h. GANTENGLAH

0 2 0
                                    

"Hem? Sampe?" Polosku bangun tidur.
Dengan mata yang belum terbuka sempurna.

"Diajak dinner sama papaku. Ayo masuk"

"Ayo"

Aku tersadar. "HAH!"

"Koko kenapa ga ngomong sih, bajuku belel kan? Aduh mukaku bantal banget sih" cerocos mulutku.

"Engga kok. Cantik cantik. Pasti nanti terpesona semua."

"Mana ada. Bentar deh. Nata rambut" Tak disangka ia membantuku merapikan rambutku yang tidak jelas arahnya ini.

Tenang Ray. Gabole terbang jauh jauh.

"Udah a. Ayo" Ia membuka pintuku dan menarik ku pelan keluar.

"Ko, ada siapa aja disana?" Aku sudah sedikit tau si papanya crush karena ketemu di gereja tapi mungkin papanya yang ga tau aku.

"Liat aja nanti"

Aw

Aku mencubit perutnya ralat, samping perutnya.

Aku tetap berjalan mengikutinya karena tanganku ada digenggamannya, mungkin dia tahu rencana ku kabur.

"Bentar. Tarik napas dulu"

Dia terkekeh.

"Udah?"

"Hem"

Ia membuka pintu yang sekarang masih tertutup. Biasalah orang gini selalu pesen tempat terpisah, katanya biar tambah leluasa tambah deket, itu sih kalau Daima bilang.

Aku sedikit mengintip, saat dia mulai mendorong pintunya.

Lah gila. Ini mah bawa sekampung.

"Cie bawa pacar"

"Welcome family"

"Pinter cari siaoce"

"Tumben"

"Loh ini siapamu *****?"

Dan itulah yang aku dengar saat ini, mau taruh dimana mukaku sekarang! Malu banget. Mana gakenal.

"Ce duduk sini" Dan yah, dia Reina. Adik si crush mungkin hanya dia yang aku kenal.

Dengan canggung aku menghampirinya.

"Ini toh yang namanya Raya?" Ucap bapaknya crush.

"Iya om. Saya Raya"

Hehehe.

Bawa aku pergi plis. Canggung gasuka.

"Udah dong para warga sekalian, jangan diliatin calon istri saya" Ini pula ginding. Crushku kenapa sih?!

"Belom dilamar kok bilangnya calon istri." Sindir saudara nya yang sudah paruh baya.

"Dih babain, tunggu aja undangannya" Gila dia emang gila.

Bikin harapan terus ih. Awas aja ngeghosting.

Seperti anak SD yang baru masuk sekolah, awalnya deket terus sama crush atau adeknya karena belum kenal siapa siapa, tapi setelah beberapa jam ada disini mungkin bisa dibilang sedikit nyaman.

Tante tantenya om omnya juga welcome banget, dan suka ngajak ngomong, yang paling penting adalah gugupku sudah hilang sejak beberapa menit yang lalu.

Papa mamanya pun baik, mereka nyuruh aku makan banyak terus. Diambilin ini itu. Biasalah.

Tung

"HUAAAAAA" Seorang anak kecil yang bisa kutebak ponakannya crush.

Aku yang ada di dekatnya langsung menghampirinya dan dia auto merentangkan tangannya. Aku tidak bodoh. Itu artinya dia minta digendong.

"Uuuu sakit ya? Itu temboknya nakal ya" Aku menimang nimang bak emak gw.

"Hiks nakal"

"Iya nakal. Udah dong nangisnya, masa laki nangis sih."

"Engga hiks. Valo ngga nangis kok ci"
Huaaa dia panggil aku Cici, pinter banget sih. Aku emang masih muda.

Eh atau bukan ponakan ya? Atau sepupu? Iya i think sepupunya crush deh. Bisa dibilang papanya crush anak paling gede makanya crush keluar duluan. Masuk akal kan?

"Bagus dong. Valo main lagi ya? Turun ya?" Tanyaku kepadanya.

"Valo ci Valo" ucapnya lagi

"Iya Valo"

"Varo Ray" Kali ini ucap Crush yang datang tiba tiba.

"Oalah Varo. Varo gamau main lagi? Tuh ditungguin" bujuk ku sekali lagi dengan nama yang benar.

"Gamau. Ngantuk" Sepertinya dia nyaman dalam gendonganku. Berat? Lumayan, hitung hitung olahraga sebulan sekali. 

"Varo sama Koko aja ya?" Crush menawarkan diri ketika melihatku sedikit kesusahan dengan Varo yang umurnya sekitar 3 tahun.

"Gamau" Ia menaruh kepalanya di pundak ku.

"Gapapa ko, asli gapapa" Ucapku kepadanya saat tau apa yang dipikirkan dia.

"Tuh Ko dia udah pantes itu, cepet nikahin sana" Ejek Tante satunya lagi.

Enak aja nikah nikah. Lulus aja belom.

"Belum lulus Tan, calon mama anak anakku harus pinter jadi harus lulus dulu" Aku menampol lengannya dengan tanganku satunya.

"Halah, nikah dulu lah"

"Nikahin aja tuh si Queen" Crush membalasnya. Padahal Queen masih kelas 6 SD.

"Gundulmu"

Aku berjalan menuju tempat duduk yang cukup besar atau bisa disebut sofa. Aku membaringkan Varo yang sudah tertidur disana. Lucu banget sih.

"Cici" panggil seorang anak perempuan yang umurnya hampir sama seperti Varo. Ini hanya tebakanku si.

"Hai"

"Cici temennya Koko ya?" Tanyanya lalu duduk di sebelahku.

"Iya"

"Koko ganteng ci?" Lahh.

GANTENGLAHHHH!!!!!

GAUSAH DITANYA LAGI LAH!

AW

Cefat vomment dulu!

Aku ngegas an -

Hi Crush! (udah selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang