a. The Past

0 2 0
                                    

Teringat aksi memalukan kemarin gegara para kampreto itu aku memikirkannya lagi dan mungkin aku harus meminta maaf kepadanya lagi.

"Ko maap banget deh yang kemarin. Itu beneran ulah orang gila nyasar."

"Gapapa sante aja kali. Kamu udah minta maaf berkali kali. Itu temen SMP?" Tanyanya.

Aku mengangguk "TK, SD, SMP. Aku sekelas terus sama mereka dan karena itu aku emosian kalo sama mereka. Ngajak gelud terus"

"Kok bisa? Harusnya seneng lah punya temen gitu"

"Seneng sih seneng kadang mereka mood booster juga tapi kalo lagi error, hem dah wasalam" Aku membayangkan saat mereka nyemplung di kolam ikan sekolah depan ruangguru.

Dan saat ditanya
"Ini Bu lagi membersihkan lumut lumut biar ikannya makmur"

Parahnya. Allero ikut ikut didalamnya. Katanya "Setia kawan" hilih.

"Wkwkwkwk keliatan sih" Balasnya.

"Kamu inget ga dulu waktu kita Camp di gereja. Kalau ga salah waktu kamu kelas 3 deh, itu aku inget banget kamu nangis gara gara disiram sama si Alex terus lari ke dapur buat cari mamamu" ucapnya, gila sih kok dia inget. Malu kuadrat deh.

"Koko inget?! Jangan diinget inget deh. Malu maluin asli."

"Seru tapi kalau inget inget masa lalu yang udah dalam bentuk 'past' itu. Kadang pengen balik kecil, tapi disatu sisi gamau balik. Kayak 'Aku udah ada disini dengan perjuangan dan aku gamau mengulanginya dengan perjuangan yang lain' like that" sambungnya.

"Iya, masa lalu kadang mengajarkan kita untuk berbahagia dan tersenyum. Tapi juga mengajarkan untuk punya kekuatan x-tra biar hal yang buruk yang terjadi di masa lalu itu akan membuat kita terlatih. Jadi kalau pun hal buruk lewat, kita dengan skill yang udah diasah, bisa cepet cepet diatasi lalu kembali tersenyum" Aku menambahi.

"Tapi heran deh, kenapa ada orang yang membenci masa lalu?" Tanyaku.

"Mungkin mereka masih labil. Lihat saja nanti, mereka akan pulih seiring berjalannya waktu dan kembali menyukai masa lalu walau dengan sejuta luka" Aduh crush ku bijak bener. Salut deh. Salah pilih ga nih? Enggaklah aw.

"Luka itu walaupun sakit kadang kangen. Rindu ada di saat luka itu tergores"
Aku menatap hutan yang ada di sepanjang jalan.

Dia tersenyum.

Aduh bang adek gakuat liat senyum Abang. Bisa panggilan dokter penyakit dalam ga sih, jantungku dredeg nya kebangetan.

"Eh bener jalan ini kan di google map?" Ia menoleh kepadaku seolah tidak percaya dengan petunjuk jalan yang aku pegang.

"Bener kok 200 meter belok kiri"

"Okeh"

Setelah belokan 200 meter, hanya membutuhkan 500 meter lagi untuk sampai ke pantai yang disebut orang Sendiki.

Tuh kan aku teh bisa baca google map kok, buktinya nyampe dengan selamat di Sendiki. Katanya cewek yang bisa baca google map itu jarang loh, mau ga sama aku? Eh jangan deh, aku udah ada. Nih yang disampingku.

Damagenya sangat berdamage.

"UWAAAAA KEREN BANGETTT" Tak menunggu dia yang menurunkan ransel bawaannya, aku segera berlari ke arah pantai, melempar sandalku sembarang.

Tidak peduli entah akan terbawa arus atau apa, aku tidak tahan.

Aku pencinta pantai.

Aku pencinta gunung.

Si crush cuma memandangiku dengan geleng geleng.

"Untung pantai sepi" mungkin gitu katanya dalam hati.

Maap aja nih kalau malu maluin.

"KO AYO SINI"

Hai masa lalu!

Makasih buat pelatihannya. Aku jauh lebih tegar daripada saat itu.

Vomment next!

Hi Crush! (udah selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang