I. Tarik Napas... Buang

4 3 0
                                    


"Bukain Ray. 3 aja mau coba susun kayak gitu juga"

Dia mencoba menyusun dengan penuh konsentrasi sambil menyetir. Dan hampir saja permen itu lolos dari mulutnya.

"Gabisa nyerah"

"Suka banget kayaknya kamu sama relaxa" celetuknya.

"Huum. Cuma permen ini yang aku makan seumur hidup. Kata mama dulu waktu kecil di gereja biar aku ngga nangis mama kasih permen ini, dan berhasil. Terus akhirnya kemanapun aku bawa permen ini. Tadi ke sekolah bawa tapi udah habis"
Permen ini itu uenak banget. Apalgi makan sama es krim atau air es. Uuuu enak banget.

"Berapa permen yang kamu makan seumur hidup Ray?"

"Satu juta?"

"Aa gatau lah"

"Ngga pernah ngitung"

"Aku hanya membantu pabrik biar tidak bangkrut hehe"

"Ga gitu caranya Ray. Dasar" Dia mengacak acak rambutku.

Aduh apaan sih pake pegang pegang. Gatau apa yang gue terbang jadinya.

"Gigiku udah jadi korban tapi gapapa deh. Lumayan ada yang bisa dibuat mainan"

"Aneh kamu Ray. Aneh banget"

Setelah 30 menit berada di mobil, akhirnya sampai pula di sebuah mall yang cukup besar ditengah tengah kota.

"Pake ini Ray" Dia memberikan jaketnya. Aku lupa kalau aku belum ganti baju saat kesini karena tadi niatnya kan pulang eh ditawarin jalan. Siapa coba yang gamau.

"Ok makasi"

"Eh bentar ko bentar. Belum bilang papa mama kalau aku kesini" aku mengutak atik hp ku untuk mengirim pesan ke papa mama.

"Aku tadi udah bilang papamu"
WHat. Kok bisa sih. Kapan bilangnya coba. Kan dari tadi nyetir.

"Beneran?"

"Iya. Ayo masuk"

Untuk masuk ke mall, kami memindai barcode yang memberi pernyataan bahwa sudah divaksin. Omong omong soal vaksin, buat kamu yang belom vaksin nih ya. Segera deh. Walaupun aku takut dan sakit menurutku aku tetep vaksin. Karena efeknya besar banget dan lumayan bisa untuk menjaga kekebalan tubuh menangkal si Corona.

"Hem dingin nya"

"Ayo makan dulu ko" Ajakku langsung begitu masuk ke dalam.

"Makan dimana?"

"Nasgor 67?"

"69 Raya"

"Oh iya itu maksudnya ehhe"

"Boleh itu ada deh. Ayo. Laper aku. Tadi belom makan pas pulang univ"

"Kenapa ngga makan?"

"Biasalah. Males"

"Gila. Makan aja males" UPS. Keceplosan.

Aku segera menutup mulutku. Dan terdengar kekehan dari sana.

Kamu berjalan menyusuri mall sampai menemukan keberadaan 69.
Begitupun mataku yang tak berhenti untuk mengobservasi haha.

"Ko bentar. Tunggu sini yap. 5 menit"

Aku menuju ke kios yang menjual ayam gepuk yang digoreng lalu dibumbui. Alias pok pok.

"Mba, ini 2 ya mbak. Bumbunya garlic, BBQ, chilinga dikit" aku menunjuk ayam yang sedang digoreng itu. Aku lupa namanya.

Hi Crush! (udah selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang