Part 69

884 32 0
                                    

Happy reading


- Terimakasih sudah hadir, kini telah tiba  waktu beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- Terimakasih sudah hadir, kini telah tiba waktu beristirahat. Selamat tidur peri bintangku, selamat bertemu di kehidupan selanjutnya.. -


Rasa menyerah, rasa kecewa, rasa takut, bahkan tak percaya ini semua terjadi, mungkin ini yang sekarang Abhi rasakan.

Ia bangun dari payah benaknya saat ini. Cinta pertama selain istrinya kini hanya tinggal raga yang semula kuat dan bertekad. Hatinya begitu hancur, apa yang harus ia lakukan sekarang?

Menangis? Itu manusiawi, tapi tetap tak akan bisa mengembalikan jiwa yang telah menuju pada ketenangan disana.

Semua alat yang semula menempel dan ada di tubuh gadis itu kini sudah terlepas sepenuhnya. Abhi dapat melihat ketenangan yang terlukis begitu indah dari wajah anaknya itu. Seperti tengah tidur biasa saja. Wajahnya semu tersenyum, tenang dan begitu cantik jika dilihat.

"Maaf..." Lirih Abhi kini berjalan mendekat pada tubuh gadis yang nyatanya sudah tak bernyawa lagi. "Ayah jahat ya? Ayah gak tepatin janji ayah buat bikin kamu sembuh.." Abhi menggenggam erat tangan pucat nan dingin gadis itu.

"Ayah harus gimana?.." Menghapus jejak air matanya, Abhi adalah seorang ayah, ia juga manusia. Ditinggalkan untuk kedua kalinya begitu berat untuk diterima. "Terimakasih."

"Terimakasih udah mau berjuang sampai di titik ini, kamu hebat. Kamu anak ayah yang paling hebat. Ayah bangga sama kamu, ayah gak akan pernah berhenti bersyukur punya anak sehebat kamu. Kamu yang selalu ngajarin ayah apa artinya sabar, apa artinya kuat dan sekarang kamu ngajarin ayah apa artinya ikhlas. Kamu pergi gak nyusahin siapa-siapa, baik-baik sama ibu disana ya.. tunggu ayah disana, kita buat keluarga yang utuh lagi disana."


Abhi menatap dalam sepasang mata yang persis dengan matanya. Azlan menggelengkan kepalanya tanda ia tidak percaya dengan apa yang baru saja Abhi ucapkan.

"Enggak." Ujarnya penuh penekanan. "Gak lucu bercandanya, ayah."

"Hal kayak gini, gak bisa ayah bercandain, Lan. Ayah mohon sama kamu, kamu harus ikhlas kamu harus terima. Jangan beratin Hazel, kasian.." Jelas Abhi dengan suara bergetar.

Azlan tetap menggeleng. "Bohong. Tadi subuh Alan masih ngobrol sama Adek. Adek cuma tidur ayah.." Kekehnya tak percaya.

"Sebelum kamu temuin dia, baca itu." Abhi menyodorkan selembar kertas yakni data kematian Hazel. "BACA BAIK-BAIK AZLAN!!" Tegasnya. Emosinya benar-benar tak terkontrol, disaat seperti sekarang ini ia benar-benar ada di bawah titik batas kemampuannya.

Kennand Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang