Haii masih stay disini kah? Makasih udah baca part ini semoga suka <3
•
•
•
🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋' kegagalan dalam pertemanan itu ketika tidak bisa menjaga satu sama lain, dan kegagalan dalam menjadi seorang pemimpin adalah ketika anggotanya gugur dalam membela keutuhan '
-20.10-
Happy reading 🌼
Hazel dan Qila sudah ada di rumah sakit sekarang, atas panggilan Axel tadi. Mereka berniat akan memanggil orang tua Langit namun nomor teleponnya tak diketahui.
"Gimana? Kita panggil orang tuanya aja?" Tanya Derry.
Axel mengangguk. "Harusnya, Lia Lo ada nomornya?"
Lia mengangguk lemah. "Ada"
"Mana?"
"Tapi gue lupa handphone gue dimana, gue gak inget" lanjutnya dengan suara bergetar.
"Handphone Langit juga?" Tanya Ellio.
Lia mengangguk kemudian menunduk, ia berusaha untuk mengingat semuanya kembali. Kejadian tadi begitu singkat di memori otaknya, sampai sama sekali ia tak mengingatnya.
"Gue inget" ucap Lia yang tentu saja membuat titik fokus semuanya beralih. "Gue inget plat nomor kendaraan yang tadi nyelakain Langit" lanjutnya.
"Apa?" Seru Jio, ini akan sangat berguna dengan mengetahui plat nomor motornya ini akan sangat memudahkan apabila ia mencari pelakunya.
"B 3421 AKM" jawab Lia.
"Oke, Lo bisa inget yang lainnya kan? Atau Lo tau gimana mukanya, atau Lo kenal dia siapa?" Lanjut Jio.
Kali ini Lia menggeleng. "Gue gak kenal, mukanya juga gak kelihatan dia pake masker terus pake jaket hitam juga"
"B 3421 AKM? " gumam Kennand, kemudian menggeleng. "Bukan nomor anak buahnya Leon" lanjutnya.
Jio mengangguk. "Bukan emang, selama kita balapan anak buahnya Leon gak ada plat itu, berarti bukan"
"Lo siapa si anj--eh astagfirullah! Nyusahin! Nyari masalah baru nih!" Sontak Derry emosi.
Semuanya nampak terdiam memikirkan siapa yang membuat masalah baru dibalik masalah Azgerios dan Leon yang sudah hampir selesai.
Semua pasang mata langsung menghadap ke arah pintu UGD, dokter dan perawat yang menangani langit sudah keluar.
Semuanya langsung berdiri dari duduknya untuk menanyakan bagaimana keadaan Langit sekarang, mereka harap Langit baik baik saja.
"Gimana keadaan temen kita dok?" Tanya Jio dengan nada resah.
"Untuk saat ini kondisinya masih kritis, pasien kehilangan banyak darah disini, belum lagi luka tusukannya yang cukup dalam" jelas dokter.
Kennand mengusap gusar wajahnya, ia merasa semakin gagal disini, walaupun ia belum tau apakah itu masalah Langit pribadi atau masalah geng nya. Apapun itu Kennand merasa ia gagal, gagal menjadi seorang pemimpin yang seharusnya menjaga keselamatan anggotanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kennand Perfect Boyfriend
Roman pour Adolescents'𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚𝐚𝐧' Sebuah bukti nyata bahwa tidak ada takdir yang tidak mungkin. Bahkan dari sebuah kebohongan bisa menjadi kisah yang berharap utuh sel...