juga ditambah dengan sikap lungguh.
"Ahh," Abhi menepuk-nepuk pundak lelaki itu. "Ini Nazel, kakak kamu juga selain Azlan"
Nazel? Nama yang tak asing. Nama itu sangat mirip dengan namanya hanya beda huruf depannya hanya saja Nazel ini hanya memiliki 2 kosakata dalam namanya 'Nazelleo Dirgantara' . Dan sepertinya ia tahu, Nazel ini siapa dan bagaimana asal-usulnya.
"Kamu tau siapa dia kan?" Tanya Abhi yang dibalas anggukan kepala anak perempuannya.
"Anak dari perempuan yang udah bunuh ibu" ucapan Hazel itu singkat namun berhasil menusuk Nazel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kennand Perfect Boyfriend
Roman pour Adolescents'𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚𝐚𝐧' Sebuah bukti nyata bahwa tidak ada takdir yang tidak mungkin. Bahkan dari sebuah kebohongan bisa menjadi kisah yang berharap utuh sel...