j. 5 Tahun Lagi

0 2 0
                                    

Baru saja masuk terdengar lagi suara tangisan yang sudah akrab ku dengar.

"RAYA!!!" panggil beberapa Tante Tante. Dan aku hanya diam ditempat bingung.

Dan melirik ke crush, seolah bertanya apa yang terjadi. "Heboh tuh gegara Varo teriak teriak nyari kamu dikira udah pulang"

"Cici" Varo berlari ke arahku sambil merentangkan tangannya.

Aku jongkok untuk menyamakan tinggi dengannya, tak menggendongnya langsung karena ada Klein yang setia digendonganku.

"Hiks Varo kita udah pulang hiks." Ia menangis.

"Engga dong. Kan Koko masih disini juga.  Tadi katanya ngga nangis kok nangis lagi sih. Udah dong" Aku menenangkannya.

"Klein awas" Varo menyenggol nyenggol Klein. Namun Klein tetap erat.

"Eh gaboleh gitu Varo. Bentar deh Cici isi tenaga dulu. 1 2 3" Hiyakkk aku menggendong keduanya. Dan langsung berlari ke sofa. Duduk.

Diikuti crush dan tante tante.

"Ko, tuh anak anak udah nempel sama Raya. Bisa gitu ya" heran Tante berkaos pink yang masih bisa ku dengar.

"Jiwa ibu nya kuat ik" Sahut Crush rada rada aneh.

"Ayo turun dong, Cici mau makan wafer itu loh" bujukku.

"No no no" Klein meniru gerakan ku yang tadi.

"Nanti Cici pulang"

"Varo tanya Koko tuh, pulang apa nggak" Kataku untuk mencari pertolongan.

Varo langsung turun dan menghampiri crush yang duduk di salah satu sofa sambil memangku Flora.

"Koko pulang?" Tanyanya langsung to the point.

"Kenapa?"

"Cici gaboleh pulang"

"Loh nanti dicari mama papanya"

Varo merenggut dan mulai bersiap mengeluarkan air matanya.

Aku mengkode crush.

"Eh engga, kita nanti ko pulangnya, Varo main dulu sama Cici ya" Crush akhirnya peka.

"Beneran?"

"Iya"

"Yeyy"

Varo kembali duduk di pangkuanku dan membawakan wafer yang tadi aku bilang.

"Ci nih aku suapin" Varo mengarahkan wafer ke mulutku.

"Thank you cakep"

Sedangkan Klein, entah sejak kapan ia tertidur sangat nyenyak.

Beberapa saat kemudian Varo tertidur kembali sambil memelukku.

Dan saat itu aku memanfaatkan kesempatan untuk pamit pulang.

"Ko help" Dia mengangguk dan mengambil Varo dan menaruh di kereta bayi miliknya.

Dan aku memberikan Klein kepada mamanya.

Lalu aku berpamitan satu persatu untuk pulang.

"Om Tante Raya pulang dulu ya, terimakasih makannya tadi" pamitku sopan.

"Iya ati ati nak"

"Sama sama, makasih juga nak"

"Ma aku nganter Raya dulu, nanti langsung pulang kok" pamit Crush.

Kita berjalan keluar, dan dia menggandeng tanganku.

Dan disaat itu pun aku memikirkan suatu hal.

About family.

The true family adalah mereka yang saling menghargai, saling care satu sama lain, saling menolong dan tak lupa punya relasi yang baik dan erat. Keluarga besar, mungkin didalamnya banyak masalah tapi biarlah itu semua diselesaikan dengan baik, diselesaikan dengan kepala dingin.

Bagaimana pun itu keluargamu. Itu konsep yang harus ditanamkan.

Percaya. Itu juga yang penting dalam suatu relasi. Keluarga juga harus percaya satu sama lain, percaya bahwa mereka baik dan bukan hanya kepura puraan.

Karena kalau sudah ada konsep yang buruk, hubungan pun akan berubah. Meskipun itu semua tak terasa.

Terjadi begitu saja.

Kalau bukan keluarga juga, siapa yang mau peduli? Orang luar? No. They are never care about you.

Back back back

Sekarang aku menempelkan kepalaku yang berat seberat karung beras yang biasa mama beli ke lengannya yang getot alias berotot, mungkin dia rajin olahraga - ga kayak aku sebulan sekali.

Mungkin efek gapernah olahraga nih, bahkan angkat kepala sendiri aja setengah mati susahnya.

"Ngantuk hem?"

"Banget" Aku membuka mataku yang sempat tertutup.

"Nanti di mobil tidur ya"

"Huum"

"Ray"

"Ya?"

"Kata mama, udah cocok jadi mama. Tapi tunggu 5 tahun lagi ya?"

KOK 5 TAHUN SIH? SEKARANG AJA SIAP!

CANDA HEHEH

VOTE N COMMENT GAESSSSS!

Hi Crush! (udah selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang