Part 76

5 1 0
                                    

Beberapa hari kemudian, Maru, Diva, dan Fiara menyelidiki lebih dalam. Mereka menemukan bahwa keluarga Zavier memiliki koneksi ke dunia bisnis yang gelap. Zavier tampaknya terlibat dalam berbagai aktivitas ilegal yang melibatkan uang dan kekuasaan.

“Mungkin ini adalah kesempatan kita,” kata Diva saat mereka berdiskusi. “Jika kita bisa mengumpulkan bukti-bukti ini dan menyampaikannya ke pihak berwenang, mungkin kita bisa menghentikan geng ini.”

Namun, mereka juga sadar bahwa langkah ini sangat berbahaya. Zavier dan gengnya tidak akan tinggal diam. Maru merasa ada tekanan yang semakin berat di pundaknya. “Kita perlu membuat rencana yang matang,” katanya. “Jika mereka mengetahui apa yang kita lakukan, konsekuensinya bisa sangat serius.”

Fiara mengangguk. “Kita harus berpikir dengan hati-hati dan tidak gegabah.”

Di tengah semua ini, Diva merasa semakin terjebak dalam perasaannya terhadap Zavier. Meskipun dia tahu apa yang dia lakukan adalah untuk tujuan yang baik, ketertarikan yang tidak bisa dia pungkiri terhadap Zavier membuatnya bingung.

Suatu sore, setelah pertemuan dengan geng di kafe, Zavier menghampirinya. “Diva, kau selalu tampil berani. Aku sangat menghargai keberanianmu,” kata Zavier dengan nada yang lembut.

Diva merasa jantungnya berdegup kencang. “Terima kasih, Zavier. Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik.”

Zavier tersenyum, tetapi ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Diva merasa tidak nyaman. “Kau tahu, kami bisa melakukan banyak hal yang hebat bersama. Geng kami bukan hanya tentang kekuatan. Kami bisa melindungi orang-orang yang kami pedulikan.”

Diva berusaha menahan diri agar tidak terbawa emosi. “Aku ingin menjadi bagian dari itu, tetapi aku juga ingin kebenaran diungkap.”

Zavier mengangkat alisnya. “Kebenaran bisa menjadi hal yang rumit, Diva. Terkadang, ada hal-hal yang lebih baik tidak diketahui.”

Perkataan Zavier membuat Diva merenung. Apakah Zavier benar-benar peduli padanya, atau dia hanya mencoba untuk menipunya? Diva merasa bingung dan harus segera mengambil keputusan. Dia tidak bisa membiarkan perasaannya mengganggu misinya.

Sementara itu, Maru dan Fiara terus mengumpulkan bukti tentang Zavier dan anggota gengnya. Mereka mulai mendekati beberapa siswa lain yang juga merasa tertekan oleh RAFANIEL dan mengajak mereka untuk bergabung dalam perjuangan.

Dalam waktu singkat, mereka berhasil mengumpulkan sekelompok siswa yang siap berjuang bersama mereka. “Kita tidak akan membiarkan geng ini mengendalikan hidup kita!” kata Maru dengan semangat.

Dari situ, mereka mulai merencanakan langkah selanjutnya. Mereka akan menghadapi Zavier dan gengnya dengan lebih terorganisir. Namun, mereka juga tahu bahwa tantangan di depan akan semakin berat, dan mereka harus bersiap untuk apa pun yang mungkin terjadi.

Hari demi hari berlalu, ketegangan semakin mencuat di antara mereka. Zavier mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda, seolah ada rahasia yang terselubung di balik sikap Diva yang tak seperti biasanya. Suatu malam, saat mereka bertemu di sebuah tempat yang sunyi, Zavier tak lagi bisa menahan kecurigaannya.

“Diva, kau tampak berbeda akhir-akhir ini. Ada yang ingin kau katakan?” tanyanya dengan nada penuh perhatian.

Diva menelan ludah, mencoba menguasai rasa gugup yang menyeruak. “Tidak, semuanya baik-baik saja. Aku hanya kelelahan.”

Namun, tatapan Zavier menembus lebih dalam, seakan berusaha membaca pikiran yang disembunyikannya. “Kalau ada yang mengganggumu, kau bisa ceritakan padaku. Kita ini teman, kan?”

Diva tersenyum tipis, merasa terhimpit di antara perasaannya yang kompleks dan tujuan besar yang mereka jalani bersama. “Tentu saja, Zavier. Aku akan memberitahumu jika ada sesuatu.”

Tapi jauh di dalam hatinya, Diva sadar. Ia dihadapkan pada pilihan sulit—setia pada Zavier atau mengungkap kebenaran yang bisa mengubah segalanya. Pilihan ini bukan hanya tentang dirinya, tapi juga tentang takdir yang mereka hadapi bersama.

Bersambungg

Maru [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang