c. The Feelings

0 2 0
                                    

Dia menatapku dengan serius seolah aku telah berbuat yang salah. But aku pikir aku gaada salah deh sama dia.

Aku menuruti tatapannya dan terus menatapnya walaupun sebenernya aku sangat lemah dalam tatapan gini.

"I need to tell you something. About my feelings. I still love you, even from our elementary school. I don't know how to tell you this, but I also don't want to keep this to myself until you become someone else's. Recently, I ventured to be close to you and get to know you without having to be far away. I don't want you to be my girlfriend now, but I want us to commit to each other to be a couple in the future. By the time we were each ready. Do you want to be my future wife that I can't even guarantee now? But I really will try to commit to keep my promise." Ucapnya dengan bahasa Inggris yang membuatnya semakin terlihat serius tapi sangat berwibawa.

Ini yang aku harapkan, tapi deg deg an banget gila. Ganyangka bakalan secepet ini.

Crush yang selama ini aku kagumi, aku suka i. ARGGGG CAN DESCRIBE lagiii how my feeling.

Seneng banget.

Someone plis sadarkan kalau ini mimpi. Sebelum aku terbawa jauh.

"Ray" Sayangnya ini bukan mimpi. Aduh Crush.

"Hah sebentar ko sebentar. Error masih an" Gubluk lu Ray! Merusak suasana aja.

"Hahaha" Dia tertawa renyah.

"Kenapa?" Tanyaku ambigu.

"Apa?"

"Why you love me? I need a reason buat aku yakin sama kamu" Tanyaku sekarang dengan mode serius juga.

"You know Ray. Love don't need a reason. But buat meyakinkan kamu, aku bisa. Aku tahu sekarang aku cuma seorang mahasiswa kedokteran tapi aku yakin aku bisa. Menjadi dokter seperti yang kamu inginkan dulu. Ingetkan? I will love you until the end of my life. I promise."

Pikiran ku seketika melayang ke beberapa tahun yang lalu.

Ketika kita sama sama kecil.

"Koko nanti cita citanya apa?"

"Aku gatau"

"Jadi dokter aja ya?" Raya kecil mengusulkan profesi itu.

"Kenapa?"

"Karena Raya takut sama darah, Raya takut luka, jadi biar Koko aja yang menyembuhkan luka saat Raya terluka karena Raya gamau nyembuhkan luka Raya sendiri. Tapi Koko juga harus bisa jadi dokter yang baik yang menolong semua orang bukan cuma Raya" Ucap Raya.

"Yaudah deh dokter aja deh"

Lucu banget, dulu aku yang nyaranin orang lain tapi sekarang aku sendiri yang gatau cita citaku apa.

"Aku bakalan bantu kamu buat menyembuhkan setiap lukamu" sambung crush.

"Karena ucapan anak kecil dulu Koko jadi dokter?" Tanyaku tidak percaya.

"Iya, anak kecil yang beri aku harapan"

I just smile.

"Gimana Ray?"


Hi Crush! (udah selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang