CHAPTER 28

2.8K 295 20
                                    

SELAMAT MEMBACA
^^
----

"kyaaaaaakk"

"Astaghfirullah"

"Anjir"

"Setan"

Pletak.

"Astaghfirullah geblek"

"Oh iya, astagfirullah"

"Lo ngagetin aja sih temannya hantu!" Ucap kesal Gevin. Sedangkan cewek itu hanya cengengesan. Siapa dia? Tentu saja Zeni.

"Wah bagus tuh Lo panggil gue temannya hantu, gue suka. Lanjutkan!" Balas Zeni dengan hati yang berbunga-bunga.

"Fiks, dia gila!" Celutuk Ariel.

"Oh ya, kalian bolos kan. Hayooo ketahuan! Bilangin pak Memet ahk!!" Tuduh Zeni yang masih berada di pintu rooftop.

Kini semua anggota inti RESPECT sedang berada di rooftop sekolah. Menikmati hembusan angin yang menerpa kulit.

"Pale lu bolos, Lo pikir kita tuh kayak Lo?" Ucap Arsen yang menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa.

"Sekarang tuh lagi jam kosong, makanya jangan terlambat mulu, gak tau kan Lo gimana keadaan kelas" Tambahan Jeccki.

"Nyenyenyenye" Ejek Zeni. "Bilang aja kalian iri sama gue, iya kan?" Celutuk gadis itu.

"Iri gimana Zeni? Lo yang bener aja?" Tanya Gevin dengan heran.

"Tau tuh, makin gak waras cewek Lo Jecc!" Ucap Ariel menatap ke arah Jeccki.

"Cewek, cewek, mau gue tendang pala Lo?" Ucap Zeni dengan garang.

"Ampun Zen, bercanda doang!" Lirih Ariel yang mendapat gelak tawa dari teman-temannya kecuali Jessen, cowok itu hanya diam seraya memainkan handphonenya.

"Dah ahk, gak like gabung sama kalian" Ucap Zeni kemudian pergi meninggalkan teman-temannya yang masih setia di rooftop.

"Woy, Lo mau ke mana?" Teriak Jeccki.

"Kemana aja, yang penting gue bahagia!" Balas teriak Zeni sambil melanjutkan langkahnya. "Tapi sayangnya, gak ada tempat buat gue bahagia di dunia ini" Tambah gadis itu dalam hati sambil mengukir senyum di wajahnya.

Zeni terus saja berjalan hingga ia sampai di taman belakang sekolah, gadis itu duduk di salah satu kursi yang tersedia di taman itu. Menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dengan sesekali memijit pelipisnya yang terasa sakit.

Zeni diam memandang lurus ke depan, pikirannya berkecamuk, sehingga kepalanya terasa pusing.

"Hay!"

Mendengar ada yang menyapanya, Zeni mendongak dan mendapati Alex yang berdiri di sampingnya.

"Ngapain Lo?" Tanya Zeni.

"Boleh gue duduk?" Tanya Alex. Namun belum sempat Zeni menjawab, cowok itu sudah duduk di samping Zeni.

"Gak boleh, pergi Lo jauh-jauh" Ketus Zeni.

"Galak banget sih" Cicit Alex. "Jalan-jalan yuk" Ajak cowok itu.

Zeni melirik Alex sekilas, ia heran saja dengan Alex murid SMA BHINNEKA yang baru tiga hari bersekolah di sini. "Hmm? Gimana kalau jalan-jalannya ke rumah kosong, nyarik hantu?" Ucap Zeni. Kan lumayan, ada yang nemenin gue nyarik hantu. Pikir gadis itu.

"Gak usah nyarik hantu deh, gue beliin boneka hantu aja. Gimana? Terserah Lo mau berapa" Ucap Alex yang menatap cewek di sampingnya dengan hangat.

Zeni berpikir sejenak, ia pengen sekali mencari hantu, tetapi ini cowok nawarin boneka hantu, malah terserah mau berapa lagi. Setelah lama bergulat dengan pikirannya, Zeni pun akhirnya menyetujui tawaran Alex.

ZENIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang