Halloo, selamat datang di ending..
Gak kerasa satu tahunan aku nulis cerita ini, dan finally bisa sampai ke ending.
Masih percaya gak percaya aku bisa selesain dan penuhin tanggung jawab aku di cerita ini, aku juga ucapin banyak-banyak terimakasih, buat kalian yang udah baca cerita ini dari awal sampai di akhir ini.Aku beneran kuatin mental banget buat nulis part ini, emang rada dag dig dug ya..
•
•Happy reading
•
•Semua persyaratan dan peralatan sudah selesai dipersiapkan, akhirnya hari ini semuanya akan pulang.
Mungkin pulang memang dengan rasa kecewa, rasa hampa, rasa kehilangan, mungkin saja rasa tak ikhlas benar-benar mewarnai hari kepulangan itu.
Hari yang seharusnya menjadi hari yang bahagia dan hari yang ditunggu-tunggu, menjadi hari yang paling tidak diinginkan untuk terjadi sebenarnya.
"Kita agak terlambat, jadi mungkin kita sampai ke Indonesia juga besok agak siangan." Ucap Abhi dengan suara yang terdengar begitu lelah.
"Kamu udah izin buat pulang hari ini, sama orang tua kamu?" Abhi menepuk pundak sebelah kanan Kennand, lelaki itu refleks menoleh dan mengangguk. "Bagus kalau gitu, secara ayah kamu juga kan masih masa pemulihan disini, takutnya kamu belum diizinkan pulang." Lanjut Abhi.
"Udah diizinin kok, om. Emang seharusnya jadwal Ken pulang dari lama, cuma Ken tunda." Jawabnya dan dibalas anggukan kepala dari Abhi.
"Zel," Abhi memanggil anak lelakinya yang satu selain Azlan, lalu memeluk anak itu tanda pamit. "Papa harus ke Indonesia, dan mungkin pulang kesini masih lama lagi.."
"It's okay, papa. Nazel juga harusnya kesana, cuma tugas kuliah gak bisa Nazel tunda. Nazel juga sebenernya mau nemenin Hazel buat terakhir kalinya.." Jawab lelaki itu dengan nada sendu.
"Kamu disini aja, papa mau ucapin terimakasih sama kamu. Karena selama ini udah nemenin Hazel, udah mau terima Hazel jadi adik sekaligus teman buat kamu." Ucap Abhi.
Abhi kemudian menatap seorang perempuan, yakni ibu dari Nazel, istri keduanya.
"Selama saya gak disini saya mohon sama kamu, berhenti mabuk dulu. Nazel kewalahan ngurusin kamu." Peringatnya pada perempuan itu.
"Soal itu Nazel aja yang urus, papa fokus sama Hazel aja." Timpal Nazel, Nazel peka dan tahu hingga ia tak ingin memperkeruh suasana dengan ibunya yang hadir hari ini.
"Semuanya udah kan? Gak ada yang ketinggalan, Azlan?" Tanya Michael memastikan semuanya sudah siap dan mereka akan segera meninggalkan negara yang tak akan pernah mereka lupakan itu.
"Udah semua, om. Alan udah beresin semuanya, urusan Adek juga udah selesai." Jawabnya.
Proses kepulangan ini memang cukup rumit, mereka harus menyewa dan memakai pesawat khusus untuk itu. Namun, karena Abhi atau ayah dari Hazel adalah seorang tenaga kesehatan disana, maka semuanya hanya tinggal terima jadi, karena difasilitasi oleh pihak rumah sakit. Begitupun akan disediakan ambulan ketika tiba di tujuan nanti.
•
•Jam demi jam berlalu, hari bahkan sudah berganti pagi menuju siang, namun perjalanan masih berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kennand Perfect Boyfriend
Fiksi Remaja'𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚𝐚𝐧' Sebuah bukti nyata bahwa tidak ada takdir yang tidak mungkin. Bahkan dari sebuah kebohongan bisa menjadi kisah yang berharap utuh sel...