Part : 46

828 52 11
                                    

Happy reading


"Dah, hati-hati di jalan ya" peringat Hazel saat sampai di depan rumahnya.

Kennand menghela nafasnya sejenak. "Maafin bunda ya, jadi makan banyak waktu kamu, gak nyangka bunda bakal kayak gitu"

"Gak apa-apa lho, kamu tau?"

"Apa?"

"Aku jadi ngerasa punya ibu, mungkin kalau punya banyak waktu tadi, mau cerita seharian juga gak apa-apa"

"Bunda pasti kangen banget sama kak Nami, jadi ya gitu lah"

"Itu pasti, gak apa-apa gih sana keburu malem, hati-hati"

"Gitu doang? Sayangnya mana?"

"Hati-hati dijalan sayang... Gitu?"

"Gak ikhlas?"

"Hati-hati di jalan Kennand sayang, semoga Lamborgini nya gak kenapa-kenapa, sayang uang miliaran lecet gitu aja"

"Kayaknya kamu lebih sayang dia daripada aku" Kennand mencibirkan bibirnya kesal. Merasa aneh, bisa-bisanya ia dibandingkan dengan Lamborgini.

"Enggak gitu lho, emang gak sayang kalau uangnya lecet gitu aja?"

"Enggak." Jawab Kennand singkat. "Bisa beli lagi kan?"

"Gampang banget bibirnya, dikira uang miliaran receh kali ya" omel Hazel dengan tangan kanan yang sudah ada di pinggangnya.

"Iya, iya, cewek sensitif banget kalau ada uang lagian gak akan habis sampe punya dua ratus anak sekalipun"

"Kamu mau punya dua ratus anak emangnya?"

"Kalau kapasitas produksi nya muat gas aja"

"Mau bikin kabupaten baru? Kalau mau kamu aja yang hamil"

"Genre nya jadi omegaverse gitu?"

Hazel menghela nafasnya lelah. Ia sedikit heran dengan kelakuan Kennand akhir-akhir ini. Bahkan tadi di sekolah sekalipun ia tak menjaga jarak sama sekali. Sangat buka-bukaan.

"Pulang aja gih"

"Kamu ngusir?"

"Enggak lho, cuma aku nyuruh kamu persiapan buat punya dua ratus anak"

"Gak jadi kayaknya"

"Kenapa?"

"Takut gak dikasih umur panjang"

•••

"Assalamualaikum Abang" salam Hazel pada Abangnya yang masih setia stay di depan laptop akhir-akhir ini.

"Hmm, darimana aja? Jam segini baru pulang, inget kamu belum sehat total"

"Acel abis ketemu bundanya Kennand"

"Berani ternyata"

"Berani lah, Acel tidak seperti Abang yang mentalnya lemah, ketemu orang tua mba Zhiva dulu aja katanya masih panas dingin"

Kennand Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang