X. Nyesel Tanyak

0 2 0
                                    

Back to Alland.

Setelah bertanya dengan Cek Kong beberapa saat lalu, aku menemukan jawabannya.

Alland adalah anak dari anaknya anaknya sepupu Daima.

Paham kan? Engga. Sama aku juga bingung bilangnya apa hiks.

"Koko ganteng. Cepet dong kasih tau"

"Gebetanku adalah IU" Jawabnya dengan muka sok polos tidak bersalah.

Ceplak.

"Yang bener"

"Iya Ray. Kembarannya IU" Jawabnya lagi.

"Si Grevia" Ucap Vander.

"BENERAN? ITU YANG DULU PERNAH IKUT CAMP REMAJA ITU KAN?!" Histerisku sambil mengingat ingat muka Grevia.

"Kok bisa?" Tanya Allero yang sedang dilanda kekepoan.

"Kenapa ga bisa?"

"Kalo Grevia aku setuju, gaperlu ditest. Awas aja kalo disakitin ya, aku yang bertindak disini. Dia temenku tuh." Aku menunjuk muka Alland.

"Ye. Belom jadi pacar"

"Tapi berniat" sambung Devano

"Hehe" Gaenak banget ketawanya Alland.

"Kalo mau ghosting bilang dia dulu. Pamit yang bener." Tambahku menasehati kang ghosting yang ga kalah sama Devano.

"Kalo butuh pencerahan, langsung ke gw ya. Sejam cuma selembar uang merah." Ucap Devano.

"Mata duitan lu"

"Ya memanfaatkan kesempatan ini mah"

Kita kembali menikmati makanan alias bakso sate ronde. Trio mantap.

Tau ga filosofi bakso?
Ini dari pandanganku sendiri sih.
Bakso sebagai orang yang mampu memposisikan diri, mampu mengondisikan dirinya sendiri.

Kalo kalian liat di abang bakso pasti ada tuh bakso yang masih kering di lemariny atau penyimpanannya dan itu kalo dimakan pasti atos - padat banget. Tapi kalo makan yang sudah di pancinya, udah ada di kuahnya pasti lebih enak, anget, kenyal, dan seger banget.

Bakso mengajarkan kita, bahwa setiap manusia ada di setiap keadaan. Manusia akan punya hati yang keras kalau dia ada di tempat yang berbahaya, tempat yang dirasanya kurang aman. Sedangkan ketika dia ada di zona nyamannya, dia pasti akan melembutkan hatinya.

Ck ck ck bakso aja ada filosofinya.

"Ray, you dari tadi nanyain gebetan kek kita. Sekarang gantian. Ada berapa gebetanmu?" Hm. Aku kena akhirnya. Seketika nyesel kenapa aku tadi nanya tentang itu.

"Oppseo"

"Mbell"

Mereka tidak percaya. Sudah kuduga.

"AAAA DEV JANGAN DIAMBIL HAPE KU BAMBANK!!!"

Devano menyaut hape yang ada di sebelahku. Memang hape nya kutaruh karena lagi makan, ga mungkin aku makan hapean. Dan semakin mudah pula untuk Devano melancarkan aksinya.

"Dev lempar Dev" ujar Alland, ia tahu aku sedang mengejar Devano diam diam.

"JANGANNNN"

Kata kataku hanya sekedar burung yang berkicau, didengar namun diabaikan.

Devano melemparkan hapeku ke Alland. Untungnya masih sehat walafiat.

"Land pliss, aku bilangin bapak Sutiman loh"

"Silahkan, bapak Sutiman dengan senang hati menerima keluh kesah anda" balas Alland yang tidak ingin ku dengar.

"Le, help le" Aku memasang muka memelas tapi tidak. Tidak berhasil karena Allero juga kepo.

"Buka Lan" ucap Alle.

"Dipasword"

"Pasti ulang tahunnya Raya" tambah Vander yang menikmati suapan terkahir sate beserta lontongnya.

"Gabisaaa" balas Alland.

"0000"

"1234"

"No telp Raya"

"Tanggal lahirnya tapi dibalik"
KAYAKNYA ALLE CENAYANG DEH.

Duh bener lagi.

Mampus gw.

"WOI IYA WOI BENER"

"AAAA ALLANDDD!!! BALIKIN PLISSD"

"NO NO NO" Teriak Alland balas teriak.

Aksi kejar mengejar pun terjadi di tengah jalan yang sepi. Malu? Tentunya. Abang abang bakso, sate, ronde hanya melihat dengan tertawa tersenyum.

Seneng sih bisa buat tersenyum tapi ya ga gini juga :') aku korban.

"WOI NOTIP NOTIP DARI CRUSH"

Aduh crush tidak tepat sekali chatmu!

Bintang bintang di langit! Eh ga deng.

Bintang di wattpad

Hi Crush! (udah selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang