🎀Chapter 58🎀

109 26 1
                                    

Happy Reading

Setelah hari itu, kehidupan geng MAFISA kembali dipenuhi kebahagiaan dan canda tawa. Pulang sekolah, mereka bertiga memutuskan untuk membeli es krim.

“Ehh, gue mau es krim nih,” kata Maru dengan semangat.

“Lihat, ada penjual es krim di situ. Ayo kita beli!” ajak Sandrina.

“Ayo!” jawab Maru dan Fiara serempak. Mereka bertiga segera menuju ke penjual es krim.

Sesampainya di sana, Sandrina bertanya kepada Maru dan Fiara, “Kalian mau es krim rasa apa?”

“Vanilla!” jawab Maru.

“Gue coklat, San!” seru Fiara.

“Oke,” balas Sandrina.

Sandrina pun langsung memesan, “Bang! Beli es krim tiga ya! Satu vanilla, satu coklat, satu stroberi!”

“ Tunggu ya, Dek!” ucap abang penjual es krim. Geng MAFISA pun menunggu sambil bersenda gurau.

Lima menit kemudian...

“Dek, ini es krimnya!” kata abang penjual es krim sambil menyerahkan paket es krim. Sandrina segera mengambil es krim rasa coklat dan memberikannya kepada Fiara.

“Ra, ini es krimmu!” kata Sandrina.

“Makasih,” jawab Fiara, mengambil es krim tersebut dengan senang hati.

Sandrina lalu mengambil es krim rasa vanilla dan memberikannya kepada Maru. “Mar, ini es krimmu.”

“Makasih,” kata Maru sambil menerima es krimnya.

Setelah Sandrina membayar, mereka bertiga mulai makan es krim sambil berjalan.

Dalam obrolan mereka, Maru tiba-tiba bertanya kepada Fiara. “Hei Ra! Gue dengar kamu naksir sama seseorang dari sekolah sebelah, ya?”

Maru mendengar rumor tersebut dan ingin memastikan kebenarannya langsung dari Fiara.

“Mana mungkin,” jawab Fiara dengan gugup.

“Jangan bohong, deh!” balas Maru sambil memukul ringan pundak Fiara.

Tak sengaja, gerakan Maru membuat es krim Fiara terjatuh. Fiara tampak kesal.

“Sudah gue bilang! Gue gak menyukainya! Dasar menyebalkan!” bentak Fiara.

“Eh, Ra! Maaf, gue gak sengaja,” ucap Maru dengan raut wajah menyesal.

“Dasar menyebalkan,” Fiara berkata sambil mendorong bahu Maru, hingga es krim Maru juga terjatuh.

Maru kebingungan dan bertanya, “Apa-apaan lu, Ra? Gue cuma bertanya! Kenapa lu marah banget?”

Maru dan Fiara mulai bertengkar di pinggir jalan. Sementara itu, tanpa mereka sadari, kalung yang dipakai Maru terlepas dan jatuh ke jalanan. Sandrina segera berusaha mengambil kalung tersebut.

Tiba-tiba, sebuah mobil melintas dengan kecepatan tinggi, mendekati Sandrina yang sedang mengambil kalung.

“SANDRINA!! AWAS!!!” teriak Fiara panik. Fiara ingin menyelamatkan Sandrina, tapi mobilnya terlalu cepat.

Bersambungg...

Jangan lupa vote dan komentari cerita ini!

Maru [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang