G. Happy Sunday

12 3 0
                                    


Hari ini hari apa? Anggap aja lagi hari Minggu oke.

So. Happy Sunday!

Apa yang kamu lakukan pada hari Minggu?

Rebahan.

Aku tahu hahah.

Pukul 05.00 aku bangun. Segera menyiapkan baju untuk berangkat ke kamar mandi. Butuh sekitar 30 menit untuk mandi paket lengkap (you know lah ngapain aja - Bab, mandi, sikat gigi)

Setelah mandi mempersiapkan diriku, merapikan rambut, memakai bedak bayi untuk muka, dan menyemprotkan parfum princess yang mama beli di Indomar*t.

Tak lama, "RAYA MAKAN" Panggilan dari ibu ratu.

"BENTAR BENTAR"

Aku mengganti bajuku dengan segera. Memakai kemeja hijau yang diturunkan dari Oma dan celana jeans kebanggaan sejak SMP.

Tak ingin mendapat semprot dari ibu ratu, aku segera menuju ke meja makan. Hanya memerlukan 20 langkah.

"Makan Ray, udah mama ambilin nasi itu" Ucap Mama yang sedang menggoreng ikan yang sebagian sudah tersajikan di meja makan.

"Iya iya."

"Ray, mama nitip ikannya ya. Mama mau mandi dulu"

"Iya. Digoreng sampe kering apa gosong?" Tanyaku sambil menyantap tempe masuk ke mulutku.

"Gosong Ray. Gosong. Nanti kan kamu yang makan sendiri." Balas Mama sambil mengambil handuk di jemuran belakang.

Memang hehe. Gajadi gosong deh.

"Hehe mama mandi sana deh. Udah jam 6.15 loh ma."

"Mama mandinya cuma 5 menit gak kayak kamu"

Tepat pukul 6.30 aku dan mama sudah berada diatas sepeda motor. Tentunya bukan aku yang mengendarainya hehe.

Tujuanku sekarang adalah gereja.

Hari Minggu artinya Harinya Tuhan. Saat hari Minggu aku akan mendahulukan setiap kepentingan yang berhubungan dengan Tuhan yaitu beribadah.

Beribadah itu penting ga sih? Baik yang agama Kristen maupun Islam maupun lainnya.

Menurutku ya penting. Banget malah.
Ibaratnya nih kita lagi charge diri di hari Minggu dengan beribadah lalu kita habiskan di hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu. Anggaplah pada hari Sabtu baterai kita tinggal 1 persen yang artinya harus segera di charge kembali.

Banyak orang yang mengabaikan ibadah. Padahal waktu yang dihabiskan untuk hal-hal lain lebih banyak tentunya daripada untuk Tuhan.
Ya gak? Bener gak?

Sama kok. Aku juga. Kita sama.

Cuman sekarang aku lagi belajar. Memulai hari dengan renungan, lalu mengerjakan setiap hal dengan yang terbaik, dan kembali malam untuk berdoa bersyukur karena hari yang Tuhan berikan.

Back to the point of the story.

"Hallo Raya. Selamat pagi" Ucap Pendeta yang baru datang.

"Iya selamat pagi pak" Aku menundukkan badanku untuk memberikan rasa hormat, ingat pandemi.. gabisa salam salaman.

"Raya! Annyeonggg!" Panggil temenku yang baru datang sambil dibonceng kakaknya.

"Wehhhh"

"Ci ci ci!" Seru anak yang baru saja datang, biasanya dipanggil Varo.

"Apa Ro?!" Aku ikut tergopoh gopoh karena Varo yang lari ke arahku.

"UDAH LIAT SQUID GAME BELOM?!" Tanyanya sambil menepuk nepuk lenganku.

"JELASSS SUDAH LAH"

"Gila sih drama e kueren, ngajak gelud semua. Aku masih episode 5 huhu, kemaren WiFi ya dimatiin papaku huaaaaa" Dia tergirap girap sambil meloncat tidak jelas.

"Kapok wlekkk"

"Ci spoiler. Kakek tuanya mati ngga?"

"MATI SEMUA HAHAHA" Aku tertawa jahad lalu melambaikan tanganku kearahnya sedangkan aku berjalan arah masuk ke gedung ibadah.

Begitu aku masuk, aku duduk di bangku nomor 5 dari depan. Aku duduk tenang sambil mempersiapkan diriku untuk beribadah, memfokuskan pikiran dan hati untuk siap menerima Firman Tuhan.

Tepat pukul 7 Ibadah di mulai.

Aku bener bener berdoa dengan sungguh sungguh agar aku fokus, ternyata ada saja godaan ini.

My crush lewat dan duduk didepanku pas. Hem rada gimana gitu. Masalahnya dia teh guanteng, kasep, tinggi, putih, pinter aduhh kurang apalagi yah. Dia juga pelayanan tapi hari ini sedang libur karena bergantian dengan yang lain.

CK. Entah ini keberuntungan atau kemalangan.

"Raya fokus yok Ray. Abaikan dulu dalam 2 jam ke depan okey" Aku meyakinkan diriku, pasalnya seorang yang ada di sampingku juga membuatku salting.

God please. I want to praise You with all of my heart. Help me.

Akhirnya selesai juga ibadah yang penuh godaan ini. Pliss cukup sekali ini aja okey.

"Raya"

Ekhem. Suara dia itu.

Tenang Ray.

"Ya? Manggil aku?" Akward banget sih Ray.

Dia mengangguk, "Kenapa?" Tanyaku.

"Em ini, kamu kelas 12 kan Ray? Masih punya catatan fisika kelas 10 sama 11?" Dia yang sudah menjalani perkuliahan itu bertanya kepadaku.

"Fisika ya? Hemm. Ada kek nya deh."

"Boleh pinjem ngga? Atau fotoin gitu?"

"Bolehlah. Tapi..tapi... Juelek tulisanku hahah gajelas banget. Tetep mau pinjem?"

"Gapapa"

"Oke. Minggu depan tak bawain"

"Kalau tak ambil di rumahku besok bisa? Butuh banget soalnya"

"Iya. Tapi kalau mau ambil wa dulu okeh!"

"CI RAYA DIPANGGIL BU LIDYA" Teriak temenku yang berada di bawah dua tahun denganku.

"Aku kesana dulu ya ko! Besok mampir aja! Tau kan rumahku!" Aku pamit mengundurkan diri. Eak.

"Iya Ray"

Aku berlari dan menghampiri Varo yang memanggilku dengan suara yang menggelegar.

Plak.

"Kenapa aku dipanggil mamamu?" Benar memang Bu Lidya adalah mama dari Varo.

"Gatau lah"

"Ya kan kamu anaknya"

"Ya kan.. ya... Tauk a sana sana" Dia mendorongku masuk ke ruangan kantor khusus untuk guru-guru.

Gila si bambank. Berasa di dorong masuk kandang buaya aja dah gue nih.
Sabar Ray. Sabar. Orang sabar banyak yang ngasih duit.

Cepet klik bintangnya 🌟 🌟🌟

Comment juga ditunggu ya

Hi Crush! (udah selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang