SELAMAT MEMBACA
^^
----Zeni melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, ia tau kalau gerbang sekolah pasti sudah di tutup. Akibat tidur jam tiga dini hari membuatnya terlambat untuk bangun.
Ciiitttttt...
Brakkk.
Zeni mengerem laju motornya karena sebuah mobil yang ke melaju seenaknya membelah persimpangan, dan membuat gadis itu terjatuh.
"Sshhhh" Ringis pelan Zeni. Tangannya yang tergores aspal membuatnya mengeluarkan darah.
Zeni melihat ke arah mobil yang membuatnya terjatuh itu. Sang pengemudi keluar. "Sakit ya? Haha, rasain!!" Ucap seorang cewek yang tak lain dan tak bukan adalah Rika. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Zeni yang belum bergerak dari tempatnya.
"Bangsat!!" Teriak Zeni.
Gadis itu segera mendirikan motornya. Tidak ada satu orang pun di sini, karena jalan yang di lewati Zeni adalah jalan potong agar bisa cepat sampai ke sekolah.
Entah kebetulan atau di sengaja, Zeni bisa bertemu dengan Rika. Sungguh Zeni merasa sangat dongkol sekarang.
Kesialan ke dua Zeni adalah menunggu di depan gerbang sekolah sampai jam istirahat tiba. Gadis itu duduk di motornya, dengan tangannya yang masih mengeluarkan darah. Tidak ada niat sedikitpun untuk mengobati lukanya.
Kriiinggg...
Bel berbunyi, tidak lama setelahnya gerbang terbuka. Zeni segera memasuki area sekolah, tak menghiraukan tatapan dari Pak Andre selaku satpam SMA BHINNEKA.
Gadis itu segera menuju kantin dan menghampiri teman-temannya yang duduk di meja pojok tempat biasa mereka.
"Woy Zen, dari mana Lo?" Tanya Gevin yang melihat kedatangan Zeni.
Zeni duduk di samping Jeccki lalu meminum es tea milik cowok itu.
"Lah tangan Lo kenapa?" Tanya Jeccki yang melihat tangan Zeni dengan darah yang sudah mulai mengering.
"Jatuh" Jawab santai Zeni.
"Bukannya di obatin" Lirih Jeccki kemudian beranjak dari duduknya.
Tidak berapa lama Jeccki kembali dengan kotak P3K di tangannya. Lalu mulai mengobati luka Zeni.
Tidak ada ringisan sama sekali, malah Zeni santai memakan nasi goreng milik Jeccki seolah tidak ada luka di lengannya.
Ke khawatiran Jeccki kepada Zeni tidak luput dari perhatian teman-temannya, mereka senyum-senyum memperhatikan Jezen. Sangat cocok menurut mereka. Apalagi Gevin, cowok itu tidak berhenti tertawa kecil. Kecuali Jessen, cowok itu hanya diam saja memakan makanannya.
"Kenapa bisa jatuh?" Tanya Jeccki setelah selesai mengobati luka Zeni.
"Gue gak hati-hati tadi" Jawab Zeni berbohong. Ia tidak ingin teman-temannya ikut campur dengan masalahnya.
"Hay Zen" Sapa Anes yang baru datang ke meja anggota RESPECT.
"Omaygod, tangan Lo kenapa?" Tanya Anes yang heboh.
Zeni memutar bola matanya malas, menurutnya ini luka kecil kenapa mereka sangat heboh.
"Gak usah lebay, ini cuman luka kecil" Lirih Zeni.
Anes duduk di samping sahabatnya itu. "Katarak mata Lo Zen? Luka kayak gini Lo bilang kecil?" Tanya Anes tak habis pikir. Luka Zeni lumayan lebar dan ia bilang hanya luka kecil.
"Zeni mah udah biasa Nes, cewek ini tahan banting. Lo gak lupakan kalau dia pernah menang MMA?" Tukas Arsen yang memainkan handphonenya.
Satu lagi tentang Zenika Aurora, cewek itu pernah menjuarai MMA waktu ia masih kelas 10. Memang Zeni itu bodoh dalam hal belajar, tetapi tidak dengan fisik dan mental.
"Oh iya, gue mau ikut MMA lagi loh" Ujar Zeni dengan semangat.
Ucapan gadis itu dapat membuat semuanya terkejut. Bagaimana tidak, terakhir kali Zeni menang MMA itu, ia hampir sekarat di rumah sakit. Dan sekarang ia mau ikut lagi? Benar-benar gila.
"Lo jangan bercanda" Ucap Jeccki.
"Gue gak bercanda, gue pengen ikut lagi, bosen gue gak ada kerjaan" Ucap Zeni santai.
"Lo kan bisa belajar Zeni, Lo ingatkan waktu itu Lo sampai sekarat" Tutur Jeccki.
"Gue gak suka belajar, itu gak masuk ke otak gue" Ketus Zeni. Ia sangat tidak suka kalau di suruh belajar.
"Ya iyalah, otak Lo kan gak ada" Ucap Ariel dengan entengnya.
"Apa Lo bilang, mau gue tentang pala Lo?" Ucap Zeni memandang horor Ariel.
Cowok itu menelan ludahnya susah payah, sepertinya ia telah membangunkan macan yang sedang tertidur pulas.
"Ha ha tak tau, Zeni-nya udah marah " Ucap Gevin menggoyang-goyangkan telunjuknya di depan wajah Ariel.
"Diem Lo!" Ketus Ariel. Sungguh teman gak ada akhlak, orang sudah ketakutan Gevin malah menambahinya.
**
"Guys gue pulang duluan" Ucap Zeni yang sudah naik di motornya.
"Lo gak ke besecam?" Tanya Arsen.
"Nggak, gue mau latihan" Ucap Zeni melajukan motornya dengan kencang.
"Tuh orang susah banget sih di bilangin" Celutuk Jeccki yang mentap ke pergian Zeni.
Menempuh waktu 25 menit, akhirnya Zeni sampai di rumahnya, rumah hadiah dari kakek dan neneknya. Gadis itu segera menuju ruangan khusus untuknya latihan fisik.
Zeni memulai dengan pemanasan terlebih dahulu, lalu melakukan Jump rope, Push up, setelahnya Shadowbox.
Banyak lagi latihan yang di lakukan Zeni, termasuk Heavy bag work. Gadis itu memukul, menendang, meninju samsak yang sudah tersedia di depannya.
Keringat tak berhenti bercucuran, entah ada masalah apa, sehingga Zeni memukul samsak dengan sekuat tenaga. Seolah menyalurkan rasa sakit di hatinya. Ia merasa akan ada sesuatu yang bakal terjadi.
Satu jam lamanya Zeni melakukan Heavy bag work, ada rasa lega setelah melakukan latihan itu.
Zeni terduduk di lantai, napasnya memburu, gadis itu meminum satu botol air mineral tanpa jeda.
Tringg..
Tringg..
Tringg..
Tringg..
Tringg..
Banyaknya notifikasi dari handphone gadis itu. Zeni segera meraih ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp. Ternya Elin yang mengirimnya pesan.
MySister❤️
Online|P
|P
|Zeni?
|Lo di mana?
|Papa marah besar Zen, barusan ada orang yang nganterin surat panggilan orang tua dari sekolah Lo. Katanya Lo sering bolos.Zeni membaca isi pesan tersebut, tetapi tidak berniat membalasnya. Ia mematikan handphonenya, kepalanya sangat sakit, gadis itu tau kalau bermain handphone sangat lama akan menyebabkan sakit kepala. Tetapi ia baru membuka handphone sebentar, belum sampai lima menit. Lalu kenapa rasanya sakit sekali.
Benarkan dugaannya, ada sesuatu yang akan terjadi. Setelah ini pasti akan lebih sakit lagi.
"Tuhan, tidak bisakah aku bahagia?" Lirih Zeni. Gadis itu memegang kepalanya, serasa di tusuk beribu-ribu duri yang sangat menyakitkan.
"Sampai kapan? Rasanya aku sudah tidak tahan. Ini sakit tuhan" Zeni memukuli kepalanya, semuanya terasa sakit. Kepalanya, begitupun dengan hatinya.
|•|•|•|
Update guys.
Jangan lupa vote-nya yah.
Thanks.
See you>

KAMU SEDANG MEMBACA
ZENIKA [SELESAI]
ЮморCita-cita gue cuman satu, Yaitu berteman dengan hantu. _-- Bukan cerita tentang hantu, tetapi cerita tentang cewek tomboy yang menggemari dan mengidolakan hantu. Zenika Aurora, Cewek tomboy yang lain dari yang lain. Hidupnya sangat tertutup, selalu...