Part : 54

635 59 1
                                    

Happy reading


Semua nampak sudah berkumpul dan duduk di meja makan yang cukup besar itu. Diatas meja tentunya sudah ada hidangan yang bisa dibilang sangat banyak.

"Gila. Zel lo dirumah cuma berdua sama Abang lo? Meja makan segede ini?" Tanya Axel. Lelaki itu cukup terkejut dengan isi dari rumah ini, Hazel hanya tinggal berdua dan rumah ini terlihat bisa untuk ditinggali banyak orang.

"Rumah ini dibeli udah sama furniture jadi gak bisa request mau meja makan segede apa" jawab Hazel yang tengah membawa tumpukan piring.

Pandangan Ellio nampak memutari ruang makan itu, ia nampak salah fokus pada salah satu foto Hazel bersama seorang laki-laki yang belum pernah mereka lihat.

"Zel, ini siapa?" Tanya Ellio, ia sangat penasaran.

"Raiden." Bukan Hazel yang menjawab tapi Jio yang dengan cepat menjawab pertanyaan dari Ellio.

"Siapa tuh?" Kini Langit yang bertanya, lelaki itu penasaran juga.

"Calon cowoknya Hazel waktu di Bandung dulu" jawab Jio. Sebenarnya Jio menjawab ini karena ia ingin memanas-manasi Kennand saja. Jio si paling iseng.

"Hah? Seriusan?" Derry melangkah mendekati foto itu, ia ingin melihat siapa sebenarnya Raiden itu.

Jio mengangguk. "Serius lah, dulu gue, Hazel sama dia satu sekolah"

"Ganteng jir, gila Cel. Mantan lo cakep banget" ujar Axel.

"Gaada mantan, temen doang"

"Iya temen," Jio lagi-lagi menjatuhkan tubuhnya pada kursi meja makan. "Temen tapi satu apa ya.. soalnya mereka sakit bisa barengan"

Hazel menggeleng lelah. Ia tau sebenarnya Jio begitu karena ingin memanas-manasi Kennand. Karena dapat dilihat bagaimana Kennand yang terlihat biasa saja, namun wajahnya terlihat sangat merah. Seperti tengah memendam amarah.

"Tapi diliat-liat cocok ya" Elena mengompori.

"Heem, cocok banget mereka dulu sering balapan bareng. Sampai kecelakaan bareng pun berapa banyak kali tuh" Jio kembali dengan senyum jahilnya. Ia sangat senang melihat Kennand yang tengah menutupi amarahnya.

"Berhenti kak Jio. Mending makan tuh buruan, keburu dingin"

Mereka menyantap hidangan itu dengan riuh kehangatan. Mungkin jika ia sudah pergi ia akan merindukan suara ini.

Beberapa menit kemudian Azlan pulang bersama Zhiva. Bahkan Azlan pun tak segan untuk bergabung dengan kumpulan anak muda itu. Azlan pun masih cocok sepertinya untuk menjadi anak seumuran mereka.

"Abang sama Zhiva makan diatas ya dek" ucap Azlan yang membawa nampan berisi banyak makanan untuk ia santap bersama Zhiva di balkon katanya.

Hazel mengangguk, mengiyakan perkataan kakaknya.

"JIO! Stop plis. Kenapa lo gak kasih Elena aja, makanannya. Kenapa dikasih gue mulu" Oceh Laura yang geram Jio terus memberikannya makanan, padahal Laura bisa mengambilnya sendiri.

Kennand Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang