Setelah memposting foto itu, aku berkunjung ke akun crush. Dan benar fotoku dengannya sudah menjadi postingan pertamanya.
Kepoku tidak bisa ditahan. Aku memencet dan langsung melihat caption apa yang diketikkan dia.
'hi future'
Hanya 2 kata. But It's so so sweet.
"Kenapa senyum senyum gitu?" Tanyanya.
"Kenapa hi future?"
"Kan kamu masa depanku. Aku hanya menyapa masa depanku" Hangat banget hatiku sumpa.
"AAAA SWEET BANGET SIH!!"
"Cuma sama kamu"
Tak ingin berlanjut yang akan memberikan efek samping lebih kepadaku. Aku mengajaknya untuk ganti baju.
"Dah a ayo ganti. Pinjem bajunya sini" Dia membuka tasnya lalu memberikan celana karet selutut dan kaos hitam miliknya.
"Pinjem yak" Dia mengangguk dan aku berjalan menuju toilet. Kurasa dia juga akan ke toilet, kenapa aku pamit? Gapapa kan ditinggal. Biar wes.
Yawlah Ray. Baru aja komit sama Crush udah main tinggal aja.
Gapapa deh dia kan strong. Semoga ga muntah duluan dengan kelakuanmu Ray!
Jam menunjukkan pukul 6 sore, matahripun sudah tak nampak. Hanya suara burung malam yang memberikan suasana.
"Ray, makan dulu?"
"Boleh. Makan apa yak, disekitar sini ada apa?"
"Nanti di depan ada Padang. Itu aja mau?" Tawarnya.
"Ya wes, dah laper gegara Koko nakal"
"Kok aku?" Tanyanya tidak terima.
"Jelas lah tadi siapa yang ngejar duluan"
"Siapa yang lari duluan" Balasnya tak mau kalah.
"Ya kalau Koko ga ngejar ya ga bakal lari"
"Kan niatnya ga ngejar"
"Kok ---" Ucapanku terputus karena mendengar suara dering telpon yang hanya sekecil bunyi bel mobil yang terdengar dari jarak 1 km.
Terpampanglah nama Bang Toyib
"Ha--" Lagi lagi belum sempat menyapa udah kena duluan.
"WOY RAYA LU JADIAN?" Tanya Ciciku setelah men like foto yang baru aku unggah bersamaan sama crush. Memang beberapa detik yang lalu ada notif instagram.
"LU JADIAN SAMA *****" Dia tahu. Dia pintar pasti sudah mengerti siapa yang menjadi foto disitu, apalagi dia juga memfollow crushku alih alih adek kelasnya di gereja.
"Gak jadian yehhh" balasku.
"Apaan boong lu! Kena azab lu ga ngakuin pacar"
"Beneran bambank, aku juga bukan pacar dia tapi..." Aku menggantungkan kalimatku.
"Tapi apa?"
"Calon suami" Ucapku pelan berharap dia hanya fokus menyetir dan tidak mendengar perkataan ku tadi.
Dia tersenyum, artinya dia mendengar.
"BUSETT GW BILANGIN MAMA YA!!!"
"Jangan dulu dong. Biar aku yang bilang sendiri!!!!!! Awas yah"
"Awas awas! Noh awas ditinggal calon suami" Ucapnya sambil meledek.
"Tauk a. Bay maksimal" Tut. Mati.
"Cici mu?" Tanyanya padahal sudah tau.
"Hum siapa lagi yang bikin emosi jiwa"
"Gaboleh marah, calon istri" HSJSHDZJSHSJ Inini yang bikin gabisa tidur. Takut terngiang ngiang.
"Geli a jangan gitu"
"Siapa yang duluan 'calon suami'" Ia meledekku lagi. Sepertinya ia cocok jika disandingkan dengan Ciciku. Sama sama hobi meledek.
"Ya yaa kan tadi terpaksa" Mencoba mencari alasan paling masuk akal.
"Apanya terpaksa"
"Pacar? Bukan. Gebetan? Iya sih gebetan tapi aneh aja gitu. Suami? Bukan lah eh maksudnya belom. Jadi yaa jawab aja calon suami"
"Iyain dah calon istri"
Tuhkan tuhkan.
"Sabar ya, nanti kalau aku lulus, aku bakal langsung lamar kamu. Setelah aku menjadi dokter tetap, aku bakal nikahin kamu" Melayang lagi Raya, yang kesekian kalinya.
Sadar dong Ray. Jangan mampos dulu.
"Janji dulu sini! Pingky promise!" Aku memberikan kelingkingku dihadapannya.
Dan dia menyambutnya dengan senang hati.
"Makasih ya!"
"Makasih juga! Asal jangan ghosting aja!!"
Makasiiii beb!
Aw
Aduh
Gakuat yang nulis
VOMENT DULU DONG!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Crush! (udah selesai)
JugendliteraturUDAH SELESAIII!!! Aku tau rasanya nunggu cerita yang up nya lama huaaa :") • Cuma cerita biasa kok, rl dengan topping imagination ✨ Selamat membaca yops!!! Langsung cek i dot! __________________________________ "Ko tau ga kenapa matahari terbenam...