🎀Chapter 1🎀

400 97 393
                                    

Hari ini Maru berjalan di koridor dengan lesu. Niatnya tidak mau masuk sekolah, tetapi bundanya menyuruhnya datang saja jangan bolos.

Maru berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai 2. Sampai di kelas, Maru berjalan menuju kursi tengah tepat di mana dia duduk.

Saat berdiri di meja Maru. Maru melihat tulisan seperti ini.

"Yak, kau tidak pantas sekolah di sini."

"Kau bau, mending jangan di kelas ini."

"Euy, ada orang sok cantik di kelas ini."

"Pergi aja sana kamu, kalau perlu pindah sekolah sekalian."

"Eh ada anak manja."

"Waduh, meja ini yang duduki anak manja."

"Dasar cewek gatel."

"Ih geli dah, pergi aja gih sana."

Semua meja Maru terdapat coretan dan tulisan seperti di atas. Sangat menyesak dihati, dia ga ada salah apa-apa kenapa mesti di bully? Emang dia salah apa? Dia hanya diam tapi mereka malah membully.

Terpaksa Maru duduk dan meletakkan tasnya di bangku. Setelah itu, Maru pergi membeli tisu untuk membersihkan mejanya.

Untung saja jam masuk masih lama. Jadi, Maru bisa membersihkan mejanya terlebih dahulu hingga.

Saat Maru membeli tisu. Banyak sorotan mata dari sekeliling sekolah. Banyak yang memasang wajah sinis terhadap Maru hingga Maru hanya seorang diri tanpa mempunyai teman.

Maru telah sampai di warung. Dia segera membeli tisu basah. "Bu, saya beli tisu basah 3 ya bu."

Ibu warung tersebut segera mengambil tisu basah untuk Maru. Setelah mengambilnya, ibu tersebut langsung memberikan tisu nya kepada Maru.

"Neng, kenapa setiap hari membeli tisu basah terus?" tanya ibu warung itu. Karena setiap hari Maru selalu beli tisu basah terus di warung ibu itu.

"Mungkin dia buang air besar di celananya, hahaha!" ucap seorang perempuan A dari pembeli ibu warung itu.

"Ih, udah SMA masih buang air besar dicelana!" ucap seorang perempuan B dari pembeli ibu warung itu.

"Jadi cewek jorok banget sih," ucap seorang laki-laki A dari pembeli ibu warung itu.

Memang warung itu cukup ramai, orang sekitar itu tidak memberikan Maru untuk membuka ucapan. Dengan terpaksa, Maru langsung membayarnya dan segera pergi ke kelas tanpa menjawab ocehan orang lain.

Di sepanjang perjalanan menuju kelas. Maru menahan deritanya dari semua yang berada di sekolah itu. Rasanya dia ingin pindah sekolah saja, tapi apakah orang tuanya mengizinkan untuk pindah?

"Ah sudah lah, mari bertahan sampai lulus! Tapi apakah aku akan kuat?" gumam Maru sambil berjalan menuju kelas.

Dengan rasa nyesek. Maru langsung lekas pergi ke kelas sambil berjalan cepat, dia tidak kuat ditatap sinis oleh semua orang.

Sampai dikelas, Maru langsung membersihkan mejanya. Namun, orang yang berada di kelas mencoretkan lagi dimeja Maru hingga meja Maru sangat kotor.

Begitu pula tas, Tasnya diisi sampah oleh teman sekelas. Dia menangis, sudah tidak kuat dengan perbuatan mereka semua.

Maru langsung pergi dari sekolahan dan keluar dari sekolah sambil berlari kencang. Banyak orang-orang yang menertawakan Maru.

Dengan terpaksa, Maru membolos dan pulang tanpa membawa tas. Sengaja dia tinggal biar dia pulang dari rumah menceritakan kejadian kepada orang tuanya dan meninggalkan jejak di sekolah biar guru-guru pada sadar.

Maru terus menangis di perjalanan pulang. Dia pulang tanpa menaiki kendaraan satu pun. Dia berjalan kaki sambil berlari ke rumahnya.

"Aku tidak kuat."

"Aku tidak kuat."

"Aku harus pulang dan menceritakan kepada orang tuaku."

Bersambungg....

Maru [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang