x. Auto Kaya

0 1 0
                                    

"Baik. Boleh kami mulai?"
Sepertinya itu papa crush kalo ga salah.

Aku diam saja. Biar mereka saja.

Aku tidak tahu apa-apa astagaaa.

Crushku kini memegang tanganku, menautkan jari jarinya dengan jariku.

"Silahkan" ucap papa.

"Baik kami disini sebagai orang tua dan keluarga dari ***** berniat melamar Raya sebagai istri dari anak saya dan menantu kami. Apakah bersedia?" Tanya papanya kepada papaku.

"Silahkan tanyakan Raya langsung." Apaan sih papa, langsung jawab iya gitu. Kok dilempar ke aku lagi.

Aku mengangguk

"Jawab Ray" perintah papaku.

"Iya om"

"Baik. Silahkan diterima hantaran ini. Dan ***** pakaikan cincin ini ketangan calonmu" Ucap papa crush kepada crush.

Etdah. Ini cincin lagi? Lagi? Baru kemarin?

Seminggu auto kaya gile.

Crush menurunkan Rea disampingku. Dan berjalan ke arah papanya.

"Makasi lagi Ray" Ucapnya seraya memakaikan itu ke jari tengah kiri.

Mungkin itu aturannya. Karena kalau dilihat cincin ini model kuno tapi tetap cantik. I think ini juga bagian tradisinya.

"Aku kaya dalam seminggu gara gara Koko" Ucapku bercanda.

"Dasarr, nanti bakal kaya setiap hari"

Setelah acara pakai cincin, sudah selesai semuanya menikmati makanan yang sudah disediakan sambil berbincang bincang.

Aku pun menghampiri papa.

"Pa"

"Anak papa yang ini aku jadi punya orang, udah gede. Kemaren perasaan masih SD, masih suka dimandiin papa." Kata papa yang membuatku sedikit terharu.

"Yaiyalah masa kecil terus" aku sedikit mengalihkan pembicaraan agar aku tidak jadi menangis.

Papa tersenyum dan terkekeh.

"Pa, papa kan yang buat crushku ilang. Jahad banget bikin anaknya sedih bertahun tahun" celetukku mengungkit hal itu.

"Hahah papa mau ngetest si crush mu itu. Eh ternyata dia sungguh sungguh banget sampe kuliah di luar negeri biar cepet katanya." Jawab papa.

"Ngetesnya berat banget. Jadi Papa selama ini contact an sama crush ku??"

"Ya harus berat, kan buat seumur hidup Ray. Iya contact an dong, gausah ngambek" Aku mulai cemberut. Bagaimana tidak, papaku berasa main belakang.

"Huaaaaa papa nakal bangett"

Ia terkekeh sekali lagi.

"Oh ya papa ga tanya tentang Rea?" Aku baru sadar papa belum bertanya tentang Rea sedari tadi.

"***** tadi pagi udah jelasin ke kita biar nanti ga kaget waktu dateng. Eh malah kamu yang bikin kaget"

Tuhkan emang crush ini ya, awas aja. Gabilang apaa apa lagi.

"Huaaa aku yang malu. Tadi dia ga bilang bilang kalo lagi rame. Tau gitu kan aku kalem kalem."

"Hahahha keren juga crushmu itu."

"MOMMY" Teriak Rea dari dalam, mungkin dia kebingungan karena ramai.

"Rea sini"

Dia berlari kecil ke arahku dan papa.

Hi Crush! (udah selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang