Part 65

2 1 0
                                    

Setelah menemukan petunjuk mengenai sekolah elit itu, Maru, Diva, dan Fiara memutuskan untuk menyelidiki lebih dalam. Mereka mempersiapkan diri untuk mengunjungi sekolah swasta yang memiliki lambang yang terlihat di mobil hitam tersebut. Namun, sebelum pergi, mereka memastikan untuk merencanakan langkah dengan hati-hati. Sekolah elit pasti memiliki aturan ketat, dan mereka tidak bisa begitu saja datang tanpa alasan yang jelas.

“Kita harus menyamar,” usul Diva sambil menatap peta sekolah di ponselnya. “Kita bisa berpura-pura sebagai siswa yang ingin daftar atau cari informasi. Aku dengar mereka sering menerima tamu atau siswa baru.”

Maru dan Fiara setuju. Mereka tahu tidak akan mudah mendapatkan informasi dari sekolah sebesar itu, tetapi ini adalah satu-satunya cara untuk menemukan siapa yang ada di balik kecelakaan Sandrina.

Keesokan harinya, mereka berangkat ke sekolah tersebut dengan menyamar sebagai calon siswa. Saat tiba di gerbang sekolah, mereka disambut oleh petugas keamanan yang ketat. Sekolah elit itu megah dan memiliki suasana yang sangat formal, membuat mereka merasa sedikit cemas.

Diva yang berperan sebagai juru bicara, segera menghampiri resepsionis. “Kami ingin tahu lebih banyak tentang program akademik di sekolah ini,” katanya dengan senyum sopan. “Ada beberapa teman kami yang tertarik pindah ke sini, dan kami ingin membantu mereka mendapatkan informasi.”

Resepsionis itu terlihat ramah dan mempersilakan mereka masuk. Sementara mereka menunggu, Maru memanfaatkan waktu untuk mengamati suasana sekitar. Gedung sekolah itu modern, dipenuhi siswa dengan seragam rapi, dan semuanya terlihat sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Fiara, yang masih terlihat tegang, berbisik kepada Maru, “Gimana kita bisa tahu siapa yang punya mobil hitam itu? Mereka nggak mungkin langsung kasih tau kita, kan?”

Maru menatap sekeliling, mencari petunjuk. “Mungkin ada data siswa yang kita bisa akses, atau… mungkin kita bisa bertanya ke siswa-siswa di sini tentang siapa yang suka bawa mobil hitam.”

Setelah beberapa menit menunggu, mereka diberi tur singkat oleh seorang staf sekolah. Sambil berkeliling, mereka mencoba mencari kesempatan untuk menggali informasi. Ketika tur selesai, mereka berterima kasih kepada staf, tetapi sebelum mereka keluar, Maru melihat seorang siswa berjalan keluar dari sekolah dengan sopir pribadi. Dan di sanalah—mobil hitam dengan stiker yang sama terparkir di depan mereka.

“Itu mobilnya!” bisik Maru, segera mengenali stiker tersebut. “Orang yang kita cari ada di sini.”

Fiara dan Diva mengikuti pandangannya. Siswa itu, seorang laki-laki dengan wajah dingin dan tatapan tajam, tampaknya berasal dari keluarga kaya. Mereka memperhatikan dia berbicara dengan sopirnya sebelum masuk ke mobil.

“Dia pasti terlibat,” gumam Fiara.

Maru berpikir cepat. “Kita harus cari tahu siapa dia. Nama, latar belakang, semuanya.”

Mereka tidak ingin kehilangan jejak siswa itu. Jadi, mereka mengikuti mobil hitam itu dari kejauhan setelah keluar dari gerbang sekolah. Meskipun menegangkan, mereka tahu ini adalah kesempatan mereka untuk menemukan kebenaran.

Perjalanan membawa mereka ke sebuah perumahan mewah di pinggiran kota. Mobil hitam itu masuk ke dalam sebuah gerbang besar dengan penjagaan ketat. Tidak mungkin mereka bisa masuk begitu saja, tetapi mereka berhasil mencatat alamatnya.

“Ini pasti rumahnya,” kata Diva sambil memotret gerbang besar itu dari kejauhan. “Sekarang, kita harus cari tahu lebih banyak tentang siapa yang tinggal di sini.”

Maru mengangguk. Mereka telah semakin dekat dengan jawaban, tetapi langkah berikutnya harus dilakukan dengan lebih hati-hati. “Kita harus menyelidiki siapa keluarga ini. Mungkin ada kaitannya dengan kecelakaan Sandrina.”

Fiara menatap rumah besar itu dengan perasaan campur aduk. “Kalau kita bisa buktikan siapa orang di balik mobil hitam itu, kita bisa membersihkan namamu, Maru.”

Dengan petunjuk baru ini, mereka menyadari bahwa mereka sedang berhadapan dengan sesuatu yang lebih besar dari yang mereka bayangkan. Tapi tekad mereka tak pernah goyah. Maru, Diva, dan Fiara siap untuk menghadapi apapun demi mengungkap kebenaran di balik kecelakaan tragis yang merenggut sahabat mereka, Sandrina.

Bersambunggg

Maru [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang