Part : 56

663 51 0
                                    

Happy reading


Seketika semua yang terasa seperti beban hilanglah sudah. Lelah pikiran, mental semuanya benar-benar musnah begitu saja.

Rasa tenang dan lega semua siswa rasakan saat akhirnya ujian kelulusan mereka selesai. Dari mulai latihan, lalu try out, disambung ujian tulis dan praktek kini sudah dinyatakan selesai.

"Akhirnya selesai juga semua beban dari syaitan yang terkutuk ini!!!" Teriak Ellio, walau suaranya tak terlalu kencang, ia takut pengawas yang ada di diluar mendengarnya.

"Kita otw jadi pengangguran, ya gess ya" timpal Axel.

"Belum coy, lo gak mau nunggu hasil SNMPTN dulu? Siapa tau beruntung gitu biru yang keluar" ucap Langit.

Axel menggeleng. "Gak yakin gue, nilai begitu bentukannya mau saingan sama satu Indonesia? Gila aja si"

"Ken," panggil Ellio. "Lo gimana?"

"Gausah ditanya dia mah, udah pasti biru yang keluar semua nilainya diatas sembilan lima, kalau gak lulus parah si"

"Kok lo tau? Kan kita ujian baru selesai?"

"Feeling aja gue, udah pasti gitu. Lagian kalau dia kagak kuliah juga masa depannya cerah, langsung jadi CEO" Axel mengelap keringat di dahinya, lalu mengikat rambutnya hingga menjadi Apple hair.

Tubuh Ellio tiba-tiba saja memeluk Kennand dari belakang, "Ken, kita kan bestie dari zigot ya, sabi kali kalau gue kerja sama lo gitu.."

"Lo aja gantiin posisi gue" Kennand berusaha melepaskan tangan Ellio yang melingkar di lehernya.

Dengan cepat Ellio melepaskan tangannya dari leher Kennand. "Gak deh kalau itu, gak mampu. Gue jadi ob aja iklas sumpah"

"Orang tua lo bayar sekolah mahal-mahal, anaknya malah ikhlas jadi ob?"

Ellio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal setelah mendengar lontaran pernyataan dari Kennand, sahabatnya.

"Anu.. iya juga si. Ya udah lah, gue kuliah dulu aja." Ujar Ellio.

"Gue sih, mau kejar cita-cita gue" timpal Derry.

"Lo mau jadi apa emangnya?" Tanya Langit.

Ellio mengangkat sebelah kakinya, dan menyilakan tangannya di depan dada. "Gue mau jadi ilustrator, biar bisa gambar anime tiap hari" ujarnya.

Axel menyumpal mulut Derry dengan tissue yang sebelumnya ia pakai untuk mengelap keringat. Hal itu sudah biasa terjadi.

"Apaan! Mana ada cita-cita begitu, tanpa lo jadi ilustrator pun gambar anime mah bisa kapan aja Derry Aksa!" Geram Axel.

Derry memasang ekspresi wajah kecut. "Gila! Ini tissue bekas apaan anjir! Lo wah parah, gini ya gue jelasin gue mau jadi ilustrator itu buat cari skil gambar gue, soalnya gue gak ada bakat"

"Banyak mau lo!" Cibir Ellio.

"Serah gue lah!"

"Kalau hasil kita nanti biru, kita harus sungkem sama pak Azis, fiks!" Kata Ellio.

Kennand Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang