s. Rea

0 1 0
                                    

Setelah kelulusan itu, aku bekerja di salah satu rumah sakit yang ada di kota. Jadi aku jarang pulang ke rumah karena jaraknya yang jauh. Tidak sekarang Cici dulu yang kayak bang Toyib. Aku selalu mengusahakan pulang di Sabtu dan Minggu untuk beribadah di gereja.

Sebagai asisten psikolog anak. Karena masih baru jadi aku memutuskan apply sebagai asisten dulu karena belum tau seluk beluknya.

Sudah sekitar 8 bulan mungkin, aku tidak terlalu menghitungnya tapi belum setahun.

"Miss!" Panggil seorang anak yang sedang mewarnai di area bermain.

"Iya Rea. Ada apa?" Aku menghampirinya.

"Miss, Rea gabisa warnai ini, Rea bingung."

"Loh bingung kenapa? Sini Miss bantu Rea ya?"
Rea bisa dibilang sering berada disini, beberapa hari ini dia dirawat karena trauma yang terjadi di rumahnya. Papanya pergi meninggalkan Rea dan Rea tinggal bersama ibunya yang sering keluar masuk club.

Lah bagaimana bisa Rea disini?

Waktu itu aku bertemu dengan Rea disekitaran rumahnya. Dia menangis menunduk dan bahkan saat itu menolak ku mentah mentah. Disitu aku mulai mendekatinya setiap hari di tempat yang sama. Dan akhirnya dia aku cerita.

Aku memberanikan diri bertemu dengan ibunya di pagi hari, saat pulang dari club. Bisa dilihat dari dandanannya. Disitu aku langsung minta ijin kepada ibunya untuk membawa Rea ke rumah sakit.

Kupikir akan susah meminta ijin, tapi ibunya malah mempasrahkan Rea kepadaku seolah ia tidak mau.

"Bawa saja, tidak usah bawa pulang ke saya lagi. Bilang kalau ibunya sudah mati"

Kejam. Ibu mana yang bisa berkata begitu.

Aku langsung saja membawa Rea bersamaku.

Kata dokter Rea sudah bisa dibawa pulang 2 hari kedepan.

Mungkin aku akan membawanya bersamaku. Tidak mungkin aku mengembalikannya kepada ibunya, bisa bisa makin menjadi jadi.

"Rea lihat pohon itu warna hijau?" Dia mengangguk.

"Berarti pohon yang Rea gambar juga harusnya warna hijau dong. Rea kalau bingung warnanya, langsung aja lihat ke kaca sana. Langit warna biru, rumput warna hijau, kalau bunga warna warni" Ucapku ke Rea.

"Thank you Miss" Sebagai tanda terima kasih dia memelukku.

"Rea" panggilku

"Iya?"

"Besok Rea udah boleh pulang. Mau tinggal sama Miss ngga? Nemenin Miss di rumah, nanti kalau ke sini ya Rea ikut" Aku mencoba bertanya kepada Rea yang berumur 4 tahunan.

"Emm mama Rea gimana?"

Pertanyaan sulit selama setahun ini jatuh kepada Rea.

"Mama Rea lagi pergi jauh buat bekerja, jadi mama Rea bilang ke Miss buat jaga Rea dulu. Mau ya?"

"Yauda, Rea tinggal sama Miss aja. Nanti bisa main disini. Bisa ketemu Io kan kalo Rea ikut Miss?" Tanya Rea.

"Tentu saja dong"

Io atau Rio, perkiraanku umurnya dekat dengan Rea tapi aku tidak tau pastinya.
Io adalah pasien rawat jalan yang seminggu dua kali harus kontrol.

"Ayo Miss kita siap siap in tas baju Rea. Besok Rea pulang dari sini" Ia senang terlihat dari raut wajahnya yang berbeda sekali saat pertama masuk sini.

"Ayo"

"Iyaa Miss, besok Rea mau makan kaepci boleh? Kan Rea udah pulang berarti udah sembuh" kata Rea bertanya kepadaku.

Boleh juga selera Rea.

"Wahh Miss juga suka kaepci, besok ya kita beli kaepci yang banyak. Setuju?"

"SETUJU MISS RAYA" Sorak Rea lalu menggandengku kembali untuk ke kamarnya.

Bintang bintang di langit!! 

Engga deng. Di wattpadd

Kasih aku bintang dong!

Hi Crush! (udah selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang