CHAPTER 51

3.5K 351 28
                                    

Keyakinan merupakan suatu pengetahuan di dalam hati, jauh tak terjangkau oleh bukti.

_Zenika Aurora_

SELAMAT MEMBACA
^^
----

Hari begitu cepat berganti, setelah beberapa Minggu belajar seperti biasa, kini seluruh siswa-siswi SMA BHINNEKA akan menghadapi ujian kenaikan kelas.

Syifa, setelah kejadian di taman belakang sekolah itu, ia menjadi cewek yang pendiam. Gadis itu kembali lagi seperti kehidupannya yang dulu, tidak pernah keluar rumah kecuali ke sekolah. Datang paling awal, dan pulang paling lambat. Berbicara hanya yang penting saja, menyendiri adalah rutinitasnya. Tidak bergaul dengan orang-orang adalah hari-harinya. Gadis itu hanya fokus untuk mengahadapi ujian semester dua.

Begitupun dengan Zeni, gadis itu memanfaatkan waktu yang tinggal beberapa Minggu saja untuk terus belajar. Ia tidak mengenal lagi yang namanya istirahat, bahkan mengurus dirinya saja jarang. Makannya pun sudah tidak teratur lagi. Mengingat ini adalah kesempatan terakhir dari Papanya, Zeni tidak ingin gagal dan akhirnya harus berpisah dengan kakaknya. Tak jarang gadis itu merasakan seluruh badannya terasa sakit, apalagi kepalanya. Itu adalah bagian yang sering membuatnya merasa kesakitan. Tetapi Zeni tidak pernah menyerah, ia selalu mengabaikan rasa sakit itu seolah-olah ia baik-baik saja. Ia tau, kepalanya sakit akibat terlalu banyak belajar dan berpikir.

Rika dan Anessa semakin dekat dengan anggota RESPECT, mereka selalu pergi nongkrong sehabis pulang sekolah dan sering jalan-jalan saat malam. Tak jarang juga Anggota RESPECT berkelahi dengan Anggota Luce yang memang selalu nongkrong di pinggir jalan yang lumayan sepi. Mereka selalu pulang dengan lebam-lebam di wajah masing-masing.

Alex, selama beberapa Minggu ini cowok itu sama sekali tidak terlihat. Entah kemana perginya cowok itu tidak ada yang tahu. Zeni pernah sekali bertanya kepada Pak Memet tentang kemana hilangnya Alex. Tetapi guru itu menggeleng pertanda ia tidak tahu. Zeni heran, apakah pihak sekolah tidak menindak lanjuti kasus ini? Bahkan Alex tidak masuk sekolah selama berminggu-minggu, sedangkan peraturan di SMA BHINNEKA kalau tidak masuk selama 3 hari berturut-turut tanpa keterangan akan mendapat panggilan orang tua.

"Semangat ujiannya" Beo Syifa saat membaca tulisan di kertas yang di tunjukkan Zeni dari jendela kelasnya yang berada di lantai atas. Gadis itu menulis besar-besar hurufnya agar Syifa dapat membacanya.

Syifa tersenyum di barisan, sekarang mereka sedang melaksanakan upacara bendera. Gadis itu mengacungkan jempolnya ke arah Zeni.

Rika yang berbaris di samping Syifa mengikuti arah pandang gadis itu. "Alay!" Celutuk Rika yang bisa di dengar oleh Syifa. Tetapi Syifa sama sekali tidak menanggapi, hanya buang-buang waktu meladeni cewek seperti Rika.

"Merika Avanka harus menderita!!"

Kedua gadis itu sama-sama membaca kertas yang kembali Zeni tunjukkan, tak lupa gadis itu menjulurkan lidahnya ke arah Rika. Syifa tertawa pelan, lalu mengacungkan lagi jempolnya. Sedangkan Rika mengepalkan kuat tangannya menahan emosi.

"Diam Lo!" Refleks Rika mengucapkan itu sehingga tatapan mata tertuju padanya.

"Siapa itu?" Tanya kepala sekolah yang sedang menyampaikan amanat di depan sana.

"Rika Pak," Jawab cepat Syifa yang membuat Rika menatap tajam gadis itu.

"Kedepan!" Perintah Pak Bahar. Dengan emosi memuncak, cewek itu berjalan ke depan. Pak Bahar menyuruhnya berdiri di sampingnya sampai upacara selesai. Rika menahan malu di depan semua warga SMA BHINNEKA. Syifa tertawa puas, dan Zeni yang bisa mendengar pun ikut tertawa.

ZENIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang