Part 62

50 1 0
                                    

Maru kembali teringat kejadian tragis itu. Dia dan Fiara sedang bertengkar, hal yang sebenarnya sepele. Maru tidak sengaja menyenggol es krim Fiara saat mereka berjalan di taman, dan Fiara langsung marah. Kata-kata tajam terlontar, emosi meluap, dan dalam kemarahan itu, mereka tidak sadar bahwa kalung couple mereka—simbol persahabatan mereka—jatuh ke tanah.

Sandrina, sahabat yang selalu berusaha mendamaikan mereka, melihat kalung itu terjatuh dan tanpa pikir panjang, berlari ke jalan untuk mengambilnya. Tapi semuanya terjadi begitu cepat. Sebuah truk melaju kencang di jalan yang biasanya sepi. Terlalu cepat bagi Sandrina untuk menghindar. Saat suara keras itu terdengar, Maru dan Fiara terpaku, menyaksikan kejadian yang merenggut nyawa sahabat mereka.

Sekarang, di hadapan Diva dan di bawah tatapan sinis geng RAFANIEL, rasa bersalah itu menghantam Maru lagi. "Kalung itu... Sandrina meninggal karena mencoba menyelamatkan sesuatu yang penting buat kita, Fiara. Tapi sekarang... kita bahkan tidak bisa menyelamatkan persahabatan kita sendiri," ucap Maru dengan suara bergetar.

Diva menatap Fiara, mencoba mencari tanda-tanda bahwa sahabatnya masih bisa tersentuh oleh kenyataan yang dihadapi Maru. Namun, Fiara hanya diam, tatapannya kosong. Geng RAFANIEL telah memutarbalikkan pikirannya, membuatnya percaya bahwa semua ini adalah kesalahan Maru. Tetapi Maru tahu, Fiara tidak sepenuhnya percaya itu—ada keraguan di sana, dan dia harus meraih kembali kepercayaan sahabatnya.

Diva berdiri di samping Maru, siap mendukungnya apapun yang terjadi. "Kita harus mencari tahu siapa yang sebenarnya memanipulasi semua ini," katanya penuh tekad. "Sandrina tidak akan pernah mau kalian terpecah seperti ini."

Saat itu, Fiara akhirnya angkat bicara, suaranya nyaris berbisik. "Aku... aku tidak tahu harus percaya apa lagi. Sandrina sudah tidak ada. Kita... kita semua kehilangan dia, dan aku... aku kehilangan kalian berdua."

Air mata menggenang di mata Fiara, seolah semua kebencian yang selama ini dia simpan mulai luruh. Tapi sebelum Maru bisa merespons, Niely kembali dengan ejekannya. "Dengar itu, Maru. Bahkan Fiara sendiri nggak bisa percaya sama kamu lagi."

Maru menggenggam tangan Diva erat, dan dengan suara tegas dia menjawab, "Aku tidak peduli apa yang kalian katakan. Aku akan membuktikan bahwa aku tidak bersalah. Bukan aku yang menyebabkan kecelakaan itu. Kita akan cari tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Niely tertawa kecil, tetapi ada sedikit kegelisahan di wajahnya. Dia tidak mengira Maru akan melawan dengan tekad seperti ini. "Lihat saja nanti, Maru. Kebenaran mungkin akan terungkap, tapi tidak ada yang akan mendengarnya kalau sudah terlambat."

Setelah Niely pergi, Maru menatap Fiara, berharap ada sedikit harapan untuk memperbaiki semuanya. "Fiara... aku akan membuktikan semuanya, untuk Sandrina, dan untuk kita. Aku mohon, jangan biarkan geng RAFANIEL menghancurkan apa yang kita punya."

Fiara menunduk, tampak terombang-ambing antara perasaan benci dan rasa kehilangan yang dalam. "Aku... aku nggak tahu, Maru. Aku butuh waktu."

Diva menggenggam bahu Maru, memberi kekuatan. "Kita akan melakukannya bersama. Sandrina layak mendapatkan kebenaran, dan kalian layak mendapatkan persahabatan kalian kembali."

Maru tahu, perjalanan ini akan penuh rintangan. Tapi dengan tekad yang menguat dan dukungan Diva di sisinya, dia tidak akan menyerah. Sandrina mungkin telah pergi, tetapi kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi di hari itu belum terungkap sepenuhnya, dan Maru bertekad untuk menemukannya—apa pun yang terjadi.

Bersambung

Maru [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang