Sebelum wisuda.
Hari ini bisa disebut hari gabut. Ya jaranglah ya ada hari gabut seperti ini.
Aku duduk di daerah taman belakang sambil menyesap teh bundar sari murni yang rasanya enak sekali.
Sabtu. Iya hari ini hari Sabtu wahai kawand. Karena mendekati wisuda jadi semuanya kosong dan tinggal persiapan wisuda saja.
Omong omong soal wisuda, aku hanya mempersiapkan baju kebaya yang aku jahit dengan modelku sendiri lalu kemarin aku sudah mencoba make up yang natural. Aku ga jago make up tapi aku juga gamau kalau di make up in mama.
You know bagaimana make up emak emak. :") Apalagi pake celak warna. Huhu mengsedih sih kalo beneran.
"Ngapain Ray?" Tanya papa yang datang setelah bangun tidur.
"Tuh ngeliatin daun lagi ngegibah" jawabku asal.
"Dasar"
"Ray, itu si ***** kok ga pernah kelihatan?" Papa menoleh ke arahku sedangkan aku masih berpikir mau jawab apa.
"Hemm itu lagi sibuk aja"
Bomat dah. Ga masuk akal sih tapi yaudahlahhhhh.
"Sibuk apanya, masa 4 tahun sibuk sampe kamu lulus gini" sangkal papa.
"Calon dokter pa. Maklum lah"
"Lepasin dia" Ucap papa.
"Gamau"
"Lepasin aja. Dia gaada kabar gini, pacarnya masuk kuliah aja dia gaada kasih selamat. 4 tahun loh Ray. Kamu waktunya cari yang lain. Banyak kok di luar sana. Atau mau anak temen papa? Atau mama? Ganteng ganteng Ray. Atau si Crevo itu?" Sambungnya berharap aku melepaskan dia.
Memang sih 4 tahun. Cukup lama untuk dibilang break atau apalah itu. Sejatinya, dalam pacaran gaada kata break.
But. Tunggu.
Aku aja ga pacaran. Terus aku saat ini siapa?
Hanya atas dasar komitmen? Masuk akal ga sih jaman sekarang?
"Gamau si Crevo lah!!!" Teriakku ke papa.
Mana mau sama Crevo, dia juga temanku waktu kecil dan sampai sekarang berteman. Cuma gaada rasa sih, aku biasa aja.
"Yaudah nanti papa kenalin deh ke yang lain. Tapi lepasin ya?" Bujuknya lagi.
"Nanti. Raya tunggu dikit lagi. Sampai 5 tahun batas maksimumnya. Dulu dia janji sama Raya, 5 tahun dia akan penuhi komitmen kita yang dulu. Kalau dia emang sungguh sungguh, Raya yakin dia akan balik bentar lagi. Papa kasih waktu ya?" Ucapku ke papa meminta perpanjangan waktu.
"Kamu yakin mau nunggu lagi?"
Dengan tegas aku mengangguk.
Sebenernya papa juga udah bolak balik nanya tentang ini ke aku selama 2 tahun terakhir. Papa selalu mencoba membujukku untuk melepaskan crush yang selama ini menghilang.
Tapi aku ingin mempertahankannya.
5 tahun. Itu janjinya.
"Yaudah. Awas kalau taun depan kamu belum nikah, papa jodohin kamu ya. Papa pengen punya debay lagi!!" Putus papa.
"Debay lagi ya minta mama dong"
"Mamamu udah tua yaaa"
"Yaudah. Kan abis ini Cici yang brojol. Sabar dong pa"
Ya ya ya, Ciciku sudah menikah satu tahun yang lalu. Dan sekarang puji Tuhan sedang mengandung buah hatinya sekitar 2 bulan. Mendengar itu kami sekeluarga sangat senang, dan langsung mengadakan tumpeng.
"Masih lama Ray. 7 bulan lagi"
"Yaaaa papa sabar dong!"
"Nanti kamu harus kasih papa debay yang banyak. 12 kalo bisa, biar kayak Yakub." Ucap papa menyamakan dengan aalah satu tokoh Alkitab yang mempunyai banyak buah hati.
"Papa ih! Itu kan istrinya banyak! Nah aku cuma satu masa suruh 12!"
Astagaaa papaa parahhh bgtttt!!!
Berasa mesin anak :")
Vote and Comment for the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Crush! (udah selesai)
Teen FictionUDAH SELESAIII!!! Aku tau rasanya nunggu cerita yang up nya lama huaaa :") • Cuma cerita biasa kok, rl dengan topping imagination ✨ Selamat membaca yops!!! Langsung cek i dot! __________________________________ "Ko tau ga kenapa matahari terbenam...