🎀Chapter 34🎀

77 18 1
                                    

Sebelumnya follow instagram author yuk

@faizahrusyna

Udah belum?

Yuk langsung baca....

 _______________Happy Reading_____________

Datang lah Sandrina dengan membawa nampan yang berisi makanan mereka bertiga.

"Hai, ini makan!" pinta Sandrina. Lalu Maru dan Fiara mengambil piring milik masing-masing.

Maru langsung mengelap air matanya dan langsung menyatap makanannya. "Enak, cepat dimakan! Nanti keburu bel." Sambil memasukkan makanan ke mulutnya.

Sandrina dan Fiara hanya terkekeh melihat sikap Maru saat ini. Dia tersenyum dan langsung menghabiskan makanan dan pergi ke kelas bersama-sama.

Pulang sekolah pun tiba, semua murid pergi berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah.

Dan tepat sekali, ucapan Radel benar. Kalau Maru akan pergi ke kamar mandi sendirian tanpa membawa teman-temannya.

"Maru, ayok pulang!" ajak Fiara yang berada di belakang Maru. Maru menoleh dan tersenyum sambil mengangguk kepala saja.

Mereka bertiga langsung pergi keluar kelas. Dan tiba-tiba saja Maru ke belet, dan dia meminta temannya buat tunggu sebentar.

"Eh, gua kebelet. Pengen ke kamar mandi, kalian tunggu di sini dulu ya!" pinta Maru sambil menahan ke beletnya.

"Mau gua temenin?" tanya Sandrina. Namun, Maru hanya menggelengkan kepala saja dan langsung pergi begitu saja.

Ketika Maru sudah lega di toilet, dan dia ingin keluar dari toilet. Namun, toiletnya ke kunci dari depan. Berarti ada seseorang yang mengunci kamar mandinya dari depan.

Maru mencoba membuka pintunya. Namun, hasilnya nihil! Maru tidak bisa membuka pintunya.

"Yah, kok gak bisa dibuka?" gumam Maru yang mencoba membuka pintunya.

"Ini serius gak bisa dibuka?" gumam Maru yang mulai panik. Karena, gak bisa dibuka-buka.

"Argh, sial! Ini kejadian lagi!" gumam Maru yang menyadari ini perbuatan di masa lalunya.

"Tolong, tolong!" teriak Maru sambil memukul-mukul pintunya dari dalam.

Ketika Maru memukul-mukul pintunya. Ada kaki yang menampakkan dari bawah toilet, sekitar ada tiga kaki orang. Dan Maru mulai panik, dia mulai resah dengan wajahnya.

"Apakah gua dibully lagi?" gumam Maru yang memperpelan kan suaranya.

"Pliss tuhan, Maru gak mau dibully!" memohon kepada tuhan sambil menahan isak.

Beberapa kali, Maru memukul-mukul pintunya. Namun, 3 orang itu tidak membukanya. Perlahan-lahan kaki itu menghilang menjauh dari kamar mandi.

"Mamah, ayah!" gumamnya sambil menangis dari dalam kamar mandi. Dia benar-benar tidak kuat lagi yang selalu dibully.

Bersambungg....

Vote dan koment ya! Share ke teman-teman buat baca cerita ini!

Maru [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang