Happy reading 🌼"Yaa!! Lo bacot, minggir gue mau lewat, Aileen!!" Omel Hazel pada Aileen yang sedari tadi menganggu nya.
Bukan di sekolah melainkan di tempat photoshoot, ya tempat ini milik ayah dari Aileen, jadi wajar Aileen ada disana.
"Jalan kepinggir kan besar" jawabnya.
Hazel memutarkan pandangannya malas. "Dari tadi gue geser ke kanan Lo ngikut, gue ke kiri Lo ngikut juga, mau Lo apa si?!" Ucap Hazel prustasi.
"Gausah marah marah, jelek" oloknya.
"Lo lebih jelek, minggir!"
Aileen memasukkan kedua tangan ke dalam dua belah saku celananya. "Perasaan waktu itu gak emosian"
"Ya Lo nya ganggu, kalo gak ganggu gak bakal emosi, minggir sekarang, gerah ini"
"Yaudah nih minggir, kalau ada belokan belok, jangan lurus aja, ntar nubruk" kata Aileen.
Hazel tak memperdulikan itu, Aileen ini memang menyebalkan.
Aileen memutar tubuhnya. "Ya!"
Hazel membuang nafasnya kasar. "Apalagi si ah!"
"Handphone Lo gak bakal dibawa?" Lanjut Aileen menunjukkan handphone ditangannya yang memang itu milik Hazel.
"Balikin!" Tegas Hazel.
"Nih, gausah pake marah juga gue balikin" jawab Aileen.
•••
Aileen memasuki ruang kerja ayahnya, Aileen anak laki-laki satu satunya dalam keluarga nya jadi pantas sangat disayang orang tuanya, apapun keinginan Aileen pasti orang tuanya penuhi.
"Tumben kamu kesini" ucap Bima, ayah dari Aileen.
"Mau aja, emang gak boleh?" Jawabnya menjatuhkan badannya pada sofa besar di belakangnya.
"Boleh, cuma pasti ada sesuatu yang bikin kamu mau dateng kesini, iya kan?" Lanjut Bima.
"Pah, Hazel udah lama disini?" Tanya Aileen.
"Hazel? Athira? Iya, dia dari Bandung terus pindah kesini, udah lumayan lama, kenapa tanya?"
Aileen menggeleng pelan. "Enggak, dia satu kelas sama Ilen di sekolah".
KAMU SEDANG MEMBACA
Kennand Perfect Boyfriend
Novela Juvenil'𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚𝐚𝐧' Sebuah bukti nyata bahwa tidak ada takdir yang tidak mungkin. Bahkan dari sebuah kebohongan bisa menjadi kisah yang berharap utuh sel...