N. Jurusan Ambigu

2 2 0
                                    

Hello crush.
Andai aku berani nyapa dia hiks :")

Gapapa gapapa.




"Tadi ngomongin apa sama mama ko?" Tanyaku ketika mobil sudah berjalan memasuki tol.

"Ga ngomongin apa apa"

"Beneran?"

"Huum, mamamu cuma tanya kuliah ku gimana" nah gini dong dijawab jadi jelas clear.

"Oalahhh, kepo banget sih mama" 

Dia cuma tertawa dan tersenyum.

"Kamu gimana Ray?"

"Hah apanya?" Sangat ambigu.

"Udah kelas 12. Mau kuliah kemana?"

"TUH KAN"

"Kenapa?" Tanyanya panik.

"Hehe gapapa. Jangan tanya aku deh, masih abu abu, tertutup kabut tebel sampe sampe aku gabisa liat"

Bingung banget kalau ditanya gitu.

"Mau kuliah kemana?"

"Ambil jurusan apa?"

Bukannya gamau ditanya, cuma haduhh berat banget gitu.

Di dalem hati udah banyak yang dipengen tapi kadang susah banget keliatannya, susah banget buat memperjelas itu semua.

Mau jawab "gatau" nanti dibilang "Udah gede kok gatau, lu gapunya tujuan hidup ya"

Gini loh ya buat kamu yang bilang "ga punya tujuan hidup"

Aku itu punya, tujuan ku ada jauh disana. Tapi panggilanku selanjutnya aku masih gatau, belum bisa menebak. Ada orang yang sudah tau panggilan itu, sehingga ia bisa bilang secara tegas apa yang menjadi kelanjutannya.

Tapi juga ada orang yang masih abu abu.

Like me.

Aku bingung banget ketika ada orang nanya gitu ke aku. Kayaknya lebih dari 50 orang nanya ke aku di tahun ini.

Jawaban ku sama. Gatau.

Tapi ga berhenti disitu. Aku bener bener berusaha untuk mengetahui kehendak Tuhan yang sebenernya Tuhan nyatakan tapi aku yang belum peka.

Ya. Aku harus peka. Makanya aku belajar.

Walau masih tertutup kabut dan aku belum tau, aku tetap akan melakukan yang terbaik atas apa yang aku lakukan saat ini seperti sekolah. Aku sekolah sungguh-sungguh sehingga apapun nanti panggilan ku, aku bener bener siap.

Just pray. Thankful and grateful. Learn.

I know gaada yang gampang. Emang sulit semua kok.

Kek dapetin dia.

Back to the crush.

"Hahah ga pengen dokter?" Tanyanya yang sudah jelas.

"Tentu tidak hehehe ga minat sama sekali. Nanti masuk sehari udah pingsan terus putus sekolah terus buyarr"

"Mana ada pingsan. Eh kalo pingsan juga gapapa kan banyak dokter disana" balasnya.

"Ga gitu juga teorinya kali"

"Terus maunya apa?" Tanyanya lagi.

"Banyak, lagi aku seleksi satu satu. Sekaligus tanya Tuhan satu satu, bimbang banget. Aku gapengen salah jurusan lagi" Aku udah kapok gaes milih jurusan gegara omongan orang.

Yang katanya 'Enak IPA nanti kalau mau ambil IPS gampang' padahal ya sama aja. Anak IPS juga bisa ambil IPA.

Huh.

"Yaudah renungin aja baik baik. Univ nya pengen dimana?"

"Deket deket sini aja"

"Surabaya? Malang?"

"Pengen malang kalau bisa" kalau bisa hehe.

"Iya bagus bagus kok di Malang, banyak pantainya hahha nanti kalau stress langsung gas ke pantai enak tuh"
Ucapnya sambil membuka permen.

"NAHHH"

"Koko kuliah dokter emang ga pusing?" Tanyaku kali ini.

"Pusing, kalau kamu pengen pingsan, aku pengen ko id"

Plakkk "MASAA" aku menepuk lengannya.

Dapat keberanian dari mana kamu Raya!

"Beneran loh"

"Gitu ngapain nyaranin aku ke dokter" celetukku sambil menyindir.

"Ya kali aja gitu"

"Banyak cewek apa cowoknya kalo dokter ko?"

"Di kampus ku banyak ceweknya. Rempong banget kelasnya gegara mereka, liat aja nanti semester 5 6 pada ko id semua" dia mempraktekkan tangan yang menyilet leher.

"Wkwkkwkw iya bener bener. Biasanya gitu."

"Lagian dulu kenapa bisa milih dokter?", Tanyaku lagii lagii.

"Gapapa sih. Simple doang alasannya, biar bisa memberikan pengobatan yang baik. Dulu aku seneng banget liat dokter yang meriksa kakek ku di rumah sakit. Sangat berwibawa. Tapi satu hal yang dokter tidak bisa lakukan, menyelamatkan nyawa yang sudah waktunya Tuhan panggil kembali. Like my grandpa."
"Tapi tetep aku pengen jadi dokter, saat itu juga aku membulatkan tekadku buat memenuhi panggilan Tuhan. Memang saat itu aku masih SD, tapi kayak udah jelas banget gitu"

"Iya setuju, kita gabisa ambil apa yang udah ada di tangan Tuhan karena kita sendiri aja ada di tangan Tuhan. Dia juga yang miliki kita sampai mati jadi Dia punya kuasa buat ambil kita kapan aja"
Ucapku membalas ceritanya.

Like my crush, panggilannya udah jelas dengan begitu ia menata dan mempersiapkan semuanya dengan matang sampai ia masuk kedokteran.

Adoh idaman banget sih.

"Jadi gumulkan baik baik Ray. Koko gamau kamu salah pilih"


Raya aja melayang apalagi aku.

Voment cek.

Eh eh. Kenapa kamu lanjut baca cerita ini sampe sekarang?

Menurutmu sendiri ini membosankan tapi yaudahlah. Realita kadang juga datar datar aja.

Hi Crush! (udah selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang